nusabali

Rapat Fraksi Golkar Diboikot Gunawan

  • www.nusabali.com-rapat-fraksi-golkar-diboikot-gunawan

Rapat Fraksi Golkar DPRD Bali cuma dihadiri 5 anggota: Made Dauh Wijana, Putu Yuliartini, Wayan Rawan Atmaja, Nyoman Wirya, dan IB Gede Udiyana

Cuma Dihadiri 5 Anggota


DENPASAR, NusaBali
Fraksi Golkar DPRD Bali di bawah ketuanya yang baru, I Made Dauh Wijana, menggelar rapat perdana, Jumat (11/1) siang. Rapat yang digelar di Ruang Fraksi Golkar Gedung DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar mulai pukul 11.00 Wita tersebut ‘diboikot’ I Wayan Gunawan, mantan ketua fraksi yang digu-lingkan dari jabatannya oleh DPD I Golkar Bali per 8 Januari 2019 lalu.

Dari 11 anggota Fraksi Golkar DPRD Bali, 6 orang di antaranya tidak hadir dalam rapat fraksi kemarin. Termasuk Wayan Gunawan (politisi senior asal Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Bangli yang kini Ketua DPD II Golkar Bangli) dan I Ketut Suwandhi (politisi senior asal Banjar Belaluan Sad-merta, Desa Dangin Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Utara yang kini menjabat Ketua Komisi II DPRD Bali).

Selain mereka, anggota yang juga absen dalam rapat perdana fraksi di bawah kepemimpinan Made Dauh Wijana adalah Nyoman Sugawa Korry (politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang kini Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar sekaligus  Sekretaris DPD I Golkar Bali), IB Pada Kusuma (politisi Golkar asal Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung yang duduk di Komisi III DPRD Bali), Ida Gede Komang Kresna Budi (politisi asal Desa Liligundi, Kecamatan Buleleng yang kini Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Bali), dan I Made Suardana (politisi asal Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana yang mantan Ketua DPD II Golkar Jembrana).

Sedangkan anggota Fraksi Golkar yang hadiri rapat hanya 5 orang, masing-masing Made Dauh Wijaya (politisi asal Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar yang juga Ketua DPD II Golkar Gianyar), I Nyoman Wirya (politisi asal Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan yang kini duduk di Komisi II DPRD Bali), Wayan Rawan Atmaja (politisi Golkar asal Kelurahan Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang kini duduk di Komisi IV DPRD Bali), Ni Putu Yuliartini (Srikandi Golkar asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang putri dari mantan Bupati Karanbgasem, I Wayan Geredeg), dan IB Gede Udiyana (politisi Golkar asal Sanur, Denpasar Selatan yang kini duduk di Komisi III DPRD Bali),

Wayan Gunawan tidak menghadiri rapat perdana Fraksi Golkar di bawah pimpinan Dauh Wijana, tanpa ada alasan yang jelas. Ponselnya tidak aktif ketika muncul tanda-tanda bakal ada rapat perdana Fraksi Golkar DPRD Bali pasca penunjukan Dauh Wijana. Itu sebabnya, Gunawan disebut-sebut sengaja ‘memboikot’ rapat fraksi perdana. Sedangkan 5 anggota Fraksi Golkar DPRD Bali lainnya yang absen, disebutkan ada konfirmasi mengenai ketidakhadiran mereka.

Menurut Dauh Wijana, sebenarnya semua anggota Fraksi Golkar DPRD Bali yang seluruhnya berjumlah 11 orang (kecuali Gunawan tidak bisa dihubungi), sudah tahu agenda rapat. Namun, sebagian dari mereka tak bisa hadir karena berbagai alasan. Ada yang absen karena kegiatan adat, ada yang masih dalam perjalanan pulang dari kunjungan luar daerah.

“Seperti Pak Made Suardana, tidak bisa hadir karena masih berada di luar daerah dan tiket pesawatnya pukul 14.00 Wita. Sedangkan Pak Ketut Suwandhi sejak kemarin (Kamis) menyampaikan belum bisa hadir karena masih di luar daerah,” ungkap Dauh Wijana.

Bagaimana dengan IB Pada Kusuma? “Kalau Gus Pada Kusuma sudah saya telepon, katanya ada kegiatan ngaben di Desa Mambal. Sedangkan Pak Sugawa Korry sedang ada kegiatan di Buleleng. Jadi, kita sudah sampaikan dan mereka tahu ada undangan rapat,” papar Dauh Wijana, yang ketiban durian runtuh ditunjuk jadi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali menjelang jabatannya habis, September 2019 mendatang.

Mengenai ketidakhadiran Gunawan, menurut Dauh Wijana, pihaknya akan merangkul yang bersangkutan. “Kita pahamlah suasana kebathinan dia (Gunawan). Mungkin di Fraksi Golkar dan Partai Golkar, Pak Gunawan adalah teman saya paling lama. Kalau pun ada keputusan partai yang berbeda, kami harus jalankan. Kita sama- sama koordinasi. Beliau itu senior. Kita minta masukan apa yang harus saya lakukan nanti,” tandas Dauh Wijana.

Kenapa tidak telepon Gunawan? “Kalau saya telepon, akan ada bias. Suatu saat nanti saya akan ketemu beliau. Prinsipnya, tidak ada ketegangan. Nggak perlu antisipasi berlebihan. Mau tak mau kita harus lakukan pertemuan,” lanjut alumnus Fakultas Teknik Unud yang baru saja menyelesaikan program S3 di Unud ini.

Wayan Gunawan sendiri sebelumnya digulingkan dari jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali melalui rapat harian partai di bawah pimpinan Plt Ketua DPD I Golkar Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, 8 Januari 2019 lalu. Gunawan disebut-sebut dicopot karena aksi gebrak meja saat rapat beberapa waktu lalu, ketika gencar isu Musdalub Golkar untuk memilih Ketua DPD I Golkar Bali definitif pasca pelengseran Ketut Sudikerta akibat terseret sebagai tersangka kasus dugaan penipuan jual beli tanah senilai Rp 150 miliar. Sebelum digulingkan, Gunawan sudah tiga kali periode menjabat Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019).

Sementara itu, rapat perdana Fraksi Golkar DPRD Bali di bawah pimpinan Dauh Wijana, Jumat kemarin, digelar secara tertutup. Usai rapat, langsung digelar jumpa pers. Namun, yang boleh bicara hanya satu pintu yakni Dauh Wijana. ”Langsung dengan Ketua Fraksi Pak Dauh Wijana,” ujar Wayan Rawan Atmaja, satu dari lima anggota Fraksi Golkar yang hadir.

Dalam kesempatan itu, Dauh Wijana mengatakan Fraksi Golkar menggelar rapat sebagai persiapan jelang pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Desa Adat dan pembahasan masalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD). “Dalam rapat perdana ini tidak ada istilah Fraksi Golkar terbelah. Itu sudah terbantahkan dengan alasan-alasan ketidakhadiran rekan-rekan kita. Jadi, kita sekarang fokus tugas-tugas di DPRD Bali. Kita dalam kondisi yang sangat solid,” tandas Dauh Wijana.

Dauh Wijana menyebutkan, hasil koordinasi semuanya berjalan dengan baik. “By koordinasi semuanya berjalan baik. Bagi saya, ini menjalankan amanah. Apa pun keputusan partai, kita laksanakan, tidak ada kepentingan apa apa. Saya sampaikan kepada teman-teman, mari kita jaga kebersamaan dalam melaksanakan tugas ini,” papar Wijana yang baru beberapa bulan duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar, menggantinan Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah yang maju tarung sebagai Calon Bupati Gianyar ke Pilkada 2018.

Ditanya apakah keanggotaan Fraksi Golkar di Komisi-Komisi DPRD Bali tidak akan direvitalisasi, menurut Dauh Wijana, tidak ada keputusan partai untuk rolling anggota komisi. Masalahnya, ini sudah mau akhir masa jabatan. “Rencananya, kami undang induk partai, 14 Januari 2019 nanti. Kita telepon induk partai, karena kita mau sampaikan pandangan umum fraksi untuk agenda sidang DPRD Bali,” tegas Dauh Wijana. *nat

Komentar