nusabali

Peradah Bali Gelar ‘Ngejot’ Jelang Galungan

  • www.nusabali.com-peradah-bali-gelar-ngejot-jelang-galungan

Momentum perayaan Hari Suci Galungan yang akan dirayakan pada Budha Kliwon Dungulan, Rabu (26/12) ini dirasa berbeda dan lebih bermakna bagi Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah Bali).

DENPASAR, NusaBali

Sebab menjelang Galungan, mereka berhasil mengumpulkan sejumlah sumbangan dan menyalurkannya kepada sejumlah KK kurang mampu, sehingga tetap bisa merayakan hari suci bersama-sama.

Aksi sosial bertajuk ‘Peradah Ngejot’ dilakukan aksi ngejot kepada KK kurang mampu di tiap-tiap kabupaten/kota. Mereka membagikan kebutuhan pokok atau sembako, daging babi, dan keperluan MCK. Menurut Ketua DPP Peradah Indonesia Bali, I Komang Agus Widiantara, spirit ngejot tak semata dengan tetangga rumah saat ada hajatan. Tapi juga bisa berbagi dengan masyarakat kurang mampu di mana pun mereka berada. “Kami nilai spirit dan nilai ngejot yang kita wariskan saat ini tidak saja dimaknai ngejot ke tetangga saja, melainkan ngejot ke yang lebih membutuhkan,” ujarnya di sela ngejot kepada lima warga KK Miskin yang ada di Penatih Denpasar, Minggu (23/12).

Tak hanya di Denpasar, ngejot yang jatuh pada penyekaban Galungan tersebut juga menyasar di Gianyar, Badung dan Karangasem masing-masing 5 KK kurang mampu. Agus menjelaskan Ngejot sudah berlangsung seminggu lalu yang digelar oleh kader Peradah di Bangli dan Klungkung pada Sabtu (22/12). Rencananya, puncak Ngejot juga akan dilangsungkan pada penampahan Galungan di beberapa tempat seperti Tabanan dan Jembrana. “Momentum penambahan juga digunakan kader Peradah di daerah. Sekaligus pembagian daging babi,” terangnya.

Menurut Agus, perayaan Galungan yang digelar setiap 210 hari selama ini dinilai mencolok dan konsumtif. Di satu sisi, narasi pemaknaan galungan yang dimaknai sebagai kemenangan atas dharma melawan dharma kemudian dilanjutkan dengan sembahyang. Akan tetapi jika dipandang sisi lain lagi, ternyata masih banyak warga kurang mampu yang tak bisa melaksanakan perayaan Galungan dengan keluarga karena kondisi ekonomi yang pas-pasan. “Kita sebenarnya belum menang secara utuh. Jika masih ada warga kurang mampu yang tidak bisa makan,” ungkapnya. Ia berharap, kegiatan yang digelar bisa memantik siapapun untuk melakukan kegiatan serupa jelang perayaan Galungan dan Kuningan. *ind

Komentar