nusabali

Dihantam Gelombang, Kapal BPBD Tidak Bisa Dipakai

  • www.nusabali.com-dihantam-gelombang-kapal-bpbd-tidak-bisa-dipakai

Kapal rescue BPBD Buleleng seharga Rp 2,5 M tidak bisa dipakai lagi karena rusak parah. Kapal serahkan pada Desember 2017 dan belum pernah dipakai evakuasi bencana di laut.

SINGARAJA, NusaBali
Kapal rescue milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng yang ditambatkan di Pantai Camplung, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, kandas dihantam gelombang pasang pada Jumat (4/1) sekitar pukul 20.00 Wita. Kapal bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), seharga Rp 2,5 miliar dengan panjang 10 meter dan lebar 3 meter itu mengalami kerusakan sangat parah. Bahkan dipastikan, kapal berwarna oranye mencolok itu tak bisa digunakan kembali.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana yang dikonfirmasi pada Sabtu (5/1), mengatakan peristiwa itu terjadi saat gelombang laut mulai pasang pada Jumat sekitar pukul 18.30 Wita. Akhirnya kapal ditemukan kandas melintang di atas pasir dengan posisi arah Barat – Timur pada pukul 20.30 Wita. Padahal sebelumnya, kapal berukuran besar itu ditambatkan di laut sekitar 100 meter dari bibir pantai dan diikatkan dengan tali jangkar. “Padahal pagi ini (Sabtu kemarin) kami rencananya mau pindahkan kapal itu ke Celukan Bawang, karena gelombang laut belakangan besar. Tetapi belum kesampaian sudah keburu terjadi (kapal dihantam gelombang, Red),” ucap Suadnyana yang dikonfirmasi melalui telepon.

Akibat gelombang pasang, kapal rescue itu mengalami kerusakan sangat parah. Kaca jendela kapal pecah, karet yang ada di bagian bawah kapal dan besi pegangannya juga terlepas. Bahkan bodi kapal juga banyak yang bocor karena terhantam gelombang yang kemudian bertabrakan dengan bebatuan yang ada di sekitarnya.

Suadnyana mengaku pihaknya langsung mengevakuasi aset dan peralatan di dalam kapal yang bisa diselamatkan, seperti dua unit mesin kapal masing-masing berkekuatan 300 PK serta GPS (Global Positioning System). “Kami langsung evakuasi alat-alat yang bisa diselamatkan. Sementara peralatan itu kami simpan di kantor dulu,” imbuh dia.

Kapal rescue yang memiliki kelebihan pemecah gelombang dan kecepatan dengan spek tinggi itu beberapa pekan terakhir ditambatkan di Pantai Camplung, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Sebelumnya, kapal tersebut ditambatkan di laut Pantai Baruna, Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Pemindahan parkir kapal rescue dari Pantai Baruna ke Pantai Camplung itu karena alasan keamanan.

“Beberapa minggu terakhir memang kami pindahkan ke Camplung, karena di Pantai Baruna pengawasannya sulit. Kebetulan di Camplung ada staf kami yang dari sana, sehingga mudah mengawasi,” kata Suadnyana.

Atas kerusakan yang terjadi, BPBD Buleleng sudah menyiapkan laporan ke pemerintah pusat, terkait kerusakan kapal rescue akibat gelombang pasang. Suadnyana pun mengaku belum memutuskan apakah kapal akan diperbaiki atau tidak, lantaran biayanya yang sangat tinggi.

“Kalau perbaikan kami belum rencanakan itu, karena biayanya pasti cukup mahal. Sementara besok (Minggu hari ini), kami akan evakuasi dulu ke darat,” jelasnya. Kapal rescue itu diterima BPBD Buleleng pada Desember 2017 lalu. Setelah penuh menjadi aset Pemkab Buleleng, kapal anyar tersebut baru empat kali diujicobakan, dan belum sempat terlibat dalam evakuasi bencana di tengah laut, hingga terjadinya peristiwa terhempas gelombang pada Jumat kemarin. *k23

Komentar