nusabali

Fenomena Pergerakan Semu, Matahari Terbit Lebih Lambat 20 Menit di Bali

  • www.nusabali.com-fenomena-pergerakan-semu-matahari-terbit-lebih-lambat-20-menit-di-bali

Belakangan ini cuaca di Bali sedikit tidak menentu, udara terasa panas dan gerah berlebihan.

Dampaknya Kenaikan Suhu Meningkat Drastis


MANGUPURA, NusaBali
Penyebabnya ternyata fenomena alam yang disebut pergerakan semu matahari. Akibat fenomena ini, matahari terbit dan terbenam lebih lambat yang mengakibatkan paparan sinar matahari lebih banyak. Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, fenomena ini terjadi dari Desember hingga Maret mendatang.

Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar Imam Faturahman, menerangkan panas dan gerah yang dirasakan masyarakat saat ini karena perputaran matahari posisinya sedang berada di selatan ekuator (garis katulistiwa). Hal ini menyebabkan paparan sinar matahari lebih lama di bumi bagian Selatan termasuk wilayah Bali. Sementara, di bumi bagian Utara mengalami matahari terlambat terbenam.

Dijelaskan Imam, bahwa matahari terbit pada umumnya dan dirasakan oleh masyarakat pada pukul 06.05 Wita. Tapi, kali ini mengalami keterlambatan 20 menit menjadi pukul 06.25 Wita. Sebaliknya, saat matahari terbenam, mengalami keterlambatan pula. Sejatinya pada pukul 18.00 Wita, tapi menjadi pukul 18.50 Wita. “Sehingga, kita mengalami paparan sinar matahari yang lebih banyak. Hal inilah yang memicu cuaca panas,” jelas Imam saat dikonfirmasi, Kamis (10/1) siang.

Imam merinci, fenomena pergerakan semu matahari ini terjadi mulai Desember hingga di ujung musim penghujan yang diperkirakan pada Maret mendatang. Siklus pergerakan matahari akan lebih lama terjadi di Bali dan wilayah Selatan ekuator lainnya. Dampaknya, wilayah Selatan lebih hangat dan ditambah pergerakan angin yang disebut Moonson Asia yaitu dari Utara ke Selatan yang menyebabkan tekanan udara menjadi kecil karena membawa uap air.

Kisaran suhu yang terjadi saat ini lebih intens pada 28–30 derajat. Biasanya, terjadi dalam kisaran 22–35 derajat. “Untuk suhu dikategorikan meningkat pada kisaran 28–30 derajat tadi. Padahal, saat ini kan sudah di musim penghujan,” urainya.

Imam menghimbau, karena ini masih musim hujan, agar masyarakat selalu mempersiapkan diri untuk hal yang tidak diinginkan semisal adanya berbagai musibah alam seperti yang terjadi di Jembara ada banjir bandang, kemudian di Karangasem ada longsor. Memang di musim penghujan kandungan air akan lebih banyak. Nah, untuk wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung drainase dipersiapkan untuk menampung intensitas air hujan yang semakin tinggi. Apalagi puncaknya di Februari mendatang. Selain itu, untuk nelayan yang beraktivitas di laut diminta memperhatikan keselamatan karena adanya gelombang kisaran 2 – 3, 5 meter. Bahkan, di Selat Bali dan Lombok tinggi gelombang berada di kisaran 0,5 – 2,5 meter. “Kami mengimbau agar masyarakat selalu berhati-hati saat beraktivitas terutama nelayan, karena adanya perubahan angin yang lumayan kencang dan gelombang tinggi,” ujarnya. *dar

Komentar