nusabali

Bayi Laki-Laki Dibuang di Depan TPA

  • www.nusabali.com-bayi-laki-laki-dibuang-di-depan-tpa

Diperkirakan proses persalinan yang dilakukan belum satu jam dan langsung sang jabang bayi dimasukkan kardus.

Ditaruh di Kardus, ‘Dibekali’ Rp 200 Ribu


SINGARAJA, NusaBali
Warga Jalan Parikesit, Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan/Kabupaten Buleleng digegerkan dengan penemuan bayi laki-laki pada Rabu (9/1) pukul 06.30 WITA. Bayi malang itu ditemukan dalam keadaan menangis di tengah kardus yang diletakkan di depan pintu pagar Tempat Penitipan Anak (TPA) Lila Hita, dengan bekal Rp 200 ribu.

Bayi laki-laki itu pertama kali ditemukan oleh Made Arsana, 57, dan istrinya Nyoman Garneli, 53, warga setempat.  Arsana menjelaskan sekitar pukul 05.30 WITA, ia dan istrinya terbiasa olahraga pagi dan jalan-jalan sekitar Jalan Parikesit. Namun Rabu pagi sedikit berbeda, saat akan melintas di depan TPA Lila Hita, dari kejauhan keduanya mendengar suara tangisan bayi.

Arsana dan istrinya kemudian melihat sebuah kardus yang tidak lazim di depan pagar TPA Lila Hita. Ia dan istrinya pun langsung curiga dan mendekat, ternyata suara tangisan bayi itu semakin kencang. “Awalnya istri saja yang duluan dengar kayak ada bayi yang nangis, kami curiga karena lihat ada kardus di depan pagar, saat didekati ternyata benar di dalamnya ada bayi. Istri saya langsung angkat bayi itu, sementara saya lari ke rumah Pak Kaling, kebetulan dekat dari lokasi,” tutur Arsana.

Saat ditemukan, bayi itu berada dalam kardus yang sangat kecil dengan leher tertekuk dan tali pusar yang belum dipotong dililitkan di lehernya. Bayi malang itu dibungkus dengan dua kain dan ditutup dengan handuk coklat. Di dalam kardus, juga ditemukan uang tunai Rp 200 ribu yang diduga sengaja ditinggalkan orangtua bayi untuk bekal bayi malang itu. Sejumlah bagian badannya pun disebut Arsana masih berisi darah segar.

Temuan bayi itu kemudian langsung dibawa ke RU Kertha Usada Buleleng untuk mendapatkan perawatan medis, diantar langsung saksi Garneli. Di rumah sakit, tim medis langsung melakukan perawatan dengan memotong tali pusarnya yang masih dililitkan di leher dengan panjang hampir satu meteran, dan sempat dimasukkan ke inkubator.

Satuan Pengawas Internal, RS Kertha Usada, Meri Putriani mengatakan bayi malang yang dibuang orangtuanya itu dalam kondisi sehat, dengan berat 3,3 kilogram dan panjang 52 sentimeter. “Sempat dihangatkan karena ditemukan di ruangan tertutup, tetapi kondisinya sangat sehat, minum susunya juga banyak,” ungkap dia yang ditemui di RS Kertha Usada.

Dari ciri-ciri bayi saat ditemukan, diduga proses kelahiran dilakukan sendiri oleh orangtua bayi malang itu. Hal tersebut dinilai Meriani dikuatkan dengan ujung tali pusat yang potongannya tak beraturan. Hanya saja ibu bayi itu disebut cukup pintar, karena membelitkan tali pusarnya di leher, sehingga tidak terjadi pendarahan pada bayi. “Kalau dilihat dari bayinya yang masih ada darah segar, bau khas air ketuban mekoniumnya juga masih baru, paling baru lahir 30 menitan sebelum ditemukan,” kata Meri yang juga warga jalan Parikesit, Kelurahan Banjar Tegal.

Sementara itu Kapolsek Kota Singaraja, Kompol AA Wiranata Kusuma, seizin Kapolres Buleleng, AKBP Suratno, dari hasil temuan pembuangan bayi itu pihaknya sudah melakukan penyelidikan dan mengamankan bayi malang itu. Sejauh ini pihaknya pun mengaku sudah memeriksa sejumlah tempat melahirkan di Buleleng dan sejumlah tempat mencurigakan yang berpotensi terkait dengan kasus pembuangan bayi ini.

“Pelakunya masih dalam lidik, kami belum temukan indikasi, tetapi sejumlah tempat sudah kami periksa termasuk yang dicurigai, mudah-mudahan cepat tertangkap pelakunya. Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk penanganan keberadaan bayi ini,” kata Kompol Wiranata.

Sedangkan dari pihak Dinas Sosial Kabupaten Buleleng langsung menyambangi bayi ke rumah sakit begitu mendapat laporan. Kasi Pelayanan Anak dan Lansia Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Niken Puji Astuti Tri Utami, mengatakan sementara bayi malang itu dalam pengawasannya. “Karena ini termasuk bayi telantar, kami berkewajiban untuk merawatnya. Sementara masih di rumah sakit dulu sampai kondisinya benar-benar stabil, sambil menunggu proses penyelidikan dari kepolisian,” ungkap Niken.

Selanjutnya pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan Yayasan Metta Mama Magha di Denpasar untuk tempat perawatan bayi. Niken pun tak menampik jika bayi itu dapat diadopsi. Hanya saja sejauh ini kewenangannya ada di Dinas Sosial Provinsi Bali. “Kalau adopsi ada prosedurnya yang harus diikuti, silakan saja bagi masyarakat yang berkeinginan, bisa langsung datang ke kantor, biar nanti kami jelaskan prosedurnya,” jelas dia. *k23

Komentar