nusabali

Banjir Bandang Terjang Bilukpoh, 103 KK Ngungsi

  • www.nusabali.com-banjir-bandang-terjang-bilukpoh-103-kk-ngungsi

Banjir bandang terjang ratusan rumah warga di Lingkungan Bilukpoh Kangin, Kelurahan Tegalcangkring (Kecamatan Mendoyo, Jembrana) dan Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan (Kecamatan Mendoyo, Jembrana), Sabtu (22/12) malam.

Warga Dua Banjar Selamatkan Diri Setelah Terdengar Kulkul Bulus

NEGARA, NusaBali
Banjir bandang akibat meluapkan Sungai Bilukpoh ini menghanyutkan se-jumlah rumah, kendaraan, hingga jembatan putus. Selain itu, 103 kepala keluarga (KK) harus ngungsi karena rumahnya tenggelam.

Bencana banjir bandang di dua wilayah yang dibatasi Jembatan Bilukpoh di Jalur Denpasar-Gilimanuk kaasan Bilukpoh Kangin (sebelah barat jembatan) dan Banjar Anyar Kelod (sebelah timur jembatan) ini terjadi Sabtu malam sekitar pukul 23.30 Wita. Sebelum banjir bandang menerjang, sempat turun hujan ulai sekitar pukul 20.00 Wita hingga 21.00 Wita.

Setelah hujan reda, tiba-tiba air sungai meluap hingga batang-batang kayu hutan menumpuk di pilar bagian utara Jembatan Bilukpoh. Seorang warga Lingkungan Bilukpoh Kangin, Kadek Suryawan, 40, mengatakan begitu terjadi banjir bandang, aparat desa langsung ngulkul bulus (membuyikan kentongan pertanda situasi darurat). “Warga pun berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri,” ungkap Kadek Suryawan, Minggu (23/12).

Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana banjir bandang ini, karena warga di dua desa bertetangga berhasil menyelamatkan diri setelah terdengar bunyi kulkul bulus. Namun, ada serarusan rumah warga yang diterjang banjir, hingga penghuninya harus mengungsi. Mereka yang hartus mengungsi ini terdiri dari 57 KK asal Banjar Anyar Kelog (Desa Penyaringan) dan 46 KK asal Lingkungan Biluk Kangin, Tegalcangkring).

Sesuai pendataan aparat Lingkungan Bilukpoh Kangin, Tegalcangkring, 46 KK yang rumahnya diterjang banjir bandang berada di Tempek 5 dan Tempek 3. Selain kerusakan bangunan rumah, sejumlah kendaraan juga hanyut terseret banjir bandang setinggi 1,5 meter. Begitu juga ternak, seperti sapi, babi, dan ayam banyak yang hilang.

Satu unit rumah semi permanen di Bilukpoh Kangin, milik keluarga I Nyoman Minta, 55, diketahui hanyut. “Rumahnya hanyut. Waktu kejadian, kebetulan Nyoman Minta bersangkutan bersama keluarganya sedang pulang kampung ke Karangasem, sehingga mereka selamat dari maut,” ungkap Kepala Lingkungan (Kaling) Bilukpoh Kangin, I Gede Darmada.

Sementara, dari pendataan aparat di Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan, ada sebanyak 57 KK (di Tempek 2, Tempek 4, dan Tempek 5) yang rumahnya diterjang banjir bandang. Sebuah bangunan rumah semi permanen milik keluarga I Gusti Selamet Arnawa, 59, diketahui hanyut. Selain itu, 7 bangunan dapur juga hanyut, masing-masing yakni milik keluarga I Gede Ketut Sujana, 51, I Gede Suamba, 51, I Gusti Putu Kepakisan, 65, I Gusti Ketut Putra, 50, I Wayan Wikartika, 53, I Nyoman Nediana, 48, dan Samdani, 59.

“Selain bangunan hanyut, banyak dampak kerugian lainnya, seperti kerusakan tembok, barang-barang elektronik, dan kehilangan ternak. Rincinya masih terus kami data. Kami baru mendata bangunan warga yang hanyut,” ujar Kelian Banjar Anyar Kelod, I Kade Winastra, Minggu kemarin. Pihak Banjar Anyar Kelod telah menyiapkan tempat pengungsian dan sekaligus Posko Dapur Darurat di Bale Tempek 2 Banjar Adat Anyar Kelod. Posko ini disiapkan untuk pengungsian 57 KK yang rumahnya diterjang banjir bandang.

Posko pengungsian serupa juga dibangun untuk 46 KK korban banjir bandang di Lingkungan Bilukpoh Kangin, egalcangkring. Menurut Kaling Bilukpoh Kangin, I Gede Darmada, pihaknya bersama Dinas Sosial Jembrana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana membangun Posko Dapur Umum di Bale Tempek 5, Banjar Adat Bilukpoh Kangin. Posko ini langsung disediakan sebagai tempat pengungsian warga, mengingat rumah mereka terendam dan perabotannya rusak.

“Saat ini kmi belum bisa pastikan berapa warga yang akan mengungsi, karena mereka masih sibuk membersihkan sisa lumpur di rumah masing-masing. Dari penjajakan sementara, sebnagian besar dari 46 KK korban banjir bandang di lingkungan kami bilang akan mengungsi ke rumah saudaranya. Tapi, untuk antisipasi, tetap kami siapkan tempat di sinni,” jelas Darmada di Bale Tempek 5, Minggu kemarin.

Bukan hanya menenggelamkan ratusan rumah, banjir bandang malang itu juga merobohkan jembatan penghubung Banjar Anyar Kaja dan Banjar Penyaringan di Desa Penyaringan. Seluruh landasan jembatan dengan panjang sekitar 100 meter yang dibangun tahun 2002 dan berada di sebelah utara Jembatan Bilukpoh ini ambruk bersama pilar-pilarnya.

Warga sekitar harus mencari jalur alternatif untuk menyeberang dari Banjar Anyar Kaja ke Banjar Penyaringan dan sebaliknya. Antara lain, melewati jembatan gantung di utara jembatan yang roboh tersebut atau ke selatan melewati Jembatan Bilukpoh di Jalur Utama Denpasar-Gilimanuk. “Masih ada jalur alternatif. Khusus jembatan gantung yang di utara, hanya bisa dilalui sepeda motor. Kalau roda empat yang harus lewat Jembatan Bilukpoh,” ujar Kelian Banjar Penyaringan, I Ketut Sigra Wirawan.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Ketut Eko Susila Artha Permana, mengatakan pihaknya mendirikan Posko Dapur Umum bersama jajaran aparat setempat. Pihaknya juga mendirikan tenda pengungsian di posko kawasan Lingkungan Bilukpoh Kangin (Kelurahan Tegalcangkring) dan Banjar Anyar Kelod (Desa Penyaringan). Menurut Eko Susila, bantuan sembako dan peralatan rumah tangga seperti selimut dan tikar, juga telah didrop ke masing-masing posko.

Sedangkan untuk pembersihan lumpur maupun evakuasi barang-barang di rumah warga, rencananya baru akan dilakukan Senin (24/12) ini. Sebab, Minggu kemarin BPBD bersama petugas Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) Pos Jembrana masih fokus evakuasi warga sekitar dan membersihkan batang kayu maupun lumpur yang menutupi Jembatan Bilukpoh di Jalur Denpasar-Gilimanuk. “Kami masih fokus evakuasi dan membersihkan Jembatan Bilukpoh,” jelas Eko Susilo. *ode

Komentar