nusabali

5 Tokoh Puri Gerenceng Tarung ke Pileg 2019

  • www.nusabali.com-5-tokoh-puri-gerenceng-tarung-ke-pileg-2019

Pertarungan politik tidak kenal saudara, sebagaimana yang terjadi di Puri Gerenceng, Desa Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara dalam Pileg 2019 mendatang.

Ngurah Agung Dikeroyok Ipar dan Misan

DENPASAR, NusaBali
Ada lima tokoh beda parpol dari Puri Gerenceng yang maju tarung ke Pileg 2019, yakni AA Ngurah Adhi Ardhana, AA Rai Sunasri, AA Susruta Ngurah Putra, AA Ngurah Agung, dan Ni Putu Suandewi alias Jero Cempaka. Khusus perebutan kursi DPRD Denpasar, AA Ngurah Agung dikeroyok ipar dan misannya.

AA Ngurah Adhi Ardhana maju berebut kursi DPRD Bali dari PDIP Dapil Denpasar, dengan status incumbent. Demikian pula AA Rai Sanasri, maju tarung berebut kurs DPRD Bali dari Golkar Dapil Denpasar. Bedanya, Rai Sunasri yang mantan Calon Wakil Walikota Denpasar di Pilkada 2015 maju ke Pileg 2019 dengan status new comer.

Sedangkan AA Ngurah Sustruta Ngurah Putra (kakak dari AA Adhi Ardhana) maju tarung berebut kursi DPRD Denpasar dengan naik ken-daraan Demokrat. Susruta Ngurah Putra tarung ke Pileg 2019 dengan status sebagai caleg incumbent. Sementata AA Ngurah Agung (misan dari Adhi Ardhana dan Susruta Ngurah Putra) maju tarung berebut kursi DPRD Denpasar dengan naik kendaraan Golkar dalam Pileg 2019. Lima tahun sebelumnya, Ngurah Agung tarung berebut kursi DPRD Bali dari Golkar Dapil Denpasar, namun gagal lolos ke Dewan.

Sebaliknya, Ni Putu Suandewi alias Jero Cempaka (adik ipar dari Ngurah Agung) maju berebut kursi DPRD Denpasar dengan naik kendaraan NasDem di Pileg 2019.

Jadi, khusus untuk perebutan kursi DPRD Denpasar dalam Pileg 2019, Ngurah Agung akan dikeroyok dua kerabatnya dari Puri Gerenceng, yakni Susruta Ngurah Putra dan Jero Cempaka. Menghadapi Susruta Ngurah Putra, jelas bukan pekerjaan ringan, karena berstatus incumbent yang sudah dua kali periode duduk di Fraksi Demokrat DPRD Denpasar. Sementara untuk tarung DPRD Bali, Adhi Ardhana ‘baku hantam’ dengan Rai Sunasri.

Ngurah Agung mengatakan, meskipun dikroyok dan harus bertarung hadapi saudara, namun dirinya tetap atur strategi politik dengan kekuatan dukungan masing-masing. “Puri Gerenceng memang jadi barometer lahirnya tokoh-tokoh politik di Bali dan Denpasar. Tapi, kita tetap bertarung profesional. Kami justru bangga karena kita bisa berdemokrasi dengan sehat dan dewasa,” ujar Ngurah Agung kepada NusaBali di Denpasar, Minggu (23/12).

Ngurah Agung yang dalam Pileg 2014 lalu meraih 4.300 suara saat maju berebut kursi DPRD Bali dari Golkar Dapil Denpasar---mengatakan kemunculan iparnya, Jero Cempaka, tidak bisa dicegah, karena menyangkit hak politik seseorang. “Ya, kita bersaing secara sehat dan profesional. Siapa pun yang lolos ke kusri legislatif, dialah yang mendapatkan mandat dari rakyat. Bagi saya, ini adalah pembuktian se-buah kompetisi. Kita punya pemilih fanatik masing-masng,” tandas Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Denpasar DPD I Golkar Bali ini.

Bagi Ngurah Agung, kalau semua politisi dari Puri Gerenceng bisa lolos ke kursi legislatid, itu bagus. “Jika banyak duduk di DPRD Denpasar, berarti makin banyak program yang bisa diperjuangkan. Jadi, bukan soal pertarungan dengan sesama tokoh Puri Gerenceng saja barometernya,” tegas Ngurah Agung yang sempat menjadi pengurus DPP PKB di era Gus Dur.

Sementara itu, Susruta Ngurah Putra yang dihubungi terpisah terkait tarung segitiga dengan sesama saudara dari Puri Gerenceng dalam berebut kursi DPRD Denpasar Dapil Denpasar Utara di Pileg 2019 mendatang, mengatakan tidak ada masalah. Sebab, masing-masing caleg sudah punya segmen pasar.

“Kita sudah punya pangsa pasar masing-masing. Dan, masing-masing juga menerapkan strategi berbeda, dengan gaya tersendiri. Kan ini menjadi seni dalam politik,” tegas politisi Demokrat yang dikenal sebagai vokalis di DPRD Denpasar ini kepada NusaBali, Minggu kemarin.

Menurut Susruta, dalam Pileg 2019 nanti, ada 12 kursi DPRD Denpasar yang diperebutkan di Dapil Denpasar Utara. Kursi inilah yang diperebutkan Susruta, Ngurah Agung, dan Jero Cempaka. Susruta sendiri mengaku tidak pernah menggelar simakrama di Puri Gerenceng jelang tarung Pileg 2019. Pasalnya, dia merasa Puri Gerenceng adalah milik masyarakat.

“Tidak baik puri dijadikan ajang berpolitik. Makanya, saya sendiri tidak pernah simakrama atau menggelar pertemuan dengan masyarakat di Puri Gerenceng,” tegas Susruta.

Sayangnya, Jero Cempaka belum bisa dikonfirmasi NusaBali terkait tarung segitiga antar sesama tokoh Puri Gerenceng dalam berebut kursi DPRD Denpasar di Pileg 2019 mendatang. Saat dihubungi per telepon, Minggu kemarin, ponselnya bernada mailbox. *nat

Komentar