nusabali

Dua Komunitas Kreasikan Garapan Musik

  • www.nusabali.com-dua-komunitas-kreasikan-garapan-musik

Memasuki tema Bali Creative Performance di Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya III, Komunitas Haridwipa Gamelan Grup Tabanan dan Komunitas Manubada Gianyar mengisi kreativitas di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya-Art Center, Denpasar, Sabtu (17/11) malam.

GSAP Bali Mandara Nawanatya III

DENPASAR, NusaBali
Mereka seolah asyik berkreasi di atas panggung. Seperti Haridwipa Gamelan Grup Tabanan yang melibatkan sekitar 90-an orang anak-anak untuk menampilkan empat garapan diantaranya Anunggal Satunggal, Liang, Briak Briuk Nyilem, Tingkah dan SoloDwet Sumber. Berpijak dari kemampuan setiap anak yang berbeda-beda membuat Hari harus menyesuaikan kemampuan anak-anak dengan garapan yang akan ditampilkan. “Jadi anak-anak tampil dengan garapan yang sesuai sama kemampuan mereka. Generasi muda bisa berkarya dan berbagi, sehingga saya ajak anak-anak untuk mengekspresikan diri di sini,” ujar I Gusti Nengah Hari Mahardika selaku pemimpin Haridwipa Gamelan Grup Tabanan.

Terdapat tiga garapan yang dipilih untuk sesuai disesuaikan dengan karakteristik anak-anak diantaranya Anunggal Satunggal, Liang, dan Briak Briuk Nyilem. Dalam penciptaannya, Hari membangkitkan lagu-lagu anak masa lalu khususnya karya Samar Gantang. Keunikan semakin terasa saat garapan terakhir bertajuk Tingkah dan Solodwet menyatukan penonton dengan penampil. “Untuk garapan terakhir kita membuat percobaan musik tanpa latihan sebelumnya, kita membuat penonton merespon dengan hanya menggunakan gerak dan loncatan seperti games dalam konteks nada,” jelas Hari.

Sementara itu, Sanggar Manubada Gianyar menampilkan empat garapan dalam Bali Creative Performance yakni Ghni Wanara, Tetamian, Janji Hanoman, dan Ngepel Kayu. Terinspirasi dari cerita bakti Hanoman terhadap Rama dan Sita garapan ini pun menunjukkan pengabdian yang sangat tulus dan dalam. Selain itu, ada pula garapan yang terinspirasi dari prosesi Nglawang dan prosesi pembuatan topeng (tapel) barong. “Butuh waktu seminggu untuk memantapkan keempat garapan ini, karena ini garapan yang sudah ada sebelumnya,” ujar Adi.

Adi menuturkan, tanpa disadari manusia memang dikodratkan untuk menua. Regenerasi seniman-seniman muda pun harus dilakukan sebagai generasi baru penerus budaya Bali. “Ada kesan yang berbeda di tahun ini, waktu Nawanatya yang sebelumnya seniman yang senior sekarang menampilkan yang anak-anak pesannya yakni lintas generasi,” tandasnya. *ind

Komentar