nusabali

BWS Kesulitan Anggaran Bangun Embung

  • www.nusabali.com-bws-kesulitan-anggaran-bangun-embung

Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kesulitan anggaran untuk membangun embung di lereng Gunung Agung.

AMLAPURA, NusaBali
Padahal bangunan embung sangat dibutuhkan untuk menangkap air curah hujan, airnya dimanfaatkan warga pegunungan. Kepala BWS Bali Penida Ditjen SDA, I Ketut Jayada, mengakui embung yang dibangun kurang banyak. Hanya saja pembangunan embung belum bias dilanjutkan karena keterbatasan dana. Dikatakan, sebanyak 22 embung yang ada di Karangasem masih sedikit dibandingkan air yang dibutuhkan masyarakat. Dari 22 embung itu, sebanyak 18 embung berada di KRB (kawasan rawan bencana) III. Sangat rentan jika Gunung Agung erupsi memuntahkan abu, belerang dan lava, semua embung tercemar.

Dari 18 embung tersebut, sebagian tercemar abu vulkanik dan bau belerang, salah satunya embung di Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang. Sehingga untuk mengembalikan fungsi embung, airnya dikuras.

Dalam kondisi normal, ditemukan lima embung yang tidak berfungsi, ada yang pecah, ada yang airnya keruh, airnya berbau, ada yang bercampur sedimen.

Terpisah, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri tetap berjuang ke pusat agar embung tetap dibangun di Karangasem. Sebab curah hujan sangat tinggi sehingga airnya perlu ditampung di dalam embung. “Selama ini masyarakat di pegunungan tidak dapat subsidi dari PDAM Karangasem, karena pelayanannya belum mampu menjangkau. Solusinya adalah dengan membangun embung,” jelasnya. Perjuangan di tahun 2019 nanti lebih fokus ke Kementerian PUPR agar kembali dialokasikan bantuan bangunan embung.

Manfaat embung selain airnya bisa dimanfaatkan, mengurangi volume air hujan mengalir di alur sungai berhulu di Gunung Agung, secara tidak langsung mencegah terjadinya banjir, erosi, dan tanah longsor. Bupati Mas Sumatri mengingatkan, membangun embung agar disertai pemeliharaannya. Sehingga keberlangsungan manfaat embung terus bisa dinikmati masyarakat. Misalnya, embung dengan menggunakan lapisan geomembran agar dicek secara berkala. Sebab goemembran itu ada batas waktunya. “Jika geomembran telah kedaluwarsa, mestinya diganti. Jika ada geomembran yang bocor, juga mesti diganti,” tambahnya. *k16

Komentar