nusabali

Tim Loka POM Telusuri Minuman yang Bikin Perbekel KO

  • www.nusabali.com-tim-loka-pom-telusuri-minuman-yang-bikin-perbekel-ko

Jenis minuman coolant tak lagi diemukan di warung-warung. Kini, ditunggu hasil Labfor di Denpasar yang menerima sisa minuman coolant yang diduga bermasalah.

SINGARAJA, NusaBali
Tim Loka Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Buleleng melakukan pengecekan produk minuman penyejuk atau ‘coolant’ di sejumlah warung di Banjar Dinas Gambang, Desa Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Rabu (12/12) pagi. Beranggotakan empat orang, tim loka POM langsung menggali informasi kepada Perbekel Jinengdalem, Ketut Ardika yang Selasa (11/12) lalu sempat mengalami gejala keracunan setelah menenggak coolant, sebelum menyambangi sejumlah warung.

Tim sebelumnya tiba di lokasi pada pukul 10.00 WITA, setelah mendapatkan keterangan dari korban Perbekel Ardika, tim langsung bergerak ke sejumlah warung kelontong yang ada di sekitar lokasi kejadian. Warung pertama yang dikunjungi tim yang beranggotakan Made Sentana, Gusti Ketut Rahardi Melisa dan Penti Indah Nirwana itu mengunjungi warung milik Komang Suriada, tempat Perbekel Ardika membeli minuman penyejuk ‘coolant’.

Dari hasil penggalian informasi tim Loka POM, sejumlah barang dagangan salah satunya minuman coolant yang dijual Suriada memang dibelinya kepada salah satu sales yang kerapkali datang ke Jinengdalem. Sales yang tak diketahui nama dan asalnya oleh pedagang setempat memang menawarkan banyak barang dagangan, yang dapat dibeli eceran. Biasanya sales ini pun datang seminggu sekali pada hari Selasa.

“Saya biasanya beli eceran, kemarin itu coolant beli enam botol, sama minuman lain juga ada beberapa saya beli dengan dia, karena modalnya sedikit, kondisinya memang masih tersegel bagus,tidak tahu kalau rusak atau bagaimana,” ujar Luh Purnamiasih, istri Suriada.   Ia pun mengaku baru membeli produk itu seminggu sebelum kejadian, Selasa (4/12) lalu.

Pengakuan yang sama juga diungkapkan oleh pedagang yang membuka warung kelontong di Banjar Dinas Gambang, Jinengdalem. Bahkan Ketut Sukraning, salah satu pedagang lainnya menyebutkan, dirinya memang sudah langganan mengambil barang di seles ini. Tak hanya minuman ringan tetapi banyak barang dagangan lain seperti keperluan rumah tangga hingga rokok. “Ya memang rata-rata pedagang di sini ngambilnya sedikit-sedikit eceran gitu, dan hampir semua di sini dijualin sama dia, tapi saya tidak tahu dari perusahaan mana. Biasanya bawa mobil boks warna putih,” ungkapnya.

Dari hasil penelusuran dan penggalian informasi alur distribusi dan pengecekan produk, Loka POM pun gagal mendapatkan sampel produk yang dicari, untuk melihat kode produksinya. Sebab seluruh produk coolant yang dijual oleh pedagang di Banjar Dinas Gambang sudah habis dan sisanya disita polisi.

Perbekel Ardika yang juga ikut dalam pengecekan itu sudah lebih sehat dari kondisinya Selasa (11/12) kemarin. Ia pun mengaku rasa panas di tenggorokan pasca menenggak minuman penyejuk pada Selasa (11/12), sudah nyaris hilang. Bengkak bibirnya juga sudah hilang. Dari kejadian itu, aparat desa dan warganya sempat bertemu dengan sales yang menjual produk coolant yang diminum, beberapa saat setelah ia dilarikan ke rumah sakit. Hanya sales yang tak diketahui identitasnya itu menolak untuk singgah di warung Suriada yang notabene adalah keponakan Perbekel Ardika.

“Bahkan dua kelian dinas saya memang sempat ketemu dan menyuruh sales ini ke sini untuk menjelaskan produk yang dijualnya, tetapi yang bersangkutan tidak mau,” ungkapnya.

Meski sempat mengalami gejala keracunan Mekel Ardika mengaku hal itu tak mempengaruhi niatnya untuk tetap mengkonsumsi coolant, karena memang salah satu minuman penyejuk kesukaannya. “Kalau kapok sih tidak, cuma kalau sekarang beli lagi pasti dicium dulu baunya, baru diminum,” kata Ardika sambil tertawa.

Sementara itu Kepala Loka POM Buleleng, Made Ery Bahari, mengatakan dari hasil pengecekan di lapangan, timnya mendapatkan data bahwa sebelum meminum coolant, Perbekel Ardika mengaku sempat memakan buah manggis. Kemudian setelah meminum coolan terjadi gejala keracunan. “Tim kami sudah menelusuri sejumlah warung di sekitar sana untuk mencari produk serupa, tetapi sementara masih nihil. Kami masih koordinasi dengan Polres dan Dinas Kesehatan terkait produknya untuk dilihat kode produksi dan kemasannya,” kata Ery.

Sedangkan Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu I Gede Sumarjaya ditemui terpisah, mengatakan saat ini Satreskrim Polres Buleleng masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Pihaknya pun belum dapat memastikan apakah kasus itu positif keracunan atau tidak. “Penyidik sudah minta keterangan saksi-saksi dan saat ini madih dalam tahap penyelidikan, apakah nanti ada unsur pidananya atau tidak. Itu nanti akan dikembangkan setelah hasil dari Labforensik keluar,” ungkap dia.

Iptu Sumajaya pun mengatakan Satreskrim Polres Buleleng akan mengirimkan sampel minuman penyejuk yang sempat diteguk Mekel Ardika ke Laboratorium Forensik Denpasar hari ini, Kamis (13/11), untuk mengetahui kandungan pastinya.

Sebelumnya diberitakan Perbekel Desa Jinengdalem, Ketut Ardika terpaksa dilarikan ke rumah sakit pada Selasa (11/12) pagi, karena mengalami gejala keracunan. Ia yang baru saja selesai bergotong royong membuat taring di rumah kerabatnya yang sedang memiliki halangan kematian, karena merasa haus membeli sebotol minuman penyejuk bermerk coolant. Minuman penyejuk kesukaannya itu ia beli di warung milik keponakannya sendiri Komang Suriada. Situasi pun mendadak heboh saat Perbekel Ardika yang masih berada di lokasi rumah duka mendadak memuntahkan minuman yang baru ia teguk sekali, karena merasakan panas menyengat di tenggorokan.

Selang beberapa detik kemudian bibir Ardika juga langsung bengkak. Bekas muntahan Ardika pun saat disulut api menyala, seperti spritus. Padahal minuman penyejuk yang dibelinya itu masih dalam kondisi tersegel dan masa kadaluwarsanya tahun 2019. Hanya saja saat dicium ada aroma yang menyengat menyerupai lem pipa dan thinner cat. *k23

Komentar