nusabali

Pamedek Dilayani Naik Jukung dari Pukul 10.00 hingga 13.00 Wita

  • www.nusabali.com-pamedek-dilayani-naik-jukung-dari-pukul-1000-hingga-1300-wita

Camat Denpasar Selatan siapkan 20 jukung milik Kelompok Nelayan Taman Segara Kodang Sesetan untuk layani pamedek menyeberang ke Pura Sakenan saat piodalan hari ini

Setelah 20 Tahun, Pamedek Kembali Bisa Naik Jukung untuk Tangkil ke Pura Sakenan


DENPASAR, NusaBali
Setelah selama 20 tahun, pamedek bisa kembali menyeberang ke Pura Sakenan, Desa Pakraman Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan melalui jalur laut dengan naik jukung dari Tukad Rangda dan Pantai Melasti. Penyeberangan naik jukung akan dibuka bersamaan dengan piodalan di Pura Sakenan pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (5/1) ini.

Penyeberangan yang disebut sebagai ‘Nostalgia Jukung’ menuju Pura Sakenan hari ini diselenggarakan Camat Denpasar Selatan, I Wayan Budha, bersama Kelompok Nelayan Taman Segara Kodang Sesetan (Denpasar Selatan). Para pamedek (umat yang hendak tangkil sembahyang) ke Pura Sakenan disediakan 20 unit jukung untuk menyeberang dari Tukad Rangda dan Pantai Melasti kawasan Suwung Batan Kendal, Kelurahan Sestetan, Denpasar Selatan.

Camat Wayan Budha menjelaskan, 'Nostalgia Jukung' ke Pura Sakenan ini merupakan gagasan Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, untuk mengingatkan kembali krama era sebelum 1998. Sebelum gagasannya diwujudkan hari ini, Walikota Rai Mantra sempat mencoba tangkil ke Pura Sakenan dengan naik perahu nelayan (jukung) dari Pantai Sanur saat piodalan 6 bulan lalu. “Sensasi naik jukung bagi pamedek akhirnya direalisasikan saat ini,” jelas Wayan Budha di Denpasar, Jumat (4/1).

Menurut Budha, bagi pamedek yang ingin bernostalgia dan merasakan sensasi ke Pura Sakenan melalui jalur laut, sudah disediakan 20 unit jukung dengan kapasitas 7-8 orang. Jika naik jukung dari bibir Tukad Rangda, mereka akan menempuh perjalanan laut sejauh 500 meter. Jika ingin memperpendek jarak tempuh menjadi 300 meter, pamedek bisa naik jukung dari Pantai Melasti.

Bagi pamedek yang ingin naik jukung, mereka dikenakan tarif Rp 10.000 per orang untuk sekali antar. “Buat sementara, tarifnya ditetapkan Rp 10.000 per orang sekali antar. Tapi, tunggu kesepakatan lebih lanjut dari kelompok nelayan," papar Budha.

Dikatakan Budha, saat ini pihak nelayan belum bisa melayani pamedek menyeberang naik jukung ke Pura Sakenan sehari penuh. Penyeberangan hanya bisa dilakukan selama 3 jam, mulai pagi pukul 10.00 Wita hingga siang pukul 13.00 Wita. Masalahnya, setelah lewat pukul 13.00 Wita, air laut akan surut, sehingga jukung tidak bisa bersandar dekat Pura Sakenan. “Jangan sampai pamedek harus jalan kaki terlalu jauh dari tepi laut ke Pura Sakenan saat air laut surut,” katanya.

Budha mengatakan, dalam penyelenggaraan 'Nostalgia Jukung' menuju Pura Sakenan ini, pihaknya juga berkoordinasi dengan Lurah Sesetan, Ketut Sri Karyawati. “Kami sudah siap laksanakan 'Nostalgia Jukung' menuju Pura Sakenan. Kami ingin melihat antusiasme masyarakat yang ingin bernostalgia. Jadi, ini kami anggap ujicoba dulu. Jika responsnya bagus, kami akan lanjutkan program menyeberang naik jukung ini setiap piodalan di Pura Sakenan," tandas Budha.

Menurut Budha, selain untuk tujuan bernostalgia, menyeberang ke Pura Sakenan naik jukung ini juga diharapkan menjadi kegiatan wisata ke depannya. "Naik jukung ini tidak wajib, hanya bagi mereka yang ingin bernostalgia dan merasakan bagaimana zaman dulu pamedek tangkil ke Pura Sakenan lewat jalur laut. Bagi pamedek yang ingin menggunakan kendaraan pribadi (jalur darat), dipersilakan,” tegas Budha.

Sementara itu, Sekretaris Kelompok Nelayan Taman Segara Kodang, Wayan Widiarsa, mengatakan pihaknya sudah siap menyeberangkan pamedek ke Pura Sakenan lewat jalur laut dari Tukad Rangda dan Pantai Melasti. Menurut Widiarsa, ada 70 anggota kelompok nelayan yang siap melayani pamedek. “Kami sudah siap melayani pamedek yang ingin menyeberang naik jukung,” jelas Widiarsa, Jumat kemarin.

Widiarsa menyebutkan, sejak dulu penyeberangan bagi pamedek ke Pura Sakenan dilakukan dari Tukad Rangda dan Pantai Melasti. Bedanya, pada zaman dulu, nelayan yang berioperasi menjemput pamedek di Tukad Rangda berasal dari Desa Serangan. “Tapi kalau sekarang, kami dari Kelompok Nelayan Taman Segara Kodang yang dilibatkan,” papar Widiarsa, yang kemarin didampingi Penasihat Kelompok Nelayan Taman Segara Kodang, Mangku Gede Reta. *mi

Komentar