nusabali

Gunawan Dicopot dari Ketua Fraksi Golkar

  • www.nusabali.com-gunawan-dicopot-dari-ketua-fraksi-golkar

Jabatan Ketua Fraksi Golkar yang sudah dipegang sejak 2004 dialihkan ke Dauh Wijana, Gunawan tuding Demer semena-mena

Prosesnya Tanpa Pleno DPD I Golkar Bali


DENPASAR, NusaBali
Aksi gebrak meja saat rapat harian di Kantor Sekratariat DPD I Golkar Bali yang dilakukan oleh Ketua DPD II Golkar Bangli, I Wayan Gunawan, beberapa waktu lalu, berbuah sanksi. Wayan Gunawan dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali 2014-2019, per Selasa (8/1).

Informasi yang dihimpun NusaBali, Rabu (9/1), Wayan Gunawan dicopot dari kursi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali setelah disebut-sebut ada rapat harian di Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Rabu (2/1) lalu. Dalam rapat harian itu muncul keputusan DPD I Golkar Bali untuk mencopot Gunawan dari jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali.

Gunawan ‘digulingkan’ setelah selama 15 tahun menjadi komandan Fraksi Golkar DPRD Bali, sejak 2004. Yang ditunjuk menggantikan Gunawan sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali adalah I Made Dauh Wijana, politisi asal Dsa/Kecamatan Tegallalang yang kini Ketua DPD II Golkar Gianyar. Dauh Wijana sendiri baru beberapa bulan duduk di Fraksi Golkar DPRD Bal Dapil Gianyar, menggantikan Tjokorda Raka Kerthyasa yang mundur karena maju sebagai Calon Bupati Gianyar di Pilkada 2018.

Sekadar dicatat, saat terjadi gejolak isu Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) yang digulirkan para Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali pasca Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menjabat Plt Ketua DPD I Golkar Bali menggantikan Ketut Sudikerta, hanya Dauh Wijana yang tidak ikut mengusulkan Musdalub. Dauh Wijana condong mendukung Demer.

Hanya saja, hingga Rabu kemarin belum diumumkan nama Dauh Wijana sebagai pengganti Gunawan jadi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali. Meski demikian, pelengseran Gunawan ini kontan memicu gejolak baru di internal Beringin. Padahal, isu Musdalub untuk memilih Ketua DPD I Golkar Bali definitif guna menggantikan Ketut Sudikerta yang terseret sebagai tersangka kasus dugaan penipuan jual beli tanah Rp 150 miliar, sudah sempat reda.

Gunawan seniri menuding Demer selaku Plt Ketua DPD I Golkar Bali sewenang-wenang. Sebab, sebelumnya tidak pernah ada rapat pleno soal pen-copoton dirinya dari kursi Ketua Fraksi Golkar Bali. Bukan hanya Gunawan, Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, juga geram. Pasalnya, selain tidak ada pleno, dirinya selaku Ketua Bidang Organisasi dan Daerah tak pernah dilibatkan dalam pembahasan pergantian Gunawan.

Saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu kemarin, Gunawan mengaku belum ada menerima surat pergantian dirinya sebagai Ketua Fraksi Golkar Bali. Politisi senior Golkar asal Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Bangli ini mengatakan tidak kecewa jabatannya dialihkan ke Dauh Wijana.

Namun, Gunawan melihat proses pergantian ini tidak sesuai dengan mekanisme partai. Ada kesewenang-wenangan, karena peraturan organisasi tidak dilaksanakan. “Saya tidak kecewa tak diberikan jabatan. Tapi, mekanisme dan prosesnya sewenang-wenang, tangan besi. Anda (wartawan) bisa menilai kinerja seorang Gunawan selama ini. Sekarang, seorang Gunawan mendadak diberhentikan tanpa alasan,” sergah Gunawan yang juga Wakil Ketua Komisi I DPRD Bali.

Gunawan menyatakan pencopotan ini mirip dengan pelengseran Ketut Sudikerta sebagai Ketua DPD I Golkar Bali. “Sudikerta tidak pernah dipang-gil, tiba-tiba dicopot. Inilah cara-cara tangan besi. Saya tidak apa-apa, saya malah santai, tidak lagi beban kerja,” tandas politisi yang sudah empat kali periode duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Bangli ini. Namun, Gunawan mengaku tidak akan melawan atas pencopotan dirinya dari kursi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali.

Sementara, Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Wijaya, menyebutkan sesuai Peraturan Organisasi Nomor 04/DPP/Golkar/VII/2010 tentang tata hubungan partai dengan fraksi di DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, ketika dilakukan pengisian struktur dan pimpinan fraksi, harus melalui rapat pleno.

“Pimpinan fraksi ditunjuk oleh ketua umum, ketua partai sesuai dengan tingkatannya dalam rapat pleno. Tapi, ini tidak pernah ada rapat pleno. Tidak ada penetapan pergantian Gunawan dalam rapat pleno. Makanya, ini memang sudah tidak sesuai dengan mekanisme organisasi,” ujar Wijaya secara terpisah, Rabu kemarin.

Di sisi lain, Dauh Wijana mengakui memang ada pergantian Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali, di mana induk partai menunjuk dirinya menggantikan Gunawan. ”Saya masih di luar daerah, ada kunjungan kerja. Makanya, saya belum menerima keputusan partai menunjuk saya menjadi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali. Tapi, surat DPD I Golkar Bali itu dikirimkan kepada masing-masing anggota Fraksi Golkar mungkin. Coba saya cek. Saya belum tahu persis suratnya,” ujar mantan Sekretaris DPD II Golkar Gianyar ini.

Sementara itu, anggota Bidang Pemenangan Pemilu/Korwil Bali DPP Golkar, Dewa Made Widiasa Nida, mengatakan pencopotan Gunawan sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali merupakan bagian dari proses penyegaran. “Ya, memang Gunawan diganti. Itu proses penyegaran. Tanya ke Pak Demer saja, biar saya tidak salah,” ujar Dewa Nida saat dikonfirmasi NusaBali kemarin.

Sebaliknya, Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Demer, mengatakan pergantian Gunawan adalah revitalisasi internal Fraksi Golkar per 2 Januari 2018. Keputusan harian ini akan dibawa ke pleno. “Nanti ini diplenokan,” ujar Demer yang juga Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar.

Kenapa belum diplenokan, tapi Gunawan sudah diesekusi? “Lho, kenapa baru sekarang ada ditanya detail-detail tentang peraturan? Ini keputusan harian. DPD I Golkar yang memutuskan. Kewenangan DPD I Golkar memutuskan melalui rapat, bukan saya sendiri. Dulu-dulu nggak pernah ada yang nanya sedetail ini. Heran juga saya,” kilah Demer.

Ditanya apakah Gunawan dicopot karena aksi gebrak meja, menurut Demer, tidak seperti ini. “Cuma, seorang kader di daerah harusnya komunikasi dengan induk partai dengan baik, mulai DPD I Golkar hingga DPP Golkar. Sekali lagi, ini adalah revitalisasi dan penyegaran,” tandas politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang juga anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali tiga kali periode ini. *nat

Komentar