nusabali

Pekak Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Anak Autis

  • www.nusabali.com-pekak-diduga-lakukan-pelecehan-seksual-anak-autis

Seorang pekak (kakek), IKS, 65, dari Banjar Kaleran, Desa Yehembang, Kecamatam Mendoyo, Jembrana, harus berurusan dengan jajaran Polsek Mendoyo.

NEGARA, NusaBali
Pekak yang telah memiliki dua orang anak dan beberapa cucu, itu diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang anak autis (sebut saja bernama Bunga), 9, di kebun sang pekak, Sabtu (24/11) pagi.

Berdasar laporan di Mapolsek Mendoyo, kasus dugaan pelecehan terhadap Bunga yang siswi kelas II SLB Negara, itu terjadi sekitar pukul 08.00 Wita. Kejadian itu bermula ketika ibu Bunga, Ni KA, 29, melihat terlapor yang juga masih memiliki hubungan kerabat dengan keluarganya, itu lewat di depan rumahnya. Saat itu, ibu Bunga yang menjadi saksi, ini menyapa terlapor akan ke mana, dan terlapor mengatakan akan menyabit rumput.

Setelah melihat terlapor pergi ke arah timur, dan pada saat itu anaknya diketahui masih bermain di halaman rumahnya, saksi kemudian meninggalkan anaknya, untuk bersih-bersih. Namun selang beberapa menit kemudian, tiba-tiba saksi sudah tidak melihat anaknya di rumah, sehingga saksi berusaha mencari anaknya. Awalnya, saksi berusaha mencari ke sekolah SD yang berada di utara rumahnya, namun tidak ditemukan. Setelah itu, saksi berusaha mencari ke arah timur rumahnya, di lahan kebun terlapor.

Setibanya di kebun itu, saksi kaget melihat korban bersama terlapor. Di mana saat itu, posisi korban setengah nungging dengan celana belakang agak turun, dan posisi terlapor dalam keadaan berdiri dengan memasukkan tangan ke dalam celana pada bagian kemaluannya. Melihat kejadian itu, saksi meneriaki terlapor dan melihat terlapor seperti orang panik. Kemudian saksi  bergegas mengajak anaknya pulang. Sesampai di rumah, saksi yang curiga telah terjadi pelecehan terhadap anaknya, langsung memeriksa kemaluan anaknya, dan melihat ada lecet pada bagian kemaluan anaknya.

Melihat tanda mencurigakan itu, saksi pun menghubungi suaminya, IPRP, yang kebetulan sedang mengikuti upacara pengabenan salah seorang warga setempat, dan menceritakan kejadian tersebut. Selanjutnya suaminya bergegas pulang ke rumah, dan melaporkan dugaan pelecehan terhadap anaknya itu ke Mapolsek Mendoyo.

Menerima laporan tersebut, jajaran Unit Reskrim Polsek Mendoyo langsung melakukan tindak lanjut dengan mengamankan terlapor, dan mengamankan sejumlah barang bukti yang berkaitan dengan dugaan kasus pelecehan tersebut.

Sedangkan dari hasil pemeriksaan sementara terhadap terlapor, yang bersangkutan membantah telah melakukan pelecehan. Menurutnya, saat pergi menyabit rumput ke kebunnya, dia diikuti Bunga dari belakang. Saat melihat Bunga yang memang diketahuinya mengidap autis, dia mengaku telah melarang Bunga mengikutinya, namun tidak dihiraukan oleh Bunga. Kemudian saat mengikuti ke kebunnya, menurutnya Bunga terpeleset, dan dia berusaha membangunkan Bunga dengan cara memegang tangan Bunga sembari menyuruh untuk bangun.

Saat berusaha membangunkan Bunga itu, menurut terlapor, datang ibu Bunga yang langsung mengambil Bunga. Setelah kejadian itu, dia melanjutkan menyabit rumput. Selang beberapa saat kemudian, dia mengaku dicari oleh istrinya, Ni NS, yang meminta untuk segera pulang, karena dia diduga melakukan pelecehan terhadap Bunga. Begitu mendengar kabar itu, dia bersama istrinya langsung menuju rumah keluarga Bunga, hendak menjelaskan kejadiannya. Namun belum sempat menjelaskan, terlapor mengaku sudah langsung dipukul pada bagian perut oleh ayah Bunga, IPRP. Melihat kakek Bunga juga berusaha mengambil pisau, terlapor yang didampingi anaknya, bergegas diminta lari menuju rumah saudara sepupunya di sebelah utara SD, dan kemudian didatangi pihak kepolisian.

Kanit Reskrim Polsek Mendoyo Ipda Gusti Ngurah Artha, ketika dikonfirmasi Sabtu kemarin, membenarkan adanya dugaan kasus pelecehan tersebut. Namun, pihaknya masih mendalami dugaan kasus tersebut, dengan melakukan pemeriksaan terhadap pelapor serta terlapor, termasuk sejumlah saksi-saksi.  “Masih kami dalami. Kami juga masih upayakan visum kepada terduga korban. Sementara terlapor masih diperiksa. Belum ada penetapan tersangka,” ujarnya. *ode

Komentar