nusabali

Arakan Male Semarakkan Peringatan Maulid Nabi di Loloan Timur

  • www.nusabali.com-arakan-male-semarakkan-peringatan-maulid-nabi-di-loloan-timur

Warga di Lingkungan/Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, menggelar tradisi mengarak male (wadah yang dihias aneka bentuk, di dalamnya berisi sejumlah telur, Red) untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H, Selasa (20/11).

NEGARA, NusaBali
Arak-arakan male yang diiringi kelompok hadrah, itu dibawa menuju Masjid Baitul Qodim di kelurahan setempat, dan telur-telur yang disusun pada male dengan aneka bentuk tersebut dibagikan kepada warga setempat.

Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Selasa kemarin, ada belasan male yang dibuat warga Kelurahan Loloan Timur. Male yang di dalamnya berisi ratusan telur, itu bentuknya bermacam-macam. Ada yang berbentuk sampan, buah-buahan, bonsai, bunga, pajegan, dan lainnya. Sebelum telur pada male dibagikan kepada warga, juga dilakukan ritual pemotongan rambut bayi yang masih berusia di bawah 1 tahun.

Usai pemotongan rambut bayi itu, dilanjutkan prosesi tabur beras kuning bersama uang logam yang dikenal dengan nama Ambur Salim. Proses itu pun menjadi salah satu prosesi yang ditunggu-tunggu warga, terutama anak-anak. Di mana anak-anak akan memperebutkan uang logam yang ditabur dengan beras kuning tersebut.

“Tradisi ini sudah dari tahun ke tahun kami laksanakan di sini. Kami bangga, anak-anak tetap antusias mengikuti tradisi ini,” ujar Kaling Loloan Timur Muztahidi.

Menurutnya, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Loloan, biasanya dilakukan berkaitan dengan upacara kelahiran. Tradisi pemotongan rambut bayi maupun pembuatan male saat peringatan Maulid Nabi, ini pun dipercaya memiliki banyak makna positif, sehingga diharapkan tetap lestari. “Bagi masyarakat Loloan, upacara mauludan, merupakan upacara memotong rambut bayi yang dibawa sejak lahir sebagai simbol berakhirnya masa bayi. Sedangkan tradisi male di Loloan, bersifat massal karena dilakukan oleh semua keluarga yang mempunyai bayi, dan didukung oleh seluruh warga dan diselenggarakan di masjid-masjid, mushola, ponpes (pondok pesantren), atau di rumah pribadi,” ujarnya. *ode

Komentar