nusabali

Rehab 47 SD, Disdikpora Digelontor DAK Rp 45,7 Miliar

  • www.nusabali.com-rehab-47-sd-disdikpora-digelontor-dak-rp-457-miliar

47 sekolah dasar (SD) di Buleleng tahun 2019 mendapatkan penganggaran rehab ruang kelas dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (disdikpora) Buleleng.

SINGARAJA, NusaBali

Anggaran perehaban ruang kelas itu menggunakan sebagaimana Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Disdikpora Buleleng, total Rp 45,7 miliar.

Kepada Bidang Pembinaan SD, Disdikpora Buleleng Made Astika ditemui di ruangannya, Senin (7/1) malam, menyebutkan alokasi DAK dari pemerintah pusat sebesar Rp 45,7 miliar itu diperuntukkan untuk peningkatan fasilitas fisik dan penunjang pembelajaran di SD dan SMP di Buleleng. Anggaran sebesar Rp 34 miliar dialokasikan untuk SD dan Rp 7,8 miliar untuk SMP.

“Untuk DAK tahun ini Disdikpora Buleleng memang mendapatkan anggaran tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 15 miliar. Kami bersyukur ada anggaran ini sehingga bisa melakukan peningkatan fisik dan pemenuhan sarana penunjang pendidikan sekolah di Buleleng,” kata Astika.

Dari data Disdikpora Buleleng dari 47 SD yang dijatah tahun ini ada 141 ruangan yang akan direhab dengan total anggaran Rp 13 miliar lebih. Selain perehaban ruangan sisa DAK juga akan dipergunakan untuk membangun Ruang Kelas Baru (RKB) di sembilan SD dengan total 18 RKB dengan anggaran Rp 3,4 miliar. Pembangunan jamban sekolah di 71 sekolah senilai Rp 8,9 miliar dan pengadaan koleksi buku perpustakaan 149 SD dengan total Rp 7,4 miliar. Termasuk rehab Sanggar Kelompok Belajar (SKB) dan sejumlah sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Rp 3,6 miliar.

Astika yang kini merangkap sebagai Plt Sekdis Disdikpora Buleleng itu mengatakan perehaban ruang kelas itu dilakukan pada sekolah yang mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Sedangkan jika ruang kelas dalam kondisi rusak parah, akan diusulkan untuk dibangun baru, dengan penghapusan aset bangunan sebelumnya terlebih dahulu. Hal yang menjadi soroton juga adalah pembangunan jamban sekolah tahun ini masih dialokasikan cukup banyak. Astika mengatakan, selama ini ratusan sekolah yang ada di Buleleng semuanya sudah memiliki kamar kecil atau jamban. Rata-rata setiap sekolah memiliki 3-4 bilik.

Hanya saja keberadaan toilet sekolah selama ini belum memenuhi standar kelayakan. Sehingga diperlukan penambahan jamban satu unit di setiap sekolah yang terdiri dari dua bilik toilet. “Selama ini sudah punya semua, tetapi belum sesuai standar, biliknya sempit, kebersihan dan sanitasinya, dnegan penambahan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan selama ini yang belum maksimal,” imbuh dia.

Dari 503 SD yang terdiri dari 476 SD negeri dan 27 SD Swasta dan MI di Buleleng, hampir tidak ada sekolah yang mengalami kerusakan berat, dengan upaya perbaikan fisik yang digenjot setiap tahunnya. Proyek rehab dan pembangunan RKB ini rutin akan dijatah pemerintah pusat melalui DAK dengan melihat Dapodik yang diupdate setiap saat oleh sekolah. “Bantuan ini mengacu pada Dapodik, kalau Dapodiknya tidak bagus ya selamanya tidak dapat program. Kendalanya kadang operator tidak tau mana kerusakan berat, sedang atau ringan. Sekolah juga sering kali minta keinginan bukan keperluan,” tegas dia.*k23

Komentar