nusabali

Januari-November 2018, RSUP Sanglah Selesaikan 10.155 Tindakan Operasi

  • www.nusabali.com-januari-november-2018-rsup-sanglah-selesaikan-10155-tindakan-operasi

Dalam waktu 11 bulan periode Januari hingga November 2018, RSUP Sanglah berhasil melakukan sebanyak 10.155 tindakan operasi

DENPASAR, NusaBali
Sementara itu kegiatan pelayanan rawat jalan dalam rentang waktu yang sama mencapai 356.498 pasien. Direktur Utama RSUP Sanglah, dr I Wayan Sudana, menjelaskan, statistik setiap bulannya untuk rawat jalan sebanyak 28.000 sampai 30.000 kunjungan. Tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mengingat RSUP Sanglah adalah rumah sakit terbesar di Bali yang sekaligus menjadi rumah sakit rujukan Bali dan Nusantara. Jumlah kunjungan tersebut belum lagi ditambah dengan kunjungan rawat jalan bulan Desember 2018 yang belum dirilis. “Sedangkan pelayanan rawat inap jika dilihat dari Bed Occupancy Rate (BOR) mencapai 88,5 persen selama 11 bulan ini,” ujarnya kepada awak media, kemarin.

Ditambahkan, RSUP Sanglah memiliki SDM sebanyak 365 tenaga medis. Dari jumlah tersebut, 302 merupakan dokter spesialis, 53 dokter umum, serta 10 orang dokter gigi. Ditambah lagi 1.160 orang perawat. Sementara tenaga profesi lainnya seperti apoteker, psikologi, radiologi, fisiologi, dan lain-lain sebanyak 416 orang, serta tenaga non klinis sebanyak 948 orang.

Sejumlah pelayanan unggulan RSUP Sanglah diantaranya, pelayanan jantung, pelayanan intensif (ICU, ICCU, NICU, PICU), serta pelayanan kanker. RSUP Sanglah memiliki 34 instalasi, serta kapasitas 765 tempat tidur, yang terdiri dari 164 tempat tidur VIP, 80 kelas I, 106 kelas II, 358 kelas III, dan 57 kelas khusus. “RSUP Sanglah Denpasar juga merencanakan pengembangan pelayanan, seperti beberapa pembangunan untuk menunjang pelayanan di rumah sakit,” katanya.

Beberapa pengembangan yang telah dilakukan selama 2018 diantaranya pengadaan satu unit pesawat cobal untuk pelayanan radioterapi seharga Rp 12 miliar, satu set alat CUSA untuk bedah saraf dan pengadaan USG, pengadaan satu set  alat intra  operative monitoring  yang digunakan  untuk melakukan pengawasan  integrasi struktur saraf selama pelaksaan operasi, dua unit frezzer jenazah, serta dua alat  lampu operasi untuk mengoptimalkan  pelayanan di ruang tindakan.

Selain itu, pengadaan 15 unit nebulizer, pembangunan banker linac, izin lingkungan termasuk didalamnya AMDAL, mater plan dan RTRK, pembangunan gedung Depo Farmasi, serta penambahan ruang hemodialisis.

Sementara untuk rencana pengembangan tahun 2019, kata Dirut Sudana, antara lain pengadaan alat Linac, pengadaan RAM Wing Amerta, pengadaan alat medis pendukung pelayanan seperti ECO, General X-Ray, Meja operasi, ESWL, lampu operasi, JCI, penambahan alat launcry, serta review renstra.*ind

Komentar