nusabali

Pertunjukan Teater Rumahan yang Tidak Murahan

  • www.nusabali.com-pertunjukan-teater-rumahan-yang-tidak-murahan

Dua Penyandang Tuna Netra Putu Sebagai Tokoh Utama

DENPASAR, NusaBali
Meski tanpa melihat, namun sebuah pertujukan teater rumahan berjudul ‘Pinangan’ karya Anton Chekov sukses diperankan oleh beberapa penyandang tunanetra yang tergabung dalam Komunitas Seni Teratai/Tunanetra (Kostra). Pentas teater tersebut dilakukan di rumah seniman kawakan, Abu Bakar, Rabu (2/1) malam lalu. Teater rumahan yang tidak murahan. Begitulah seorang penikmat pertunjukan teater mengomentari kesuksesan pertunjukan tersebut.

Pasalnya saat pertunjukan teater tersebut, dua penyandang tunanetra Putu Yogantara dan Ida Bagus Surya Manuaba yang mendapat kesempatan sebagai tokoh utama, tak nampak sama sekali seperti orang buta. Mereka terlihat luwes menjiwai karakter masing-masing. Alhasil pertunjukkan pun mendapat respon luar biasa dari penonton. “Saya tidak akan menilai ini sudah bagus atau maksimal. Tapi saya melihat dari respon penonton. Sebenarnya respon pertunjukan kali ini di luar dugaan saya. Semua poin masuk dan ditangkap penonton. Setiap lelucon masuk, pesannya sampai,” ujar Abu Bakar usai pementasan.

Selain itu, kata Abu Bakar, dalam pementasan tersebut, para tokoh juga mendapatkan energi istimewa dari respon penonton, sehingga penampilannya cukup membuat terpana. Begitu juga suasana panggungnya mendukung. “Dengan suasana panggung teater rumahan, kita bisa merespon ruang, memainkan ruang, lighting. Jarak dengan penonton juga tidak begitu jauh sehingga emosional bisa in touch,” katanya.

Penampilan yang sukses juga tidak terlepas dari proses pelajar dan latihan yang cukup panjang. Apalagi dia menyutradarai para pemain tunanetra yang melihat dunia melalui hatinya. Abu Bakar menjawab tantangan dari Kostra untuk menyutradarai penyandang tunanetra. Banyak tantangan, namun ia bersyukur bisa mendapatkan pengalaman baru. “Mereka meminta saya untuk menyutradarai. Dengan orang normal mungkin jika berbicara kita bisa saling melihat. Tapi dengan mereka, tidak merespon. Cara saya menyutradari mereka, ketika feel-nya saat akting tidak dapat, saya minta ulang lagi dan ulang lagi. Agak pelan memang, prosesnya sedikit lebih lambat dari yang biasa,” tuturnya.

Cerita Pinangan sendiri mengisahkan tentang seorang perjaka tua keturunan ningrat yang kaya raya namun ia mengidap penyakot jantung lemah yang akan melamar perawan tua. Cerita ini telah dipentaskan beberapa kali. “Cerita boleh sama, namun bisa diperbaharui. Seribu kali menonton, seribu kali akan berbeda,” katanya.

Sementara itu salah satu penyandang tunanetra, Putu Yogantara, asal Pecatu, Badung, terlihat sangat bahagia usai tampil. Ia merasa penampilannya kali ini yang terbaik. “Saya rasa pentas hari ini lebih bagus dan terbaik. Selama latihan berusaha sekali menjaga mood. Tapi itu terbayar malam ini. Tidak sia-sia latihan,” tuturnya.

Teruna yang kini mahasiswa di IHDN Denpasar itu bahkan menganggap telah mendapatkan moksa karena telah berhasil mendapatkan hasil maksimal. Padahal di setiap penampilan selalu gerogi, karena menyadari gerak akan terbatas lantaran tidak bisa melihat. Sementara pesan harus bisa tersampaikan ke penonton. Ini menurutnya adalah suatu tantangan.

“Saya sempat gerogi. Apalagi saat tampil nanti akan merasa geraknya terbatas. Saya sendiri hanya masih bisa melihat sebanyak 5 persen saja. Saya menggunakan insting saat pentas dan menjaga api saat pementasan agar tetap stabil,” cerita mahasiswa kelahiran 18 Mei 1997 itu.

Yoga yang memerankan tokoh Tu Bagus ini konon lebih menyukai karakter antagonis. Ada energi yang lebih tersampaikan di situ. Bermain teater adalah salah satu cara baginya untuk menunjukkan diri mampu, meski dalam keterbatasan. Yoga bercerita bahwa ia sempat depresi ketika mengetahui penyakitnya. Namun teman-teman memberikan dukungan hingga bisa bangkit. Termasuk mencintai dunia teater. “Saya ikut teater karena tertarik melihat awalnya. Setelah dicoba, ternyata saya bisa berakting dan sangat menyenangkan bermain teater. Adrenalin saya terpacu,” katanya.*ind

Komentar