nusabali

Kekuatan KKB Berjumlah 30-50 Orang

  • www.nusabali.com-kekuatan-kkb-berjumlah-30-50-orang

OPM tolak sebutan KKB, juga tak butuh jalan trans-Papua

JAKARTA, NusaBali
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut jumlah kekuatan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Pimpinan Egianus Kogoya, yang diduga sebagai pelaku penembakan pekerja di Trans Papua, tak lebih dari 50 orang. Jumlah senjata yang dimiliki kelompok tersebut sekitar 20 pucuk senjata api.

"Saat ini kita kirim tim gabungan Polri-TNI, dipimpin langsung oleh Kapolda dan Pangdam bergerak ke sana. Kekuatan mereka tidak banyak, lebih-kurang 30-50 orang dengan 20 pucuk," kata Tito di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (5/12) seperti dilansir detik.

Saat ini untuk menghadapi KKB personel yang sudah diturunkan kurang-lebih 154 prajurit. Tito yakin personel TNI-Polri yang jumlahnya lebih besar bisa melumpuhkan KKB.

"Kekuatan yang kita kirim jauh lebih besar karena yakin kita sebentar lagi bisa kita kendalikan," ujarnya.

Sementara itu personel gabungan TNI-Polri telah menemukan 15 jenazah pekerja proyek jembatan di jalur Trans Papua yang dibantai KKB. Jika cuaca di lokasi kejadian membaik, jenazah akan dikirim secepatnya ke Timika atau Wamena.

Selain korban tewas, tim TNI-Polri menemukan korban selamat dari pekerja PT Istaka Karya atas nama Jhony Arung. Saat ditemukan, Arung dalam kondisi lemas.

Tito mengatakan jumlah yang tewas (sementara) dalam kejadian itu 20 orang. Dari 20 orang itu, 19 merupakan pekerja, sementara satu orang lagi anggota TNI. "Sebanyak 19 orang merupakan pekerja dan 1 anggota TNI yang gugur," katanya.

Anggota TNI bernama Serda Handoko tersebut mengalami luka tembak di punggung. Hal ini dipastikan setelah tim medis TNI AD melakukan autopsi. Saat jenazahnya dievakuasi ke Kenyam, helikopter TNI AD ditembaki oleh anggota KKB. Tembakan dari anggota KKB mengenai baling-baling.

"Tembakan terhadap heli tidak ada masalah karena hanya kena di baling-baling dan heli berhasil membawa korban ke Kenyam," kata Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/12).

Sementara itu, Organisasi Papua Merdeka atau OPM menolak istilah buatan pemerintah Indonesia atau TNI yang menyebut mereka sebagai 'kelompok kriminal bersenjata' (KKB).

Dalam siaran persnya tentang penembakan 31 pekerja proyek jalan trans-Papua, OPM berdalih, hal yang mereka lakukan bukanlah tindakan kriminal, melainkan bagian perjuangan pembebasan Papua dari Indonesia. Mereka bahkan menyebut Indonesia sebagai negara kolonial.

"Kami menyampaikan kepada negara kolonial Indonesia bahwa kami berjuang, bukan KKB (kelompok kriminal bersenjata), KKSB (kelompok kriminal separatis bersenjata), dan lain-lain, tetapi kami adalah pejuang sejati untuk kebebasan republik West Papua," kata Juru Bicara OPM, Sebby Sanbom, dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (5/12).

Sebby mengklaim, OPM dan rakyat Papua tak membutuhkan jalan trans-Papua seperti yang dikerjakan sekarang, maupun pembangunan dalam bentuk lain. "Namun solusi masalah Papua adalah kemerdekaan dan berdaulat sendiri sebagai bangsa yang beradab."

Dia mengingatkan juga kepada TNI dan Polri agar tidak menyerang warga sipil di sembarang tempat di Papua, sebab medan perang dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) ada di Distrik Mbua sampai Habema, bukan Distrik Dal Yigi dan lainnya. *

Komentar