nusabali

Desa di Kintamani Terpapar Abu Vulkanik Agung

  • www.nusabali.com-desa-di-kintamani-terpapar-abu-vulkanik-agung

Sejumlah desa di Kecamatan Kintamani, Bangli terpantau terpapar abu vulkanik Gunung Agung. Paparan abu disertai pasir dirasakan oleh warga desa pada Kamis (10/1) malam.

BANGLI, NusaBali

Camat Kintamani, I Wayan Dirgayusa, mengatakan sekitar pukul 20.00 Wita menerima laporan dari beberapa perbekel  yang wilayahnya terdampak abu vulkanik meliputi Batur, Kintamani, Abang Batudingding, Satra, Dausa, Sukawasa, Bantas, dan Selulung.

Camat Dirgayusa mengatakan, masih ada desa lain yang terdampak hanya saja paparan abu tidak terlalu keras. Desa Batur, Desa Kintamani, dan Desa Abang Batudinding yang abunya cukup tebal. “Tanaman warga tertutup abu,” ungkapnya, Jumat (11/1). Camat Dirgayusa juga menerima laporan dari Desa Belandingan dan Desa Siakin yang terdampak abu. “Perkiraan kami Desa Pinggan juga kena, hanya belum ada laporan. Desa di balik bukit tidak terdampak karena arah angin,” ungkapnya.

Camat Dirgayusa mengimbau warga agartidak panik menghadapi situasi tersebut. “Kami sudah sampaikan imbauan kepada masyarakat melalui kepala dusun masing-masing. Sejauh ini kondisi aman,” sebutnya. Terpisah,

anggota Sat Lantas Polres Bangli bagi-bagi masker di seputaran obyek wisata Penelokan, Kintamani. Sebanyak 200 buah masker dibagikan kepada warga sekitar serta wisatawan yang ada di obyek tersebut. Kasat Lantas Polres Bangli, AKP I Nengah Sona, menerangkan bbagi-bagi masker untuk memberikan rasa nyaman bagi warga lokal maupun wisatawan yang datang ke Kintamani.

Sementara pasca-erupsi Gunung Agung, muncul lima kali hembusan berupa asap putih. Erupsi yang terjadi tidak membuat warga panik, selain tidak terlihat secara visual karena gunung tertutup awan tebal. Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi) Kementerian ESDM, Devy Kamil Syahbana, menjelaskan erupsi itu mirip dengan erupsi yang terjadi pada Minggu (30 Desember 2018) disertai mengeluarkan abu tipis, menyebabkan hujan abu di sejumlah tempat.

Erupsi kali ini tidak bisa dipantau secara visual, hanya bisa disimak berdasarkan catatan citra satelit BMKG dan AAC Darwin. Erupsi mengeluarkan material kerikil, abu, dan pasir, mengarah ke Desa Ban dan Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, setinggi 1.500-2.000 meter dari permukaan kawah. “Belum ada indikasi akan terjadi erupsi lebih besar,” kata Devy Kamil Syahbana. Sementara Kepala Bagian Tata Usaha PVMBG Kementerian ESDM, I Gede Suantika, mengatakan Gunung Agung ibarat soda pop, kalau dikocok keluar gas beserta cairan. *es, k16

Komentar