nusabali

Judo Tunggu Kuota Atlet

  • www.nusabali.com-judo-tunggu-kuota-atlet

Sempat ada wacana satu kelas hanya diikuti satu atlet daerah saja. Lalu berubah satu kelas boleh mengirimkan dua atlet, dan terakhir satu kelas dapat mengirimkan tiga atlet, untuk tiap-tiap daerah.

DENPASAR, NusaBali
Pengprov Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Bali menunggu kepastian kuota atlet yang dikirimkan pada PON XX/2020 di Papua. Sebab Kejurnas yang menjadi ajang pencarian poin ke PON 2020 hingga kini belum diputuskan secara resmi soal kuota atlet dari masing-masing daerah.

"Sempat ada wacana satu kelas hanya diikuti satu atlet daerah saja. Lalu berubah satu kelas boleh mengirimkan dua atlet, dan terakhir satu kelas dapat mengirimkan tiga atlet, untuk tiap-tiap daerah. Jadi, pastinya kami masih menunggu," ucap Waketum PJSI Bali, Nengah Sudiartha di Denpasar, Rabu (5/12).

Sementara itu, PJSI Bali menanggapi batasan umur 30 tertuang pada surat balasan PB PJSI ke KONI Papua. Soal umur memang tidak mempermasalahkan. Hanya yang jadi pertanyaan soal pembatasan atlet yang diturunkan masing-masing daerah di tiap-tiap kelasnya.

Menurut Sudiartha, secara keseuluhan yang boleh yampil PON untuk satu kelas dicari peringkat 1-8 dan diperebutkan berdasarkan jumlah poin dalam setiap yang diikuti atlet judo Bali di tingkat nasional. "Biasanya Bali mengirimkan dua atlet di masing-masing kelasnya. Meskipun kadang-kadang ada lolos sampai dua atlet pada satu kelasnya," terang Sudiartha.

Karena itu, kata Sudiarta, pihaknya sempat melahirkan final sesama pejudo Bali di PON Jawa Barat. Bahkan sampai dua kelas, sehingga ada empatnya semua atlet Bali berlaga final.

Itu sebabnya daerah yang disebut-sebut kuat pejudoya berpotensi tinggi meraih medali emas. Menurut Sudiarta, hal itu tidak terjadi pada Bali saja, namun juga daerah lain yang pejudonya kuat seperti DKI Jakarta dan Banten.

Jika satu daerah hanya boleh mengirimkan satu atletnya ke PON di tiap kelasnya, kata Sudiartha, bagaimana pengembangan judo selanjutnya di daerah. "Masa dalam kurun empat tahun hanya merawat satu atlet di tiap kelasnya. Terus bagaimana pengembangan judo nantinya," jelas Sudiartha. *dek

Komentar