nusabali

Kemah Sambil Nyurat Aksara Bali

  • www.nusabali.com-kemah-sambil-nyurat-aksara-bali

SMP PGRI 2 Denpasar menggelar kemah bertajuk, Grisda Collaboration Camp.

AMLAPURA, NusaBali
Bertujuan meningkatkan kecintaan terhadap kelestarian lingkungan, mendukung kearifan lokal, terutama menulis aksara Bali di daun lontar, majajahitan, dan terkait lainnya.

Kemah tersebut dikoordinasikan Kasek SMP PGRI 2 Denpasar Dr I Gede Wenten Arya Sudha MPd, di Museum Pustaka Lontar Banjar Adat Dukuh Bukit Ngandang, Desa Pakraman Dukuh Penaban, Kelurahan Karangasem, Minggu (30/12).

Peserta kemah merupakan gabungan dari peserta ekstrakurikuler, masing-masing: Pramuka sebanyak 39 siswa dikoordinasikan pembina Gede Budi Mahardika, PMR (Palang Merah Remaja) sebanyak 43 siswa dengan pembina I Gusti Agung Suka Winaya, KSPAN (Kelompok Siswa Peduli Aids dan Narkoba) sebanyak 27 siswa dengan pembina Ayu Sri Wahyuni, jurnalistik sebanyak 7 siswa dengan pembina Made Ariyana, fotografi sebanyak 9 siswa, dengan pembina Made Ariyana dan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dengan pembina Made Yudana, total diikuti 135 siswa.

Kemah terpadu terlaksana, menurut Kasek I Gede Wenten Arya Sudha, awalnya ide itu muncul dari sejumlah siswa, yang ikut ekstrakurikuler. Selanjutnya minat tersebut dilaporkan masing-masing guru pembina ke Kasek SMP PGRI 2 Denpasar. Kasek SMP PGRI 2 Denpasar kemudian melayangkan surat sekaligus minta izin ke orangtua, setelah orangtua setuju maka ditentukan lokasi kemah.

"Kemah terpadu ini, berlangsung dua kali setahun, di hari libur semester atau usai kenaikan kelas," kata I Gede Wenten Arya Sudha, yang asli dari Desa Pakraman Dukuh Penaban, Kelurahan Karangasem.

Tujuan kemah, lanjut I Gede Wenten Arya Sudha, melatih kepedulian siswa terhadap lingkungan, menumbuh kembangkan pendidikan karakter siswa, menambah ketrampilan budaya lokal, dan menambah wawasan. “Makanya kami pilih di Museum Pustaka Lontar, karena di sini ada ketrampilan menyurat aksara Bali di daun lontar, majajahitan, ngulat ancak, ngulat ketupat, dan budaya lokal lainnya," tambahnya.

Di samping itu kegiatan diisi penanaman 1000 pohon bibit delimo, majagau dan sandat, out bond, pentas seni, api unggun dan tracking. Kemah itu sendiri sebenarnya diawali Jumat (28/12) ditandai melepas burung dara dan berakhir Minggu (30/12).

Bertindak sebagai instruktur menulis aksara Bali di daun lontar, Sugi Lanus, dan Ida I Dewa Gede Catra. Instruktur ngulat ancak Bendesa Pakraman Dukuh Penaban Jro Nengah Suarya.

"Telah beberapa kali kedatangan siswa menggelar kemah ke sini. Selama kemah dapat pendidikan menulis aksara Bali di daun lontar, majajahitan dan ngulat ancak. Siswa jadi betah, karena didukung suasananya alami, rindang dan sejuk, juga kami memprioritaskan kenyamanan siswa," jelas Bendesa Dukuh Penaban Jro Nengah Suarya didampingi Penyarikan I Nengah Sudana Wirawan. *k16

Komentar