nusabali

Tonjolkan Toleransi, Makan Bersama Libatkan Non Muslim

  • www.nusabali.com-tonjolkan-toleransi-makan-bersama-libatkan-non-muslim

Panglingsir Puri Kanginan Singaraja AA Ngurah Parwata Panji hingga anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng, Kadek Setiawan, ikut hadir dalam ritual Bancakan di Masjid Nur Rahman, Kelurahan Kampung Singajara kemarin

Tradisi Bancakan untuk Peringatan Maulid Nabi di Kampung Singaraja


SINGARAJA, NusaBali
Ada yang unik dalam peringatan hari suci Maulid Nabi Muhammad SAW di Kelurahan Kampung Singaraja, Kecamatan Buleleng, Selasa (20/11) pagi. Perayaan ditandai dengan digelarnya tradisi Bancakan, yakni ritual makan bersama seperti magibung, yang melibatkan pula umat Hindu dan non Muslim lainnya.

Nuansa keragaman dan toleransi terasa sangat kental dalam pelaksanaan tradisi Bancakan yang digelar di Masjid Nur Rahmah, Kelurahan Kampung Singaraja, Selasa kemarin. Bukan hanya umat Muslim di Kelurahan Kampung Singaraja yang mengikuti tradisi Bancakan, namun juga sejumlah umat Hindu. Mereka santap bersama-sama sejumlah hidangan yang disiapkan.

Pantauan NusaBali, tokoh non Muslim yang terlihat hadir mengikuti tradisi Bancakan di Masjid Nur Rahman, antara lain, panglingsir Puri Kanginan Singaraja (di wilayan Kelurahan Kampung Singaraja, Red) AA Ngurah Parwata Panji, didampingi putranya, AA Ngurah Fajar. Bahkan, anggota Komisi IV DPRD Bali dari Fraksi PDIP Dapil Buleleng, Kadek Setiawan, juga hadir mengikuti tradisi Bancakan tersebut.

Tokoh masyraakat Kelurahan Kampung Singaraja, Agus Murjani, mengatakan tradisi Bancakan adalah ritual makan bersama yang di Bali lazim disebut sebagai magibung. Tradisi Bancakan ini digelar rutin setahun sekali di Masjid Nur Rahman setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurut Agus Murjani, tradisi Bancakan ini sudah diwarisi secara turun temurun dari leluhurnya sejak abad XVI. “Tetua kami meyakini tradisi Bancakan ini sudah ada sejak ratusan tahun silam dan selalu dilakukan saat peringatan Maulid Nabi. Tradisi ini dibawa oleh Wali Songo saat menyebarkan agama Islam ke seluruh Nusantara,” ungkpa Murjani.

Khusus tradisi Bancakan di Kampung Singaraja, kemudian diakulturasi-kan dengan budaya Hindu yang mayoritas tinggal di kampung ini. Dalam tradisi Bancakan ini, sejumlah umat beda agama duduk berhadap-hadapan membentuk lingkaran untuk menyantap makanan bersama, tanpa membedakan derajat, status sosial, maupun suku.

Salah satu yang khas di sini adalah umat Muslim membuat pohon telor, yang disimbolkan sebagai proses kelahiran. Pohon telor ini dibuat di atas dulang---yang biasa digunakan umat Hindu sebagai alas untuk membuat banten pajegan. Pada pohon telor ini juga terdapat buah-buahan, sebagaimana dalam banten pajegan.

Murjani mengatakan, selain tradisi Bancakan, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan hari besar keagamaan lainnya di Kelurahan Kampung Singaraja juga mengadopsi tradisi Hindu. Salah satunya adalah ngejot, ritual berbagi makanan dan kudapan kepada tetangga. “Sikap toleransi antar umat beragama ini sudah diwarisi dari leluhur kami secara turun temurun dan terus dipelihara hingga sekarang,” papar Murjani.

Sementara itu, panglingsir Puri Kanginan Singaraja, AA Ngurah Parwata Panji, mengakui selama ini hubungan erat antara pihak puri dengan nyama Selam (saudara Muslim, Red) tak pernah putus. Menurut Gung Parwata, meski berbeda agama, warga Kampung Singaraja tetap menjalani kegidupan harmonis tanpa memandang status sosial dan perbedaan kepercayaan.

“Konsep menyamabraya tetap berjalan tanpa batas dan tanpa cela, baik dalam kondisi suka maupun duka. Hal ini merupakan amanat dari leluhur yang selalu menekankan untuk menjaga toleransi dan hubungan harmonis dengan nyama Selam di Kampung Singaraja,” ujar Gung Parwata kepada NusaBali di sela tradisi Bancakan, Selasa kemarin. “Ke depannya, kami berharap hubungan yang baik dan rasa persaudaraan ini tetap terjalin,” imbuhnya.

Paparan hampir senada juga disampaikan aggota Komisi IV DPRD Bali, Kadek Setiawan, yang kemarin turut bergabung dalam tradisi Bancakan di Masjid Nur Rahman, Kampung Singaraja. Kadek Setiawan berharap Kampung Singaraja dengan penduduknya yang heterogen, bisa menjadi salah satu contoh nyata kerukunan umat bergama di Bali.

“Kami berharap situasi ini terus bertahan. Ini menjadi amanah berat bagi kalangan pemuda sebagai generasi penerus,” tandas politisi PDIP asal Desa Pengelatan, Kecamatan Buleleng yang baru satu periode dudu di DPRD Bali Dapil Buleleng ini. *k23

Komentar