nusabali

Banjir Bandang, Belasan Sapi dan Babi Hanyut

  • www.nusabali.com-banjir-bandang-belasan-sapi-dan-babi-hanyut

Di Banjar/Desa Penyaringan, ada 11 ekor sapi dan 8 ekor babi hanyut. Dari 11 ekor sapi yang hanyut, ditemukan 4 ekor bangkai, yang lainnya belum ditemukan.

NEGARA, NusaBali
Banjir bandang menerjang ratusan rumah warga di wilayah Lingkungan Bilukpoh Kangin, Kelurahan Tegalcangkring dan Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Sabtu (22/12) tengah malam.

Kelian Banjar Anyar Kelod I Kade Winastra, mengatakan banjir bandang yang menerjang wilayah Banjar Anyar Kelod termasuk di wilayah tetangganya, di Lingkungan Bilukpoh Kangin, juga pernah terjadi pada 1998 lalu. Saat itu, ada seorang warga dari wilayah banjarnya yang meninggal dunia karena terseret banjir bandang 20 tahun silam itu. “Kalau yang tahun 1998 lalu, sebenarnya lebih kecil dibanding yang kemarin malam. Waktu itu, ada warga kami sampai hanyut karena telat dievakuasi. Tetapi yang kemarin malam, meskipun lebih besar, syukur tidak ada korban, karena warga segera kami paksa evakuasi untuk berkumpul di jalan raya. Kalau tidak cepat, bisa saja ada korban jiwa,” ucapnya, Minggu (23/12).

Selain dampak kerusakan rumah warga Lingkungan Bilukpoh Kangin, Kelurahan Tegalcangkring dan Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan, banjir bandang yang terjadi Sabtu tengah malam itu juga merobohkan jembatan penghubung Banjar Anyar Kaja dengan Banjar Penyaringan di Desa Penyaringan. Seluruh landasan jembatan dengan panjang sekitar 100 meter yang dibangun sekitar tahun 2002 di utara Jembatan Bilukpoh, itu seluruhya ambruk bersama seluruh bagian pilar-pilarnya. Putusnya jembatan penghubung Banjar Anyar Kaja dengan Banjar Penyaringan, tersebut memaksa sejumlah warga sekitar harus mencari jalur alternatif. Di antaranya melewati jembatan gantung di utara jembatan yang roboh tersebut, atau ke selatan melewati Jembatan Bilukpoh di jalur Denpasar–Gilimanuk.

“Masih ada jalur alternatif. Tetapi yang biasa langsung lewat sini, harus memutar ke selatan atau ke utara. Khusus jembatan gantung yang di utara, hanya bisa dilalui sepeda motor. Kalau roda empat harus lewat Jembatan Bilukpoh,” ujar Kelian Banjar Penyaringan I Ketut Sigra Wirawan, Minggu kemarin.

Sigra Wirawan mengatakan dari pendataan di wilayahnya, banjir bandang Sabtu malam lalu juga membanjiri sebuah rumah keluarga miskin, I Nyoman Armana, 70, yang tinggal bersama istri, Ni Luh Swandri, 65, bersama seorang anaknya, I Komang Purnawirawan, 31. Banjir yang menggenangi rumah Armana, itu sudah disedot menggunakan mesin penyedot air milik warga sekitar. Untuk sementara, keluarga yang bersangkutan mengungsi ke rumah saudaranya di banjar setempat.

“Kalau di sini (Banjar Penyaringan) hanya kena satu rumah, dan kebetulan warga miskin. Rencananya, nanti kami usulkan dapat bedah rumah karena kondisi begini. Tetapi selain rumah kebanjiran, kami juga menerima laporan sejumlah kandang ternak sapi dan babi warga hanyut. Dari pendataan kami, ada 11 ekor sapi dan 8 ekor babi hanyut. Dari 11 ekor sapi yang hanyut, itu ada ditemukan bangkainya 4 ekor. Yang lainnya termasuk 8 ekor babi belum ada ditemukan,” ungkapnya. *ode

Komentar