nusabali

Masih Lemah, Kunjungan Wisatawan di Nusa Penida

  • www.nusabali.com-masih-lemah-kunjungan-wisatawan-di-nusa-penida

Hingga pertengahan Desember 2018, kunjungan wisatawan di Nusa Penida, Klungkung, masih berada di angka 50 persen atau low season atau lemah.

SEMAPURA, NusaBali

Pihak PHRI Klungkung mengimbau para pelaku wisata tidak ada perang harga atau banting harga layanan kepada wisatawan. "Saat low season sesuau pengamatam kami, menurunkan harga bukan solusi," ujar Sekretaris PHRI Klungkung Wayan Sukadana, kepada NusaBali, Minggu (16/12).

Sukadana yang juga pemilik hotel dan restoran ini lebih fokus terhadap merehab kamar, memberikan pelatihan bagi SDM dan kegiatan positif lainnya.

Kata dia, biasanya menjelang Natal dan tahun baru, kunjungan wisatawan akan meningkat terutama kunjungan wisatawan domestik. Begitupula pada Januari 2019, kunjungan juga bisa meningkat.

Ada pun rata-rata kunjungan wisatawan dalam sehari bisa mencapai 10.000-15.000 pengunjung. Namun yang menginap di Nusa Penida sekitar 30 persen saja, karena wisatawan ada yang perjalanan 1 hari bersama rombongan selanjutnya mereka balik lagi. "Dari hasil wawancara kami dengan wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida, kalau mereka berlibur di Bali selama 1-2 Minggu, maka mereka berlibur di Nusa Penida 3-5 hari," ujarnya.

Hingga Desember 2018 di Kabupaten Klungkung tercatat 353 penginapan, sebanyak 90 persen penginapan itu di Kecamatan Nusa Penida.

Kepala Dinas Pariwisata Klungkung I Nengah Sukasta mengatakan, 353 penginapan itu terdiri dari 1 hotel bintang tiga, 3 hotel bintang dua, 169 hotel bintang satu dan 180 homestay. Disebutkan penginapan itu sudah tergolong sudah mencukupi untuk menampung wisatawan yang ingin menginap di Nusa Penida. "Beberapa tahun lalu jumlah penginapan masih sedikit, bahkan saat kunjungan ramai ada wisatawan yang tidak mendapatkan penginapan," ujar Sukasta.

Dijelaskan, mengenai harga homestay lebih murah 50 persen dibandingkan dengan harga hotel per malam kisaran Rp 250.000 – Rp 300.000. Kata Sukasta, wisatawan lebih banyak memilih menginap di homestay dengan alasan selain bisa mengenal Nusa Penida mereka bisa berbaur dengan warga lokal. "Mereka tertarik melihat budaya masyarakat lokal, terutama dalam membuat sarana upakara atau banten," ujarnya.

Oleh karena itu tingkat hunian homestay lebih stabil bahkan saat musim kunjungan agak sepi. "Rata-rata setiap homestay memiliki 5-10 kamar," ujarnya. *wan

Komentar