nusabali

Egianus Pimpinan Lapangan, PU Atasannya

  • www.nusabali.com-egianus-pimpinan-lapangan-pu-atasannya

Tim gabungan TNI dan Polri telah melakukan pemetaan terhadap profil pelaku Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan pembantaian terhadap pekerja PT Istaka Karya.

Profil KKB Sudah Dipetakan

JAKARTA, NusaBali
Polisi menyebut Egianus Kogoya, pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, punya atasan berinisial PU. PU-lah yang disebut merestui Egianus cs menyerang kamp pekerja PT Istaka Karya di Yigi, Nduga, Papua.

"Diduga ikut merestui terjadinya penyerangan tersebut. Panglima tersebut atas nama PU dan di bawah-bawah, kaki-kakinya pun juga memiliki daya operasi yang ada di Nduga tersebut," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (12/12).

TNI dan Polri sebelumnya menyebut penyerangan terhadap pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan trans Papua, pada Sabtu (1/12), adalah ulah KKB pimpinan Egianus Kogoya. Juru bicara KKB, Sebby Sambom, membenarkan Egianus adalah Panglima Komando Pertahanan (Kodap) III Ndugama.

Dedi menjelaskan, di dalam KKB, ada pemimpin yang aktif di lapangan, seperti Egianus, dan ada yang hanya di balik layar, seperti PU. Dalam struktur KKB, lanjut Dedi, jabatan PU lebih tinggi daripada Egianus.

"Saudara PU yang membawahi panglima-panglima tersebut. Mereka berkelompok melakukan penyerangan. Kurang-lebih 50 orang," ucap Dedi.

Dedi mengatakan KKB saat ini menguasai sekitar 25 pucuk senjata, rampasan dari anggota TNI-Polri yang menjadi korban penyerangan dan pasar gelap senjata. Ke-25 senjata itu terdiri dari 17 pucuk laras panjang dan 8 pucuk laras pendek.

"Senjata untuk melakukan penyerangan, kita juga sudah berhasil mengidentifikasi. Senjata-senjata itu didapat dari jalur penyelundupan secara gelap. Yang dilakukan kelompok tersebut membeli beberapa senjata di wilayah Papua Nugini maupun di wilayah Filipina," terang Dedi.

"Khusus yang dari Filipina, jalur masuknya senjata tersebut melalui jalur laut. Sedangkan yang di Papua Nugini jalurnya melalui jalur darat," imbuh Dedi.

Dedi menerangkan anggota KKB yang tidak dibekali senjata api membekali diri dengan senjata tradisional khas Papua. "Yang pengikut-pengikutnya melakukan dengan senjata tradisional," tutup dia.

Penyerangan yang dilakukan secara sadis oleh KKB terjadi pada awal Desember 2018. Pada 1 Desember 2018, KKB mendatangi kemah karyawan PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan trans Papua di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Keesokan harinya, puluhan pekerja dieksekusi mati dengan cara ditembak di Bukit Kabo.

Beberapa di antaranya berhasil melarikan diri dan dievakuasi dari ancaman KKB. Hingga saat ini, aparat TNI-Polri masih mengejar anggota KKB dan belum menangkap satu pun pelaku. *

Komentar