nusabali

Dua Malam Hilang, Kakek 125 Tahun Ditemukan di Kubangan Bekas Galian C

  • www.nusabali.com-dua-malam-hilang-kakek-125-tahun-ditemukan-di-kubangan-bekas-galian-c

Kakek I Nyoman Silur, 125, dari Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Karangasem yang sempat menghilang dua malam, ditemukan lemas dan luka-luka di kubangan bekas galian C di Banjar Yehkori, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem —yang jaraknya sekitar 6 kilometer dari rumahnya, — Sabtu (1/12) sekitar pukul 08.30 Wita.

AMLAPURA, NusaBali
Menurut penuturan anak korban, Jro Mangku Suma, dirinya meninggalkan rumah pada Kamis (29/11) pagi untuk mengikuti patedunan (pertemuan) di Bale Desa Pakraman Sukaluwih, sedangkan istrinya, Ni Nengah Metmet, pergi bekerja sebagai buruh serabutan. Anak-anak Jro Mangku Suma juga pergi kerja serabutan.

Sepulang dari patedunan, Jro Mangku Suma tidak melihat ayahnya yang telah berumur satu seperempat abad itu di rumahnya. Maka Jro Mangku Suma melapor ke Kelian Banjar Sukaluwih I Wayan Sriasa. Selanjutnya Wayan Sriasa berkoordinasi dengan Ketua Pecalang Desa Pakraman Sukaluwih I Kadek Yos Saputra.

Pencarian secara resmi mulai dilakukan pada Kamis (29/11) siang. Karena cuaca berkabut disertai hujan maka pencarian dihentikan. Proses pencarian dilanjutkan pada Jumat (30/11) pagi, menyasar ke segala arah. Pencarian dikoordinasikan Wayan Sriasa, diikuti Perbekel Amerta Bhuana I Wayan Suara Arsana, petugas Babinsa Desa Amerta Bhuana Koptu I Wayan Sudana, Bhabinkamtibmas Desa Amerta Bhuana Aiptu I Nyoman Sujana. Keluarga korban berbagi tugas, ada yang ikut melakukan pencarian ada yang ngewacakang (tenung) ke orang pintar.

Pencarian pada hari Jumat itu juga dihentikan karena cuaca berkabut dan hujan gerimis. Tetapi keluarga korban telah mendapatkan petunjuk mengenai keberadaan sang kakek Nyoman Silur. Hasil ngewacakang, kakek Nyoman Silur disebutkan berada di bagian timur laut Banjar Sukaluwih, di sebuah kubangan bekas galian C tepatnya di Banjar Yehkori, Desa Jungutan. Jarak Banjar Sukaluwih menuju Banjar Yehkori sekitar 6 kilometer, mesti melintasi jalan pegunungan di lereng Gunung Agung bagian tenggara.

Berdasar hasil ngewacakang itulah, pada Sabtu pagi kemarin, segenap keluarga kakek Nyoman Silur konsentrasi melakukan pencarian menuju Banjar Yehkori, di bekas galian C. Dari atas keluarga korban menemukan adanya kubangan bekas galian. Salah seorang cucu kakek Nyoman Silur, I Made Abiantara, 19, mengamati ada sesosok orang di kubangan dimaksud. Setelah didekati ternyata adalah kakeknya.

Made Abiantara mendapati kakeknya dalam kondisi lemas, kedinginan, pakaiannya basah kuyup, dan di beberapa bagian tubuhnya lecet-lecet.

Selanjutnya petugas dan warga dipanggil menuju lokasi bekas galian C. Kakek Nyoman Silur kemudian dievakuasi, digotong ramai-ramai di bawa ke atas, kemudian dibawa ke Puskesmas Selat.

Di Puskesmas Selat ditangani tiga petugas medis, dr I Gusti Lanang Udiyana, dr Tasia, dan dr Kevin. Hasil pemeriksaan medis, kondisi fisik kakek Nyoman Silur lemas karena dua malam tidak makan, kehujanan, kedinginan di tempat terbuka, dan kadar gulanya rendah. Mulanya direkomendasikan dirujuk ke RSUD Karangasem, tetapi pihak keluarga memilih ditangani di Puskesmas Selat. Setelah diberi obat oleh dokter di Puskesmas Selat, kakek Nyoman Silur dibawa pulang.

“Selama ini kakak tinggal di rumah, tidak pernah ke mana-mana. Bisa saja karena keluar rumah, kakek kesulitan mencari jalan pulang,” kata Jro Mangku Suma, putra bungsu kakek Nyoman Silur kepada petugas. Menurut dia, saat kakek Nyoman Silur meninggalkan rumah, anggota keluarganya tidak ada yang tahu.

Petugas medis dr Tasia mengatakan, setelah diberikan obat, kadar gula kakek Nyoman Silur normal. “Makanya kami izinkan dibawa pulang,” ucapnya. Kakek Nyoman Silur dikaruniai 6 anak, 15 cucu, dan 10 cicit. Selama ini tinggal di perbatasan Banjar Sukaluwih dengan Banjar Sebun, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, di lereng Gunung Agung bagian selatan. *k16

Komentar