nusabali

Masyarakat Cianjur Pesta Nasi Liwet

  • www.nusabali.com-masyarakat-cianjur-pesta-nasi-liwet

Bupatinya Ditangkap KPK

CIANJUR, NusaBali

Tak selamanya kehilangan pemimpin, membuat rakyatnya berduka. Tengok saja masyarakat  Cianjur ini.  Massa justru merayakan setelah Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar kena operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (12/12).

Usai melaksanakan salat Jumat, mereka berkumpul di Alun-alun Cianjur, warga menerobos masuk ke area Gedung Negara Pendopo Cianjur. Sejumlah polisi dan personel Satpol PP berjaga di area Pendopo.  "Hidup KPK!" teriak massa.

Warga berkumpul sambil pesta liwet untuk merayakan penangkapan Irvan. Terlihat serombongan emak-emak menggelar daun pisang dan mengeluarkan panci berisi liwet. Mereka beramai-ramai menyantap nasi beserta lauknya. Informasi ajakan santap nasi liwet tersebut memang tersebar di media sosial sejak Rabu (12/12) kemarin.

"Saya datang ke sini karena lihat di grup medsos ada undangan ngaliwet 1.000 kastrol sebagai tanda tasyakuran, bahwa pemimpin daerah benar-benar sudah kena OTT KPK. Sebagai warga Cianjur saya ikut mengapresiasi hal tersebut," kata Ulfah Wahyuni (37), warga Joglo, Kecamatan Cianjur Kota, Jumat (14/12).

Aparat keamanan berhasil menahan massa di area yang biasa digunakan untuk upacara pegawai Pemkab Cianjur. Di lokasi, Asep Toha dan sejumlah aktivis Cianjur berkumpul. Mereka mengaku tidak mengkoordinir aksi massa. Menurutnya, kedatangan massa murni karena euforia mereka setelah Irvan kena OTT dan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

"Mereka mendapat informasi Bupati IRM ditangkap KPK. Saya rasa ini adalah bagian euforia mereka saja, tidak ada yang mengkoordinir. Spontan begitu saja. Jadi saya rasa wajar mereka meluapkan kegembiraan dengan cara seperti ini," kata Asep di Pendopo Cianjur.

Menurut pria yang akrab disapa Asto ini, tertangkapnya Irvan ialah momentum agar Pemkab Cianjur berbenah dan menghilangkan kebiasaan korup dalam menjalankan roda pemerintahan.

"Kalau saya lihat ini adalah momentum Cianjur untuk melakukan perbaikan yang lebih baik ke depan. Melakukan perubahan yang membuat Cianjur lebih maju. Semoga ke depan Cianjur bisa menjadi kabupaten yang terbersih," tuturnya seperti dilansir detik.

Di tempat yang sama, Dodi Suryadi, tokoh masyarakat Cianjur, menyebut apa yang terjadi hari ini klimaks masyarakat yang marah dengan kebijakan bupati yang menurutnya bagian dinasti.

"Ini klimaks kemarahan masyarakat yang menganggap rezim ini adalah rezim dinasti, dari mulai ayahnya Tjetjep Muchtar Saleh kemudian diteruskan oleh putranya IRM. Mereka banyak melakukan kebijakan yang terindikasi korupsi, pemungutan-pemungutan uang masyarakat untuk kepentingan mereka," ujar Dodi. *

Komentar