nusabali

Partai Papan Atas Masih Kuasai Medan

  • www.nusabali.com-partai-papan-atas-masih-kuasai-medan

Parpol yang tidak populer dan tidak punya calon incumbent sulit untuk loloskan caleg ke kursi DPR RI, sehingga mereka harus kerja lebih keras.

DENPASAR, NusaBali
Panggung Pileg 2019 masih diprediksi akan dikuasai partai-partai papan atas untuk merebut kursi DPR RI di dapil Bali. Hal ini disebabkan oleh keberadaan incumbent yang masih ditampilkan parpol papan atas untuk maju berebut 9 kursi di Dapil Bali, sehingga ruang merebut kursi bagi partai papan bawah, apalagi partai pendatang baru masih sangat kecil.

Pengamat Politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Dr Nyoman Subanda kepada NusaBali, Jumat (28/12) siang mengatakan pola penghitungan suara dan perolehan kursi dengan sistem sainte lague dengan membagi jumlah suara dengan bilangan 1,3,5,7 dan seterusnya menguntungkan parpol besar yang sudah pasti bakal mendapatkan akumulasi suara besar, karena didongkrak oleh kehadiran para incumbent. Misalnya PDIP, Golkar, Demokrat, dan Gerindra.

Sementara partai papan bawah yang belum pernah merebut kursi DPR RI di Bali, seperti Partai NasDem, Hanura, PKS, PKB, dan PPP calon-calonnya harus kerja keras.

“Penghitungan Sainte Lague ini yang diuntungkan partai besar. Artinya partai yang berpeluang dapat kursi adalah partai besar pengusung incumbent,” ujar Subanda.  

Sebaliknya menurut Subanda parpol yang tidak populer dan tidak punya calon incumbent sulit untuk loloskan caleg ke kursi DPR RI. Sehingga mereka harus kerja keras mengkampanyekan partai dan dirinya sendiri. “Karena para pendatang baru ini agak susah menyaingi elektabilitas para incumbent yang unggul jauh. Mulai dari penguasaan bansos/hibah dan fasilitas lainnya selaku anggota dewan dan sudah berpuluh tahun memelihara basis massa. Ya agak susah mengejar elektabilitas incumbent di masyarakat pemilih,” beber akademisi asal Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini.

Subanda menambahkan partai-partai kecil dan pendatang baru akan bisa mendapatkan kursi parlemen DPR RI di dapil Bali ketika memiliki elektabilitas tinggi dan luar biasa. Tentunya dengan pergerakan yang maksimal. “Calegnya populer, punya akseptabilitas bagus. Misalnya PDIP, Golkar, Demokrat, dan Gerindra. Ini partai yang sudah populer. Mereka ini akan mudah memenangkan perebutan kursi ketika caleg-calegnya sudah populer, entah itu dengan dana hibah/bansos,” tegas Subanda.

Penguasaan instrumen bansos/hibah, investasi politik serta komunikasi politik yang sudah terjalin bertahun-tahun ini hanya bisa dikalahkan ketika incumbent itu ada masalah atau incumbent yang memiliki citra buruk di mata masyarakat. Misalnya incumbent yang terseret kasus-kasus hukum. “Citra yang kurang bagus di mata masyarakat ini bisa menjadi peluang mengalahkan incumbent oleh new comer. Entah bagaimana strategi pertarungannya,” ujar Subanda.

Saat ini partai papan atas yang bercokol dan merebut 9 kursi DPR RI dapil Bali hasil Pileg 2014 adalah PDIP dengan 4 kursi, Partai Golkar 2 kursi, Partai Demokrat 2 kursi dan Partai Gerindra 1 kursi. PDIP berhasil meloloskan I Wayan Koster, politisi PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng yang kini Gubernur Bali, dan digantikan I Gusti Agung Putri Astrid Kartika asal Puri Kapal Mengwi, Badung dan kini menyandang status incumbent. Kemudian I Made Urip politisi PDIP asal Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan yang sudah 4 periode di DPR RI dan menyandang status incumbent. Kemudian I Gusti Agung Rai Wirajaya politisi PDIP asal Desa Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara yang sudah 3 periode duduk di DPR RI dan kini juga incumbent. Kemudian Nyoman Dhamantra politisi PDIP asal Desa Sumerta Kaja, Kecamatan Denpasar Timur yang duduk 2 periode sebagai anggota DPR RI. Sayang Dhamantra tidak dicalonkan lagi oleh partainya.

Sementara Partai Golkar meloloskan 2 kadernya di DPR RI hasil Pileg 2014 dan kini menyandang status incumbent. Mereka adalah Gede Sumarjaya Linggih alias Demer politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung.

Partai Demokrat meloloskan 2 kader di DPR RI hasil pengisian antar waktu, yakni Ni Putu Tutik Kusumawardhani politisi asal Kabupaten Buleleng yang mengisi kursi Jero Wacik dan Putu Supadma Rudana politisi asal Desa Peliatan Kecamatan Ubud Gianyar. Supadma Rudana yang satu-satunya anggota DP RI dapil Bali duduk di Komisi X ini menggantikan Putu Sudiartana (Leong).

Sedangkan Partai Gerindra meloloskan anggota DPR RI dapil Bali dan kini menyandang status incumbent, yakni Ida Bagus Putu Sukarta politisi asal Griya Buruan Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan. *nat

Komentar