nusabali

Harga Jual Tak Seindah Berswafoto

  • www.nusabali.com-harga-jual-tak-seindah-berswafoto

Padang Kasna yang tumbuh subur dan belum dipanen, mirip hamparan salju.

Melongok Kebun Bunga Padang Kasna di Besakih

AMLAPURA, NusaBali
Bunga Padang Kasna, salah satu jenis bunga tropis yang amat dikenal umat Hindu di Bali. Bunga berkarakter putih salju ini seakan menjadi bunga wajib bagi umat Hindu di Bali. Karena bunga ini pasti menjadi salah satu bunga persembahan berupa bebantenan untuk Galungan dan Kuningan. Seperti apa petani di Bali mengembangkan tanaman ini?

Tradisi panen Padang Kasna tiap jelang Galungan, serentak dilakukan krama Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem. Bunga ini terbilang langka karena hanya dikembangbiakkan di Banjar Temukus, lereng Gunung Agung atau 4 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. Namun harga jual bunga ini tidak lah sekuat harga bunga-bunga lain.

Petani di banjar setempat mulai menanam bunga ini sejak Agustus 2018. Waktu penanaman ini agar jelang Galungan atau Kuningan, bisa panen. Sebab, umur Padang Kasna empat bulan dengan tinggi rata-rata sekitar 30 cm. Bunga ini dipanen dengan cara dicabut. Rata-rata petani yang dihubungi, menanam Padang Kasna 5 are dan mampu dijual seharga Rp 4 juta.

Padang Kasna yang telah dipanen dengan mencabut tanaman hingga akarnya terangkat. Kemudian dikemas jadi ikatan-ikatan kecil. Per ikat isinya kurang lebih 10 batang. Kemasan selanjutnya 10 ikat kecil dijadikan satu ikat. Maka kemasan satu ikat besar yang tiap ikat di dalamnya berisi 10 ikat kecil itulah yang dijual. Harga  per ikat Rp 12.000.

Para petani mengaku dimudahkan dalam pengembangbiakkan tanaman ini setelah ada akses jalan menuju Banjar Temukus. Pengepul bunga pun langsung ke lokasi sehingga petani tidak lagi menjual hasil produksinya jauh jauh ke pasar.

Pengepul ke Banjar Temukus dengan menyusuri jalur Pura Besakih, kemudian dari jaba Pura Kiduling Kreteg Besakih, berbelok ke arah utara melintasi jalan beton lebar 4,5 meter sejauh sekitar 3 kilometer. Sepintas dari kejauhan, Padang Kasna yang tumbuh subur dan belum dipanen, mirip hamparan salju. Karena sepenuhnya terlihat warna putih, mulai dari batang, hingga daun.

Sebenarnya mengenai harga bunga per ikat sebesar Rp 12.000 di mata para petani, telah ada kenaikan. Saat hari raya Galungan sebelumnya, harga satu ikat berkisar Rp 8.000 hingga Rp 10.000. "Memang semua petani di sini menjual dengan harga Rp 12.000, makanya kami juga jual seharga itu. Jika pengepul dipaksakan agar membeli lebih tinggi dari itu, bisa hasil produksi kami tidak laku," jelas Kelian Banjar Dinas Temukus I Wayan Sudiana dihubungi di Banjar Temukus, beberapa waktu lalu.

Sudiana menanam Padang Kasna seluas 5 are secara rutin tiap enam bulan sekali. Ia sempat penasaran dengan harga jual padang kasna di pasar. Selama ini hasil produksinya dibeli pengepul, selanjutnya pengepul menjual di Pasar Klungkung. Sudiana sempat melakukan survei di Pasar Klungkung, ternyata harga jual Padang Kasna selisihnya beda tipis dengan yang dijual di Banjar Temukus. "Padang kasna yang dijual di Pasar Klungkung, selisihnya sekitar Rp 1.000. Misalnya, kami jual per ikat Rp 12.000, di pasar Rp 13.000," katanya.

Hal senada diungkapkan petani Jro Mangku Kebek dan I Kadek Rapet. Dengan mengembangkan Padang Kasna 5 are, total penjualannya sekitar 4 juta, dirasakan telah mendapatkan hasil. Walau selama proses dari mulai menanam bibit hingga siap panen, terbilang ruwet.

Diawali menyemprotkan fungisida ke tanah yang berjamur, kemudian membersihkan lahan, menanam bibit, mencabut rumput yang tumbuh, secara rutin melakukan pengecekan setiap 10 hari sekali. Melakukan pemeliharaan melibatkan 2 tenaga buruh setiap kali terjun ke kebun menghabiskan upah Rp 100.000.

"Sisi positifnya, bertanam Padang Kasna hanya memerlukan pupuk organik dari pupuk kandang, anti pupuk kimia," kata Jro Mangku Kebek. Meski demikian, hasil panen padang akan dinilai tidak seindah warnanya, yang putih bersih, cemerlang.

Padang Kasna kali ini lebih mudah ditemukan, sebelumnya hanya bisa didapatkan setiap enam bulan sekali jelang Galungan. Kali ini telah ada objek wisata Padang Kasna, secara khusus dibuat untuk berswafoto. Saat musim erupsi Gunung Agung, seluruh Padang Kasna sempat hangus terpapar abu vulkanik. Setelah status Gunung Agung diturunkan dari awas ke siaga, Padang Kasna kembali tumbuh. *nan

Komentar