nusabali

Profesi Atlet Secerah Bonus Melimpah

  • www.nusabali.com-profesi-atlet-secerah-bonus-melimpah

Indonesia mengukir sejarah saat menjadi tuan rumah Asian Games XVIII 2018  di Jakarta dan Palembang, 18 Agustus hingga 2 September lalu.

Ya, prestasi Indonesia di urutan keempat di bawah China, Jepang, dan Korea Selatan, dengan meraih 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Pemerintah pun  menggelontorkan bonus uang Rp 210 miliar bagi atlet dan pelatih.


Euforia sukses Asian Games belum selesai, Indonesia diramaikan gelaran Asian Para Games 2018 di Jakarta. Seolah tak ingin kalah, para atlet penyandang disabilitas pun berhasil mengantarkan kontingan Indonesia tembus peringkat kelima dengan koleksi 37 medali emas, 47 perak, dan 51 perunggu. Indonesia berada di bawah Jepang (45 emas), Iran (51), Korea Selatan (53), dan China (171).

Sama dengan atlet Asian Games, bonus para atlet peraih medali dalam Asian Para Games pun sebesar Rp 1,5 miliar bagi setiap peraih satu medali emas nomor perorangan, serta Rp 500 juta bagi peraih medali perak, dan Ro 250 juta untuk peraih perunggu. Namun, jumlah bonus berbeda diberikan bagi nomor ganda dan beregu. Atlet yang tak meraih medali mendapat ‘bonus’ Rp 20 juta.

Sedangkan pelatih yang anak didiknya meraih medali emas, kecipratan bonus Rp 450 juta, peraih perak dapat Rp 150 juta, dan peraih perunggu kebagian Rp 75 juta. Asisten pelatih perorangan/ganda mendapatkan Rp 300 juta untuk emas, Rp 100 juta untuk perak, dan Rp 50 juta untuk perunggu. “Bonus kepada atlet dan pelatih diberikan utuh tanpa potongan pajak. Pemerintah yang menanggung pajaknya,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

Jumlah bonus uang untuk atlet Indonesia ternyata jauh lebih besar dibandingkan Thailand, yang notabene seringkali mempecundangi Indonesia dalam event olahraga di Asia Tenggara. Dilansir Bangkok Post, Thailand memberi bonus 2 juta baht (Rp 908 juta) bagi tiap atlet peraih emas, 1 juta baht (Rp 454 juta) bagi atklet peraih perak, dan 500.000 baht (Rp 227 juta) untuk peraih perunggu.

Pundi-pundi bonus uang kepada atlet Indonesia tak berhenti dari pemerintah pusat. Dengan jumlah berbeda, masing-masing organisasi kepengurusan cabang olahraga juga tak ketinggalan menggelontorkan bonus. Bahkan, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota juga tak ingin ketinggalan mengalirkan bonus kepada atlet mereka yang meraih prestasi.

Tak berhenti pada besaran uang, Kemenpora juga menawarkan bagi para atlet untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Sedangkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi juga menggandeng Panglima TNI dan Kapolri untuk merekrut para atlet peraih medali menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Catatan lainnya, Asian Games 2018 membuka pemikiran baru perihal mata pencaharian di Indonesia. Kini ‘profesi’ atlet pun dapat dipandang sebagai solusi di balik sulitnya mencari pekerjaan. Kucuran bonus, pengangkatan menjadi PNS maupun aparat militer dan mendapatkan tempat tinggal.

Asian Games pun meninggalkan warisan. Asian Games menggerakkan orangtua dan anak muda untuk menjadikan olahraga sebagai style dan ‘titik tolak’ mata pencaharian yang dicita-citakan. Menjadi atlet dapat meninggikan martabat dan menimbulkan percaya diri, serta menapaki kehidupan dengan sejahtera.

Harus diakui, semua atlet yang sukses mengharumkan nama Indonesia di level internasional sudah sepantasnya mendapat penghargaan yang layak. Penghargaan atau hadiah dalam bentuk uang, rumah, pekerjaan sebagai PNS, TNI, Polri itu memang perlu diberikan kepada atlet berprestasi. Reward seperti itu bertujuan memotivasi para atlet terus berprestasi.

Juga, sudah sewajarnya penghargaan diberikan demi menjamin masa depan atlet.  Pasalnya, para atlet umumnya menghabiskan usia produktifnya untuk berlatih dan bertanding demi mengharumkan bangsa. Tidak ada waktu bagi mereka untuk bekerja di bidang lain.

Penghargaan yang luar biasa akan memberi pesan bahwa profesi atlet sesungguhnya memiliki masa depan yang baik. Dengan begitu, setiap orangtua akan lebih berani mendorong anaknya untuk menekuni olahraga.

Lalu dengan bonus melimpah, (bila tidak ingin menjadi PNS atau aparat kepolisian dan militer), maka para atlet dapat menggunakannya sebagai modal untuk membangun bisnis. Namun, tetap saja mereka harus pandai-pandai memanage keuangan dan ekonominya dari bonus itu.

Setidaknya, ada beberapa peluang usaha yang cocok bagi mantan atlet, seperti membuka toko jersey olahraga, menyewakan sarana gedung olahraga, menyewakan tempat fitness/gym, produksi alat olahraga, membuka ‘kursus’ olahraga, dan menjadi agen atau manajer pemain. Dengan adanya bonus melimpah plus potensi masa depan yang cerah, kini para atlet dapat lebih fokus dan tenang berlatih untuk meningkatkan prestasi. So, para atlet dapat menyambut bonus berikutnya melalui ajang multi event SEA Games di Manila, 30 November-9 Desember 2019.

Hasil pertemuan Federasi SEA Games di Manila menetapkan 56 cabang olahraga yang dipertandingkan. Hal itu sekaligus menjadi pesta olahraga Asia Tenggara yang paling besar. Sebab, jumlah cabang terbanyak sebelumnya pada SEA Games 2011, saat Indonesia menjadi tuan rumah, dengan 44 cabang olahraga.

Lalu, Kemenpora menetapkan komposisi kontingen Indonesia pada SEA Games 2019 adalah kombinasi atlet senior dan junior. Keputusan itu juga atas saran dan masukan pengurus cabang olahraga. Dengan demikian, olahraga dapat menjadi pilihan para atlet muda sebagai profesi yang cerah, berawal dari berbagai bonus yang melimpah. 7

---PROYEKSI 2019 : Bidang OLAHRAGA


Budi Harminto
----------------------------
Wartawan NusaBali

Komentar