nusabali

Jalur Denpasar-Gilimanuk Sempat Lumpuh 11 Jam

  • www.nusabali.com-jalur-denpasar-gilimanuk-sempat-lumpuh-11-jam

Banjir bandang akibat meluapnya Sungai Bilukpoh, Sabtu (23/12) malam, bukan hanya menyebabkan sejumlah rumah hanyut dan menenggelamkan ratusan rumah lainnya di Lingkungan Biluk Kangin, Kelurahan Tegalcangkring (Kecamatan Mendooyo, Jembrana) dan Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan (Kecamatan Mendoyo, Jembrana).

NEGARA, NusaBali
Arus lalulintas di Jalur Utama Denpasar-Gilimanuk juga sempat lumpuh selama 11 jam, karena Jembatan Bilukpoh tertutup lumpur dan potong-an kayu hutan. Jembatan Bilukpoh yang berada di atas Sungai Bilukpoh ini merupakan penghubung Lingkungan Biluk Kangin (di sisi barat) dan Banjar Anyar Kelod (di sisi timur), yang berada di Jalur Utama Denpasar-Gilimanuk. Arus lalulintas di Jalan Nasional ini pun lumpuh selama 11 jam, mulai Sabtu malam pukul 23.30 Wita hingga Minggu (23/12) pagi pukul 10.30 Wita. Kendaraan baru bisa melintas setelah batang pohon hutan dengan diameter sekitar 1 meter yang melintang di atas jembatan berhasil disingkirkan dan lumpur yang menutupi jembatan dibersihkan.

Saat arus lalulintas lumpuh, sempat terjadi kemacetan panjang. Masalahnya, semua jenis kendaraan sama sekali tidak bisa lewat karena badan jembatan penuh tumpukan batang kayu hutan dan lumpur. Pengendara yang hendak ke Denpasar harus memutar balik ke Gilimanuk untuk mencari jalan alternatif lewat Buleleng. Demikian sebaliknya kendaraan dari arah Denpasar yang hendak menuju Gilimanuk, harus cari jalur alternatif lewat Pupuan-Seririt. Namun, beberapa kendaraan besar seperti truk, tetap berusaha menunggu sehingga terjadi penumpukan di sisi badan jalan.

“Antrean kendaraan dari arah Gilimanuk (sebelah barat Jembatan Bilukpoh) sempat mengular sepanjang 6,5 kilometer sampai di depan SMA Saraswati kawasan Banjar Sebual, Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana. Kalau antrean kendaraan dari arah Denpasar (sebelah timur Jembatan Biluk) mengular sakitar 6 kilometer,” ujar seorang anggota Satlantas Polres Jembrana, Minggu kemarin.

Batang kayu hutan dan lumpur yang menutupi Jembnatan Bilukpoh tidak bisa langsung dibersihkan, karena selain kondisi gelap, banjir bandang masih berlangsung. Petugas kepolisian dikerahkan ke lokasi, hanya dapat berusaha mencegah kendaraan melewati Jembatan Bilukpoh. Begitu luapan air mulai surut, Minggu dinihari pukul 03.00 Wita, barulah dilakukan upaya pembersihan di Jembaran Bilukpoh de-ngan mengerahkan eskavator dari BPBD Jembrana.

Tumpukan lumpur dan batang kayu ukuran kecil yang berserakan menutupi jembatan, bisa dengan cepat dibersihkan. Namun, sebatang kayu berukuran raksasa dengan diameter hampir 1,5 meter yang melintang di bagian tiang pengaman jembatan dan menutupi badan jalan, perlu waktu untuk menyingkirkannya.

Petugas BPBD Jembrana dibantu tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) Pos Jembrana untuk mengevakuasi batang kayu kuran raksasa ini, dengan secara bertahap dilakukan pemotongan. Upaya evakuasi dipantau langsung Kapolres Jembrana AKBP Budi P Saragih, Dandim 1617/Jembrana Letkol Kav Djefry Marsono Hanok, hingga Dirlantas Polda Bali Kombes Pol AA Made Sudana. Minggu pagi sekitar pukul 10.30 Wita, barulah evakuasi batang kayu dan lumpur tu-ntas, hingga Jembatan Bilukpoh bisa dilintasi kembali, setelah 11 jam lumpuh.

Kasat Lantas Polres Jembrana, AKP Yoga Widyatmoko, mengatakan kelumpuhan arus lalulintas di Jalur Denpasar-Gilimanuk dari kedua arah tak bisa dihindari, karena nggak ada jalur alternatif. masalahnya, satu-satunya jalur alternatif jembatan di sebelah utara Jembatan Bilukpoh, juga putus akibat banjir bandang. Jembatan yaang putus ini menghubungkan Banjar Anyar Kaja dan Banjar Penyaringan di Desa Penyaringan.

Sebenarnya, kata AKP Yoga, di sebelah utara jembatan yang putus ini masih ada jembatan gantung. Namun, jembatan gantung itu hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Hanya saja, kendaraan roda dua tidak diarahkan ke jembatan gantung tersebut, karena dianggap membahayakan.

“Jadi, tidak ada jalur alternatif. Jembatan Bilukpoh ini satu-satunya. Karena itu, saat terjadi penutupan jembatan ini pas tengah malam, kami langsung berkoordinasi dengan jajaran di Polda Bali agar pengendara yang hendak menuju Denpasar atau Gilimanuk mencari jalur alternatif lewat Buleleng,” jelas AKP Yoga di Jembatan Bilukpoh, Minggu kemarin.

Sebelum membuka kembali Jalur Utama Denpasar-Gilimanuk di Jembatan Bilukpoh, kata AKP Yoga, pihaknya juga berkoordinasi dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VIII, yang kemarin turun lakukan pengecekan kondisi jembatan. Sesuai hasil pengecekan pihak BPJN Wilayah VIII, Jembatan Bilukpoh dinyatakan masih aman untuk dilaalui kendaraan.

Hanya saja, pihak BPJN meminta truk kontainer agar dilewatkan satu per satu, karena belum dilakukan pengecekan kondisi jembatan secara menyeluruh, terutama bagian pondasi yang masih tertutup air. “Ya, kami ikuti rekomendasi dari BPJN. Jadi, untuk kendaraan kecil bisa langsung dari dua arah. Tapi, kalau kendaraan berat, harus lewat satu per satu,” papar AKP Yoga.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 03 Jalan Nasional Tabanan-Cekik BPJN Wilayah VIII, Gede Agus Purnata, mengatakan sesuai hasil pengecekan, tidak ada ditemukan pergeseran pilar maupun landasan Jembatan Bilukpoh pasca diterjang bandang bandang. Batang kayu hutan yang melintang di badan jembatan diperkirakan hanya menghantam bagian sisi tiang pengaman. Buktinya, bagian sisi tiang pengaman jembatan sampai hancur.

“Yang pasti, dari pengecekan awal, masih aman. Tapi untuk pengecekan menyeluruh, perlu kami cek ke pondasinya. Itu tidak bisa kami lakukan sekarang, karena masih tertutup air dan batang kayu di bawah jembatan juga belum semuanya dibersihkan,” papar Agus Purnata di Jembatan Bilukpoh, Minggu kemarin. Jembatan Bilukpoh sendiri dibantun tahun 1980. *ode

Komentar