nusabali

Museum Subak Digelar Pecaruan

  • www.nusabali.com-museum-subak-digelar-pecaruan

Pembangunan Museum Subak Gianyar di kawsan jaba Pura Masceti, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar,  telah rampung.

GIANYAR, NusaBali
Peresmian museum ini akan diagendakan tahun 2019. Sebelum peresmian, Pemkab Gianyar menggelar pacaruan Rsi Gana Panca Kelud, Sukra Umanis Warigadean, Jumat (7/12).  Pacaruan serangkaian Karya Mamungkah, Ngenteg Linggih dan Padususan Alit, dipuput Ida Pedanda Wayahan Bun dari Griya Sanur, Desa Pejeng, Tampaksiring. Pacaruan menggunakan sarana upakara berupa asu blang bungkem, bebek blang kalung, dan bebek putih.

Upacara dihadiri Bupati Gianyar I Made Mahayastra dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Gianyar. Kepala Dinas Kebudayaan Gianyar I Gusti Ngurah Wijana didampingi Kepala Bidang Cagar Budaya dan Permuseuman, Dinas Kebudayan Kabupaten Gianyar I Wayan Sudha mengatakan, prosesi upacara dilaksanakan di semua areal Museum Subak. “PAcaruan ini rangkaian dari Karya Mamungkah sekaligus wali di Museum Subak Masceti. Untuk peresmian museum tahun depan, namun kami akan koordinasikan dulu dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayanaan. Karena pembangunan museum subak bersumber dari dana pusat,” imbuh Gusti Ngurah Wijana

Ditambahkan Ngurah Wijana, konsep pembanguan di Museum Subak yang mempunyai luas 6,5 hektar tersebut menggunakan konsep Tri Hita Karana. Dimana untuk parhyangan, Pura Masceti yang diempon oleh 20 subak, pawongan merupakan anggota subak itu sendiri sedangkan untuk palemahannya adalah areal bangunan Museum Subak.

Dikatakan, pembangunan Museum Subak ini merupakan pengembangan potensi yang dimiliki Pantai Masceti sebagai destinasi wisata spiritual dan bahari. Keberadaan Museum Subak ke depannya diharapkan mampu menjadi destinasi pariwsiata baru di kawasan Gianyar Timur, sehingga terjadi pemerataan destinasi wisata antara Gianyar Timur dengan Gianyar Barat seperti kawasan Ubud dan sekitarnya. Selain menampilkan sejarah perkembangan subak di Bali serta koleksi alat-alat pertanian tradisonal, nantinya Museum Subak Gianyar juga akan menyediakan ruang pameran tidak tetap, seperti pameran lukisan, kerajinan serta pengembangan wisata kuliner. Juga rencananya akan dibangun stage nyatur desa sebagai tempat pementasan. “Ini semua akan dikemas dalam satu paket wisata yang lengkap, baik itu wisata sprititual, wisata edukasi, wisata kuliner, pameran kerajian, serta seni pertunjukan. Jadi lengkap dalam satu lokasi,” tambah Gusti Ngurah Wijana.

Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengatakan, dengan upacara ini, maka proses pembangunan Museum Subak Gianyar untuk tahap awal rampung dikerjakan. Upacara ini sebagai bagian memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk menetralisir atau pembersihan secara niskala terhadap hal-hal negatif selama proses pembangunan berlangsung sehingga dapat memberikan ketenangan dan kedamaian. Pembangunan Museum Subak Gianyar bersumber dari dana pusat Rp 30 miliar serta APBD Gianyar Rp 6 miliar ini. Museum ini sebagai upaya pelestarian dan sarana edukasi tentang keberadaan subak di Bali. Pengembangannya nanti juga akan dilakukan secara bertahap, seperti pembangunan stage nyatur desa yang rencananya dibangun di sebelah selatan gedung Museum Subak serta pengembangan destinasi wisata lainnya. *nvi

Komentar