nusabali

Pegang Jabatan Kepala Sub Pengawasan Obat Hewan Sejak 2017

  • www.nusabali.com-pegang-jabatan-kepala-sub-pengawasan-obat-hewan-sejak-2017

Di tengah kesibukannya sebagai Kepala Sub Pengawasan Obat Hewan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Ni Made Ria Isriyanthi masih rela mengabdikan diri jadi Ketua WHDI Provinsi Banten

Drh Ni Made Ria Isriyanthi Ph D, Perempuan Bali yang Pegang Posisi Prestisius di Kementerian Pertanian


JAKARTA, NusaBali
Mencapai posisi penting di instansi pemerintahan, tidaklah mudah bagi seorang perempuan. Hal ini dirasakan betul oleh Drh Ni Made Ria Isriyanthi Ph D, 54, satu-satunya perempuan Bali yang kini pegang jabatan prestisius di Kementerian Pertanian (Kementan RI). Saat ini, Made Ria Isriyanthi menjabat sebagai Kepala Sub Pengawasan Obat Hewan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) RI.

Jabatan Kepala Sub Pengawasan Obat Hewan, Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan itu sudah dipegang Made Ria Isriyanthi sejak 10 Februari 2017 silam. Sebelumnya, perempuan kelahiran Blitar, 27 Juli 1965, asal Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Karangasem ini selama puluhan tahun menjadi staf di Ke-mentan.

Menurut Made Ria, dirinya sudah bekerja di instansi pemerintahan sejak 1989. Tugas terakhirnya sebelum dipromosikan menjadi Kepala Sub Pengawasan Obat Hewan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan tahun 2017 adalah di Laboratorium Uji Mutu Obat Hewan di Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BPMSOH) Gunung Sindur, Bogor, Jawa Bara.

Selama periode 1989-2017, Made Ria dan keluarganya tinggal di rumahnya kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan, Banten. Selama itu pula, dua harus bolak-balik kerja pulang-pergi Tangerang Selatan-Bogor. “Tugas saya selama itu, antara lain, memeriksa mutu obat hewan sebelum beredar, untuk memastikan apakah sudah benar-benar memenuhi kualitas,” kenang Made Ria kepada NusaBali di kantornya yakni Gedung C Kementan RI Ragunan, Jakarta Timur, beberapa hari lalu.

Nah, berkat ketekunan dan kinerjanya yang dianggap sangat bagus, Made Ria kemudian mendapat promosi sebagai Kepala Sub Pengawasan Obat Hewan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, 10 Februari 2017. Perempuan Bali berusia 54 tahun ini membawahi staf berjumlah 13 orang. Made Ria sangat dekat dengan 13 anak buahnya. “Saya juga tak sungkan makan siang bersama mereka,” cerita istri dari Drh AA Ngurah Mayun ini.

Made Ria memaparkan, Sub Pengawasan Obat Hewan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan yang dipimpinnya menangani masalah penyediaan, penggunaan, dan peredaran obat hewan di Indonesia. Tak heran jika Made Ria kerap dicari oleh berbagai pihak yang berkaitan dengan obat hewan. Meraka ingin mengetahui lebih dalam tentang informasi dan regulasi serta tata cara pendaftaran obat hewan di tanah air.

Bukan hanya itu, Made Ria juga kerap mensosialisasikan kepada peternak, pabrik obat hewan, pabrik pakan ternak, serta mahasiswa-mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan di beberapa universitas terkait penggunaan antibiotik yang bijak pada hewan. Dalam sosialisasi ini, pihaknya berkerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan Provinsi se-Indonesia.

Menurut Made Ria, dirinya juga dipercaya sebagai perwakilan Indonesia di luar negeri untuk menjadi pembicara tentang obat hewan maupun regulasinya, atas undangan dari negara-negara sahabat maupun seminar yang digelar oleh badan kesehatan hewan dunia. Dia tercatat pernah menjadi pembicara di Thailand, Korea Selatan, Jepang, Kamboja, Maroko, dan Kanada.

“Untuk menjadi pembicara, saya sudah menyambangi negara-negara di lima benua,” jelas anak dari pasangan Drh I Gede Sudana dan Ni Nyoman Damayanti, yang menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur ini.

Made Ria menegaskan, obat sangat penting bagi kesehatan hewan. Penggunaannya pun harus sesuai aturan, karena akan berdampak kepada kesehatan manusia. Itu sebabnya, tidak sembarang obat hewan bisa beredar di masyarakat, semuanya harus memiliki izin.

Sebagai Kepala Sub Pengawasan Obat Hewan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Made Ria sekaligus berperan pula sebagai ‘wasit’. Dia harus mengawasi peredaran agar pelaku usaha dan importir obat hewan tertib dan sesuai aturan, serta tidak menyalahgunakan obat hewan.

“Bila melanggar, mereka akan mendapat peringatan. Jika peringatan tidak diindahkan, maka izin usahanya bisa dicabut. Ini pernah saya lakukan,” ujar ibu dari AA Ayu Nirmala Putri SE, 25 (lulusan International Bisnis dari Universitas Binus yang kini mendapat beasiswa kuliah setahun di Universitas Arhnem, Belanda) dan AA Bagus Surya Kencana, 17 (siswa Kelas II SMA St John BSD Tangerang Selatan) ini.

Di tengah kesibukannya sebagai birokrat di Kementerian Pertanian, Made Ria masih menyempatkan diri aktif di organisasi. Saat ini, dia menjabat sebagai Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Banten. Jabatan itu telah dipegangnya selama dua kali periode.

Melalui organisasi sosial keagamaan tersebut, Made Ria ingin menyumbangkan tenaga dan pikirannya guna memajukan perempuan Hindu di perantauan. “Demi keseimbangan hidup, saya melakukan pengabdian di WHDI Provinsi Banten untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran,” papar Made Ria.

Menurut Made Ria, kiprahnya di WHDI Provinsi Banten diawali tahun 2007 ketika didaulat sebagai Sekretaris WHDI Kabupaten Tangerang Selatan (Tangsel). Selanjutnya, Made Ria naik menjadi Sekretaris WHDI Provinsi Banten, sebelum kemudian dipercaya menjadi Ketua WHDI Provinsi Banten 2012-2017, menggantikan Ni Nyoman Yasi yang pulang ke Bali mendampingi suami. Pergantian saat itu dilakukan melalui Musdalub.

Selanjutnya, Made Ria terpilih kembali menjadi Ketua WHDI Provinsi Banten 2018-2023 melalui Musda, 23 Januari 2018. Pasca terpilih, Made Ria bersama enam Ketua WHDI Kabupaten/Kota se-Banten bersilaturahmi dengan Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Banten, Ade Rossi Khairunnisa, 1 Februari 2018.

Saat Hari Raya Nyepi setahun lalu, Made Ria dan jajarannya terjun langsung dalam kegiatan sosial dengan memberikan sembako kepada masyarakat tidak mampu. Sebagai orang nomor satu di WHDI Banten, Made Ria telah menggelar sejumlah kegiatan penting. Antara lain, menggelar Festival Gamelan Wanita untuk mengangkat kearifan lokal. Untuk tahun 2019 ini, Festival Gamelan Wanita di Banten telah me-masuki pagelaran ketiga. Festival Gamelan Wanita III rencananya akan digelar 10 Februari 2019 depan, bekerjasama dengan Badan Koordinasi Kesenian Hindu Nusantara (BKKHN) Provinsi Banten. *k22

Komentar