nusabali

Nyaris Batal ke AIMO karena Diare, Justru Sehat Seusai Sepakbola

  • www.nusabali.com-nyaris-batal-ke-aimo-karena-diare-justru-sehat-seusai-sepakbola

Remaja Jembrana, I Gede Ngurah Bagus Arthayasa, ini mengantongi sejumlah medali perak dan emas olimpiade matematika tingkat Asia. Di sepakbola, dia bersama timnya meraih juara III Piala Menpora Regional Bali 2018.

I Gede Ngurah Bagus Arthayasa, Penghobi Sepakbola dengan Segudang Prestasi Olimpiade Matematika   

NEGARA, NusaBali
I Gede Ngurah Bagus Arthayasa, 13, merupakan salah satu siswa di Kabupaten Jembrana yang memiliki segudang prestasi akademis, khususnya bidang matematika. Tidak hanya langganan juara Olimpiade Sains Nasional (OSN), siswa kelas IX SMPN 1 Negara ini pun telah beberapa kali dipercaya mewakili Indonesia di ajang olimpiade matematika tingkat internasional, terutama tingkat Asia Tenggara bahkan Asia, dan berhasil meraih medali perak dan emas.

Bagus, demikian I Gede Ngurah Bagus Arthayasa biasa disapa, menceritakan awal torehan segudang prestasinya itu bermula ketika dia menduduki bangku kelas III SDK Marsudirini Negara. Waktu kelas III dia mendapat tawaran untuk mengikuti lomba matematika. Dia pun memberanikan diri untuk mendaftar atas dorongan orangtuanya, agar dirinya tidak takut mencoba, tanpa memikirkan hasilnya.

“Sebenarnya, waktu ada tawaran itu saya takut mendaftar. Saat cerita sama ibu (Ni Ketut Sri Sukaningsih SSi Apt), dibilang coba saja. Bapak (dr Made Agus Supriatmaja SpOG) juga mendorong agar tetap berani mencoba tanpa memikirkan kalah menang, dan akhirnya saya ikut,” ujar remaja kelahiran 28 Maret 2005 ini, ditemui di kediamannya Jalan Sudirman No 50, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Minggu (25/11).

Pesan agar berani mencoba tanpa memikirkan hasil, itu pun menjadi motivasi terbesar untuk terus mencoba dan mengasah kemampuan. Alhasil, begitu menduduki bangku kelas IV, Bagus berhasil menorehkan prestasi tingkat nasional pertamanya, sebagai peraih medali perak Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) di Bogor, Jawa Barat, pada 2014. “Dari awal coba-coba itu, rutin setiap tahun ikut OSN. Saat kelas V, dapat juara OSN di Bali, dan maju ke tingkat nasional. Setelah mendapat medali tingkat nasional, saat mau masuk SMP, saya dipersiapkan mengikuti AIMO (Asia International Mathematical Olympiad) tahun 2016,” tuturnya.

Untuk mengikuti AIMO di Hongkong tahun 2016, Bagus harus menjalani karantina selama dua pekan. Saat masa karantina itu, Bagus memiliki kenangan yang cukup menarik. Ketika memasuki pekan kedua karantina, menjelang H–5 keberangkatan mengikuti AIMO pertamanya, dia sempat sakit diare dan terancam batal mengikuti AIMO.

Menurut dia, di lokasi karantina setiap Jumat ada kegiatan olahraga. Cabang olahraga yang dimainkan tidak selalu sama. Nah, saat Bagus sakit diare, panitia di karantina mengumumkan kegiatan olahraganya sepakbola. Mendengar cabang olahraga adalah sepakbola, Bagus yang hobi bermain si kulit bundar ini memaksakan diri ikut. Setelah sepakbola, kondisi kesehatan Bagus justru membaik, dan dia bisa berangkat ke Hongkong.

“Ya karena hobi. Karena sudah membaik, akhirnya berangkat. Dari AIMO 2016 itu, saya dapat medali perak,” kenangnya.

Selain medali perak dalam AIMO 2016, saat kelas VII (kelas I SMP), Bagus berhasil meraih gelar juara dalam enam kompetisi lainnya. Di antaranya juara II kompetisi Gema Lomba Matematika (GLM) Undiksha Singaraja 2017, juara II Olimpiade Matematika MAN Negara 2017, juara I OSN tingkat Kabupaten Jembrana 2017, medali perak KMNR 2017, juara III OSN tingkat Provinsi Bali 2017, dan juara II kontes MSES SMAN 1 Negara 2017. Kemudian memasuki kelas VIII (kelas II SMP), Bagus kembali meraih juara dalam delapan kompetisi. Termasuk di antaranya juara I OSN tingkat Provinsi Bali, dan meraih medali emas dalam dua olimpiade matematika tingkat internasional, yakni dalam AIMO 2018 dan Hong Kong International Mathematical Olimpiad (HKIMO) 2018.

Sementara kelas IX sementara ini, Bagus juga telah mengantongi medali perak dalam Olimpiade Matematika Universitas Islam Malang (UNISMA), juara III Olimpiade Matematika Phytagoras SMAN 1 Singaraja, medali emas dalam Southeast Asia Mathematical Olympiad (SEAMO) 2018, dan medali perak dalam TIMO 2018.

Dari kelas VII sampai kelas IX SMP, total sudah ada 18 gelar juara dalam kompetisi bidang matematika maupun sains yang diraih Bagus, termasuk di antaranya 5 medali dalam kompetisi olimpiade matematika tingkat internasional.

Di luar prestasi olimpiade bidang matematika, Bagus yang hobi sepakbola ini juga memiliki sejumlah prestasi. Remaja yang bergabung di Sekolah Sepakbola (SSB) Mandala United Denpasar, dan biasa mengisi posisi gelandang serang ini, bersama timnya berhasil mendapat juara III Piala Menpora Regional Bali 2018. Pada April 2018 lalu, Bagus bersama tim sepakbolanya di SMPN 1 Negara, mendapat juara II dalam ajang Jembrana Youth Futsal Championship 2018.

“Memang senang sepakbola dari SD. Kebetulan, bapak sama ibu juga mendukung,” kata remaja yang mengidolakan pemain sepakbola dunia asal Brasil, Neymar.

Sementara orangtua Bagus, dr Made Agus Supriatmaja SpOG, 54, dokter spesialis kandungan RSU Negara, dan Ni Ketut Sri Sukaningsih SSi Apt, 43, apoteker di Klinik Mutiara Hati Negara, untuk mendidik anaknya mereka tetap memberikan kebebasan kepada si anak. Mereka tidak terpaku ke satu bidang, si anak harus khusus menekuni matematika. Keduanya tetap memberikan ruang kepada anaknya menjalankan hobinya, yakni sepakbola. “Asalkan kegiatan positif, kami tidak mau membatasi. Waktu kemarin HUT Kota Negara tahun 2018 ini, Bagus juga ikut lomba fashion show, dan kebetulan dapat juara III. Termasuk kegiatan di sekolahnya, dia juga ikut gerak jalan, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Kita tetap berikan ruang untuk bergaul. Kami berikan ruang untuk menjaga kondisi psikisnya, biar tidak seperti kebanyakan anak-anak yang bagus nilai akademisnya, tetapi tidak bisa bergaul,” ujarnya. *ode

Komentar