nusabali

Harga Daging dan Telur Ayam Meroket

  • www.nusabali.com-harga-daging-dan-telur-ayam-meroket

Harga daging dan telur ayam di pasaran mulai mengalami peningkatan harga, jelang sejumlah hari raya besar keagamaan Galungan Kuningan, Natal dan Tahun Baru (Nataru).

SINGARAJA, NusaBali
Kenaikannya pun terpantau di sejumlah pedagang pasar tradisional di Buleleng, saat tim Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagprin) bersama tim pusat melakukan pengecekan harga, Senin (17/12) pagi.

Dari sejumlah pedagang daging ayam di Pasar Anyar Buleleng, terkini menjual daging ayam dengan harga yang bervariasi. Rata-rata mengalami kenaikan harga Rp 4.000 – Rp 8.000. Daging ayam utuh dijual dengan harga Rp 40.000 per kilogram, daging ayam campur Rp 43.000 – Rp 45.000, daging ayam super Rp 45.000 – Rp 48.000  per kilogram. Sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 38.000 per kilogramnya.

Kenaikan harga tersebut dikatakan para pedagang memang dari pemasok daging ayam dan peternaknya sejak akhir pekan lalu.  Kondisi serupa terjadi pada telur ayam. Satu krat telur ayam berisi 30 butir  kini dijual degan harga Rp 42.000, naik sebesar Rp 2.000 dari harga sebelumnya yang hanya Rp 40.000.

Kepala Dinas Dagprin Buleleng, Ketut Suparto mengatakan, jika kenaikan harga itu sejauh ini masih wajar dengan kisaran tak lebih dari 10 persen. Suparto menjelaskan dari pemantauan harga daging ayam yang mengalami kenaikan lumayan tinggi itu memang bersumber dari pemasok daging ayam yakni peternak. “Kenaikannya memang terjadi dari peternak, bukan pedagang yang memainkan harga. Hal ini disebabkan karena biaya pakan meningkat yang berakibat pada biaya operasional peternak yang juga membengkak,” kata Suparto.Pihaknya pun mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Buleleng untuk mengupayakan agar harga daging ayam dapat stabil hingga pergantian tahun 2018 ke 2019 mendatang. Meski dua bahan pokok tersebut mengalami kenaikan, justru bahan pokok lainnya seperti bawang, cabai, gula, minyak goreng harganya sangat stabil. Bahkan untuk bahan pokok beras di Buleleng saat ini berada di bawah HET seperti beras premium dengan HET Rp 12.500 di pasar tradisional di Buleleng rata-rata menjual kisaran Rp 11.500-12.000.

Begitu juga dengan harga beras medium yang HET-nya Rp 9.500 kini dapat dibeli di Buleleng dengan harga Rp 9.350. Suparto pun menegaskan hingga saat ini seluruh stok bahan pokok di Buleleng masih tersedia dan aman hingga pergantian tahun.

Sementara itu tim dari Kementerian Perdagangan yang diwakili staf Direktorat Eksport Produk Industri dan Pertambangan, Robi Tobi, mengatakan sejauh ini secara nasional, harga bahan pokok jelang hari raya besar keagamaan dan Nataru masih tergolong stabil. Tim pusat pun memberikan perhatian lebih untuk Bali sebagai penyelenggara Hari Raya Galungan oleh mayoritas penduduknya. “Sejauh ini harga di sini masih normal, kami akan terus pantau hingga tanggan 24 Desember mendatang. Untuk Bali sebagai catatan memang untuk daging dan telur ayam selalu mengalami kenaikan saat hari besar keagamaan, tetapi masih dalam batas ambang normal, Pusat dan daerah juga sangat solid, mudah-mudahan nanti teratasi,” ungkap dia. *k23

Komentar