nusabali

Live Sketching Ramaikan Gelaran Denfest 2018

  • www.nusabali.com-live-sketching-ramaikan-gelaran-denfest-2018

Gelaran Denpasar Festival (Denfest) tahun 2018 memberikan ruang seluas-luasnya bagi insan kreatif di Kota Denpasar.

Bangkitkan Kepedulian Masyarakat Kenali Objek Sekitar

DENPASAR, NusaBali
Setelah sebelumnya dilaksanakan live mural, kali ini Live Sketching juga turut meramaikan Denfest 2018. Sejak, Sabtu (29/12) pagi puluhan seniman sketching yang tergabung dalam Komunitas Kusara turut andil dalam mengisi setiap sudut arena denfest.

Beragam sudut sekitar diaplikasikan dalam goresan tinta, pensil, serta cat air yang nantinya memberikan nuansa artistik tersendiri bagi para pengunjung Denfest 2018.

Pembina Komunitas Kusara, I Putu Udiyana Wasista saat diwawancarai di sela live skatching menjelaskan Komunitas Kusara merupakan sebuah komunitas yang mewadahi siapapun untuk mengabadikan momen lingkungan sekitar melalui sketsa khususnya di Bali. Pada ajang Denfest tahun ini sedikitnya terdapat 22 anggota yang terlibat dalam live sketching ini.

“Kali ini ada 22 orang yang terlibat dan merupakan mahasiswa ISI Denpasar dan STD Bali, namun di lapangan banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi secara langsung,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, live sketching saat ini sudah mengalami perkembangan, di mana tema-tema yang diangkat sudah urbanis. Namun tetap berpedoman pada cerita yang ditangkap dengan melihat kejadian di sekitar. “Iya kunci dari live sketcher ini adalah kejadian di sekitar kita, jadi kita hanya mengabadikan momen di sekitar melalui sketsa, seperti jurnalis sketsa,” paparnya.

Udiyana mengatakan bahwa saat ini masyarakat cenderung sibuk dengan gadgetnya, sehingga momen penting di sekitar justru terlewatkan dengan sia-sia. Hal inilah yang mencoba dibangkitkan dan merangsang masyarakat untuk kembali peduli dengan momen di sekitar. “Seperti halnya melihat Catur Muka dari foto dan dari sketsa tentu sangat berbeda, di mana dari goresan tangan kita dapat melihat detail dari patung catur muka itu sendiri,” ungkapnya.

Udiyana berharap agar live skatching dapat terus tumbuh dan mengisi salah satu ruang seni di Bali. Selain itu, pihaknya juga menekankan bahwa masyarakat harus mau meluangkan waktu untuk melihat keadaan sekitar. Hal ini lantaran live skatching ini dapat menjadi wahana terapi psikologi dan juga sebagai pembuka mata terhadap lingkungan sekitar sebagai upaya menumbuhkan kepedulian.

Sementara salah seorang anggota komunitas, Karunia Adji menyambut baik atas kesempatan dan ruang yang diberikan untuk mengenalkan komunitas ke pengunjung Denfest. Ditambah lagi pemilihan tema urban playground yang sangat sesuai dengan komunitas Kusara. “Semoga ke depannya komunitas sketsa lainnya dapat diberikan ruang dalam setiap even di Bali,” harapnya. *mi

Komentar