nusabali

Resmiyasa: Yang Undang Saya Ikut Besarkan Gerindra

  • www.nusabali.com-resmiyasa-yang-undang-saya-ikut-besarkan-gerindra

Caleg DPRD Bali dari Gerindra Dapil Denpasar, I Ketut Resmiyasa, telah ‘diadili’ DPD Gerindra Bali, Selasa (8/1).

‘Diadili’ karena Deklarasi CR21 for Jokowi


DENPASAR, NusaBali
Da diklarifikasi karena hadir dalam acara Deklarasi CR21 (Cok Rat Calon DPD RI Nomor 21) for Jokowi-Ma’ruf Amin, Minggu (6/1) malam. Ketut Resmiyasa sendiri berdalih bahwa yang mengundangnya hadir malam itu adalah orang yang ikut besarkan Gerindra di Pilgub Bali 2018.

Sebenarnya, klarifikasi terhadap Ketut Resmiyasa atas kehadirannya dalam acara Deklarasi CR21 for Jokowi-Ma’ruf di kediaman mantan fungsionaris DPD PDIP Bali Nyoman Gede Sudiantara alias Ponglik di Denpasar baru akan digelar DPD Gerindra Bali, Rabu (9/1) ini. Namun, klarifikasi dimajukan sehari menjadi Selasa siang.

Adalah Ketut Resmiyasa yang mendadak minta agar diklarifikasi di Kantor DPD Gerindra Bali, Jalan Tantular Gang Garuda Niti Mandala Denpasar, Selasa siang pukul 14.00 Wita, sepulang dari Nusa Penida, Klungkung. Politisi asal Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan ini datang ke DPD Gerindra Bali dengan menggunakan kemeja putih.

Klarifikasi terhadap Resmiyasa, yang berlangsung selama 2 jam hingga sore pukul 16.00 Wita, dilakukan oleh Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPD Gerindra Bali, Made Gede Ray Misno. Klarifikasi yang digelar secara tertutup ini materinya menyangkut kehadiran Resmiyasa ke acara Deklarasi CR21 for Jokowi-Ma’ruf. Padahal, Gerindra mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai Capres-Cawapres di Pilpres 2019.

Di hadapan Ray Misno, Resmiyasa membeber alasannya hadir di acara Deklarasi CR21 for Jokowi-Ma’ruf. Menurut Resmiyasa, dirinya diundang melalui pesan WhatsApp (WA) oleh Ida Bagus Gede Tarmiana (Gus De), Ketua Relawan IB Rai Mantra-Ketut Sudikerta (Cagub-Cawagub Bali di Pilgub 2018) untuk hadir ke rumah Ponglik, Minggu malam pukul 19.00 Wita.

Namun, dirinya telat membaca pesan tersebut. Resmiyasa baru membaca pesan WA dari Gus De sekitar pukul 20.05 Wita. Resmiyasa pun langsung meluncur ke kediaman Ponglik dan tiba pukul 20.40 Wita. Saat itu, dia sempat salam-salaman dan foto bersama dengan Cok Rat dan Ponglik selaku pengagas acara.

“Saya hadir dan tiba di rumah Ponglik malam itu pukul 20.40 Wita. Saya tidak mengikuti acara, tak mendengar pidato apa-apa. Jadi, saya rasa tidak tahu menahu soal pidato deklarasi,” tandas mantan anggota DPRD Denpasar 2009-2014 dari PNIM Dapil Denpasar Selatan ini.

Resmiyasa menegaskan, yang mengundang dirinya adalah Gus De, orang yang notabene ikut membesarkan Gerindra di Pilgub Bali 2018. Sebab, Gus De adalah Ketua Relawan Rai Mantra-Sudikerta, Cagub-Cawagub yang diusung Gerindra bersama Golkar-Demokrat-NasDem-PKS-PBB.

“Saya sampaikan sampaikan kepada Ray Misno bahwa yang mengundang saya (Gus De) ikut membesarkan Gerindra di Pilgub Bali 2018. Ya, sudah klir segitu,” ujar Resmiyasa---yang mantan Calon Walikota Denpasar di Pilkada 2015---saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa petang.

Sementara itu, Ketua OKK DPD Gerindra Bali, Made Gede Ray Misno, menyatakan klarifikasi terhadap Resmiyasa sudah selesai dan dirangkum dalam berita acara. “Namanya tetap klarifikasi, bukan pengadilan. Nanti hasil klarifikasi ini kami bawa ke DPP Gerindra. Apakah Resmiyasa nanti dipanggil DPP Gerindra atau tidak, itu tergantung pusat. Tugas kami di DPD Gerindra Bali sudah selesai,” tandas Ray Misno yang dikonfirmasi terpisah.

Ditanya apakah Resmiyasa bersalah, menurut Ray Misno, perkara benar-salah nanti induk organisasi yang memutuskan. “Kami sudah mencermati fakta, foto, berita di media, kemudian meminta klarifikasi Resmiyasa. Itu kami catatkan dalam berita acara. Nantu DPP Gerindra yang memutuskan apakah dia salah atau tidak,” papar  mantan Ketua KPU Denpasar ini.

Menurut Ray Misno, sebagai Wakil Ketua Bidang OKK DPD Gerindra Bali, dirinya tetap mengimbau seluruh kader partai supaya selektif memenuhi undangan rekan, apalagi sesama politisi. “Saya saja dekat dan kenal baik dengan Ponglik. Tapi, ketika ada undangan ya mikir, telaah, apakah layak datang atau tidak. Kalau kegiatan politik, ya jangan hadir. Kita bisa menyampaikan bahwa tidak hadir dengan alasan yang tepat,” katanya.

Ray Misno menegaskan, saat ini situasi dan suasana Pilpres 2019 sudah masuk persaingan terbuka, bukan lagi hanya di media sosial. “Sekarang sudah menyangkut strategi. Maka, kader Gerindra saya imbau pandai-pandai menyikapi situasi politik, supaya tidak salah kita melangkah dan organisasi kena imbasnya,” tegas Ray Misno. *nat

Komentar