nusabali

Jejeneng Mpu Keris Raih Joko Supo Award

  • www.nusabali.com-jejeneng-mpu-keris-raih-joko-supo-award

Seiring usia makin uzur, makin banyak kalangan mengapresiasi semangat hidup Pande Wayan Suteja Neka,76. Sosoknya pun makin berpengaruh dalam bidang seni budaya di kancah nasional dan global. 

GIANYAR, NusaBali  
Terbukti pemilik Museum Neka di Sanggingan, Ubud, Gianyar ini tak henti-henti menerima penghargaan bidang pelestarian seni dan budaya khususnya seni lukis dan perkerisan. Terakhir, Kamis (22/10), ayah empat anak

ini meraih penghargaan ‘Joko Supo Award 2015’ dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI. Pengharagan ini diraih dalam predikatnya selaku Jejeneng Mpu Keris Nasional dengan sub bidangselaku ‘Inspirator Pemuda Dalam Pelestarian Keris Indonesia’. Penghargaan diterima langsung dariSekretaris Kemenpora Dr H Alfitra Salamm APU. Ini penghargaan kesekian kali buat dirinya baik sebagai pelestari seni budaya dan jejeneng mpu keris nusantara.

Ditemui di Ubud, Senin (26/10), Suteja Neka mengatakan, semangatnya melestarikan keris di Museum Neka, Ubud, ternyata sangat diapresiasi banyak kalangan baik pihak swasta dan pemerintah. Menurutnya, setiap penghargaan adalah kebanggaan sekaligus penambahan akan tanggungjawab baik sebagai orang tua dan jejeneng mpu keris. ‘’Dunia perkerisan nusantara dan Bali khususnya sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Tinggal kita yang harus sadar dalam menjaga modal budaya ini (keris,Red),’’ ujarnya.

Untuk diketahui, di Museum Neka, Ubud, Suteja Neka kini mengoleksi sedikitnya 300 bilah keris. Dari 300 bilah itu, 27 di antaranya keris pusaka adi luhungdari sejumlah lokasi penting di Bali. Antara lain, kerisKi Pijetan buatan Mpu Pande pada abad ke-13 dariDadia Pande Menanga, Karangasem. 

Keris TantriTemurun dari Kerajaan Gelgel, Klungkung. Keris Ki Baru Rante buatan Mpu pada abad ke-18 dari PuriAgung Karangasem, dan lainnya. Semua keris masih terkategori baik dalam arti tua, indah dan utuh serta memiliki jejak sejarah yang otentik. Juga ada koleksikeris Kamardikaan yang dibuat setelah Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945.

Suteja Neka mengakui, koleksi keris ini sangat penting bagi generasi ke depan. Koleksi ini, sebagaimana fungsinya, untuk pelestarian budaya para tetua zaman dulu, sebagai wahana penelitian serta pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Komentar