nusabali

Bantuan Ogoh-ogoh di 2019 Naik Tipis

  • www.nusabali.com-bantuan-ogoh-ogoh-di-2019-naik-tipis

Pemerintah Kabupaten Badung bakal kembali mengucurkan bantuan kepada sekaa teruna (ST) untuk pembuatan ogoh-ogoh menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941.

MANGUPURA, NusaBali

Nilainya naik tipis ketimbang tahun lalu. Jika pada 2018 bantuan senilai Rp 23 juta untuk setiap ST, pada tahun ini bantuan yang akan diberikan sebesar Rp 24 juta. Bantuan ogoh-ogoh ini akan diberikan kepada seluruh ST yang ada di Gumi Keris.

“Di Badung tetap melaksanakan lomba ogoh-ogoh untuk perayaan Hari Raya Nyepi. Karena itu dana peningkatan kreativitas, salah satunya untuk pembuatan ogoh-ogoh kami berikan lagi kepada seluruh ST. Di Badung total ada 534 ST,” kata Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung Ida Bagus Anom Bhasma, Kamis (10/1).

Besaran bantuan yang akan diberikan senilai Rp 24 juta, sedangkan tahun sebelumnya sebesar Rp 23 juta. “Jadi bantuan ini diberikan sebagai bentuk dukungan dan peningkatan kreatifvtas generasi muda dalam melestarikan seni, adat, budaya, dan agama Hindu Bali,” tegasnya.

Saat ini Dishub masih melakukan pendataan dan verifikasi calon penerima bantuan. Untuk memudahkan pendataan seluruh ST di Badung diminta secepatnya melengkapi dan mengumpulkan segala persyaratan administrasi yang diperlukan. Persyaratan administrasi tersebut dikumpulkan di Kantor Disbud Badung.

“Ditargetkan bantuan sudah cair pada Februari 2019. Sekarang ST masih mengumpulkan persyaratan,” tandas Anom Bhasma sembari berharap semua ST dapat menyalurkan kreativitasnya dalam pembuatan ogoh-ogoh.

Pejabat asal Desa Taman, Kecamatan Abiansemal, ini menambahkan, ogoh-ogoh yang selesai dibikin selanjutnya akan dinilai. Ogoh-ogoh akan dinilai mulai dari segi bahan, cara pembuatan hingga hasil akhirnya.

Meski begitu, secara rinci untuk persyaratan dan ketentuan ogoh-ogoh masih digodok Disbud Badung. Namun, Anom Bhasma memastikan bahwa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pembuatan ogoh-ogoh adalah harus menggambarkan sosok buta kala, tidak bermuatan politik, tidak mengandung unsur pornografi, berbau SARA, dan tidak menggunakan bahas styrofoam. “Ada ketentuan dan persyaratannya nanti. Sekarang persyaratan ini sedang dibahas dan dimatangkan oleh tim,” imbuhnya.

Ogoh-ogoh ini sesuai tradisi akan diarak keliling desa pada saat malam pangerupukan atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Nah, mengenai masalah pengamanan pihaknya akan menyerahkan kepada masing-masing desa adat. “Kami mengimbau supaya malam pangerupukan berjalan lancar dan aman, mengingat saat ini dalam suasana tahun politik,” imbau Anom Bhasma. *asa

Komentar