nusabali

Ratusan Warga Mengarak Tropi Kalpataru

  • www.nusabali.com-ratusan-warga-mengarak-tropi-kalpataru

Lantunan suara sekaa cak terdiri dari penari laki-laki dan perempuan mengiringi kirab tropi Kalpataru yang diraih Yayasan Lembu Putih, Desa Pakraman Taro,  Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Selasa (4/12) siang.

GIANYAR, NusaBali

Bupati Gianyar I Made Mahayastra langsung memimpin kirab dengan berjalan kaki dari depan Pura Gunung Raung menuju lokasi Konservasi Lembu Putih.

Kirab diiringi gambelan baleganjur serta sejumlah penari menambah semarak suasana kirab. Wargapun tampak antusias mengikuti kirab sepanjang kurang lebih 1 km tersebut. Sesampainya di Yayasan Lembu Putih, Bupati Mahayastra meresmikan monumen Kalpataru.

Pj Perbekel Desa Taro I Nyoman Karang mengatakan, sejarah berdirinya yayasan berawal dari kesadaran para pemuda dalam pelestarian lingkungan sehingga membentuk kelompok Go Green pada Januari 2010. Dilanjutkan kegiatan pembersihan di kawasan Lambu Putih, Taro hingga terbentuk Yayasan Lembu Putih pada 2012.

Berbekal dari itu, Yayasan Lembu Putih menyusun rencana kegiatan dalam upaya memaksimalkan pencapaian target kegiatan. Yakni meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian  Lembu Putih, memaksimalkan kerjasama dengan pihak terkait dalam upaya  perlindungan dan konservasi hutan Taro serta perlindungan situs sejarah Pura Gunung Raung, pengembangan tanaman langka usada (herbal) dan tanaman upakara. “Tahun 2015 untuk pertamakalinya Yayasan Lembu Putih diusulkan pada ajang penghargaan Kalpataru. Tahun 2017 diusulkan kembali serta berhasil meraih Tropy Kalpataru katagori penyelamat lingkungan,” tambah Nyoman Karang.

Hal senada juga diungkapkan Bendesa Pakraman Taro Kaja I Made Tagil Kumaranata. Kata dia, diraihnya Tropi Kalpataru ini adalah karena partisipasi masyarakat serta Yayasan Lembu Putih dalam pelestarian lingkungan. Selain karena disakralkan, kesadaran dari masyarakat juga sangat tinggi dalam pelestarian lingkungan termasuk hutan yang ada di Desa Taro. “Hutan yang mencakup kawasan Lembu Putih sekitar 2 hektare. Sedangkan, hutan keseluruhan sekitar 8 hektare dan ini belum terusik karena terdapat berbagai jenis taru (tanaman),” terang Tagil Kumaranata.

Mengenai jumlah populasi Lembu di Taman Lembu Putih saat ini tercatat sebanyak 51 ekor. Terdiri dari 21 ekor Lembu Putih Jantan, 21 ekor Lembu Putih Betina, 4 ekor lembu hitam jantan, 4 ekor lembu merah jantan, seeta seekor lembu merah betina. Dikatakan, selain memiliki fungsi penting dalam ritual keagamaan, Lembu juga sangat bermanfaat untuk pengolahan biogas, bio urine, dan pupuk kompos ramah lingkungan. Bahkan kotoran, air seni, air ludah, air susu, dan air mata Lembu Putih dimanfaatkan sebagai sarana pengobatan alternatif. "Cukup banyak masyarakat Bali yang datang nunas tamba alternatif dari Lembu Putih. Mereka biasanya menghaturkan banten pejati," jelasnya.

Didampingi Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gianyar, Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengatakan, penghargaan Kalpataru ini merupakan yang ke tiga kalinya diraih Kabupaten Gianyar. Yang pertama diraih oleh Pemkab Gianyar, kemudian Padang Tegal Ubud, kini diraih Yayasan Lembu Putih, Desa Taro. Ini membuktikan kecintaan Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Gianyar untuk menjaga lingkungan walaupun diakui masih banyak rongrongan-rongrongan terkait dengan perusakan terhadap lingkungan itu sendiri.

Gianyar adalah wilayah pariwisata yang menondolkan budaya. Meski demikian, tidak dapat melepaskan diri dari menjaga serta pelestarian lingkungan. Di Kabupaten Gianyar sendiri, daerah yang memiliki alam yang masih asri dan terjaga adalah Tegallalang, Tampaksiring dan Payangan. “Sekarang banyak terbentuk organisasi kemasyarakatn yang bergerak dalam pelestarian lingkungan, itu merupakan kebanggaan kita bersama,” imbuh Mahayastra.

Seperti diketahui, Kabupaten Gianyar melalui Yayasan Lembu Putih, Desa Taro sebagai yayasan konservasi alam berhasil meraih Tropy Kalpataru katagori penyelemat lingkungan. Dari 513 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, Kabupaten Gianyar merupakan  salah satu dari 10 Kabupaten/Kota penerima Kalpataru seluruh Indonesia. Penghargaan diserahkan langsungoleh Menko Ekonomi, Darmin Nasution dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bahar pada puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional di Taman Wisata Alam Batu Putih, Tangkoko Bitung, Sulawesi Utara, (30/8) lalu.*nvi

Komentar