nusabali

Ribuan Krama Iringi Palebon Permaisuri Raja Denpasar IX

  • www.nusabali.com-ribuan-krama-iringi-palebon-permaisuri-raja-denpasar-ix

Ribuan krama iringi prosesi palebon permaisuri Raja Denpasar IX Ida Tjokorda  Ngurah Jambe Pemecutan, yakni Dampati Ida Anak Agung Ayu Oka Pemecutan, di Setra Badung, Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat pada Buda Pon Tolu, Rabu (14/11) siang.

DENPASAR, NusaBali
Jalan Veteran Denpasar dan Jalan Hasanuddin Denpasar pun harus ditutup total selama 2 jam.  Selain penutupan dua jalan protokol, tiga titik traffic light, jaringan telepon, dan jaringan PLN di sepanjang Jalan Veteran dan Jalan Hasanuddin Denpasar juga harus dipadamkan karena adanya pengarakan bade palebon almarhum Dampati Ida Anak Agung Ayu Oka Pemecutan. Pantuan NusaBali, prosesi palebon permaisuri Raja Denpasar IX kemarin sudah dimulai sejak pagi pukul 10.00 Wita, diawali dengan persembahyangan terakhir di Puri Agung Satria.

Setelah persembahyangan, layon (jenazah) almarhum dibawa ke Patung Catur Muka di sebelah barat daya Gedung Jaya Sabha Denpasar, yang berjarak sekitar 600 meter arah selatan dari Puri Satria Denpasar, untuk dinaikan ke atas bade tumpang sia (tingkat 9) setinggi 18 meter. Layon Dampati Ida Anak Agung Ayu Oka Pemecutan yang sudah ditempatkan pada jempana lelunga dibawa oleh sekitar 10 orang dari Puri Satria menuju Patung Catur Muka siang sekitar pukul 11.15 Wita.

Sebelum dinaikkan ke atas parareman pada bade untuk selanjutnya diarak menuju Setra Badung, layon permaisuri Raja Denpasar IX lebih dulu diputar mengelilingi Patung Catur Muka tiga kali putaran dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam. Selanjutnya, tepat pukul 12.05 Wita dilakukan pengarakan bade palebon yang diiringi ribuan krama bergerak menuju Setra Badung yang berjarak sekitar 1,5 kilometer arah barat dari Patung Catur Muka.

Raja Denpasar IX, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan (semasa walaka bernama AA Samirana) sendiri tidak ikut dalam prosesi palebon istrinya, karena sedang sakit. Kerabat puri yang ikut dalam prosesi, antara lain, IB Suamba Bhayangkara dan IB Agung Yano Kusbari (munggah ring Pemereman), IB Agung Mandala dan AA Ngurah Alit Putra (munggah ring Bale Pebasmian), serta IB Darma Susila dan IB Agung Sugianta (munggah ring Tragtag).

Arak-arakan bade dan lembu palebon permaisuri Raja Denpasar IX kemarin siang menimbulkan kemacetan arus lalulintas di beberapa titik kawasan Jalan Diponegoro Denpasar dan Simpang Pemecutan-Jalan Imbam Bonjol Denpasar. Sedangkan Jalan Veteran dan Jalan Hasanuddin Denpasar ditutup total.

Sementara itu, sesampainya di Setra Badung, layon almarhum langsung dipindahkan ke dalam Lembu putih untuk dilakukan palebon. Prosesi palebon tersebut dipuput oleh dua sulinggih, yakni Ida Pendada Buda Jelantik Lila Arsa (dari Griya Taman Sukawati, Gianyar) dan Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa Putra Keniten (dari Griya Sari, Tegal).

Putra sulung almarhum, AA Ngurah Agung Wira Bima Wikrama, mengungkapkan prosesi ini merupakan yang terakhir dengan menggunakan tingkat upacara utama. Sebab, ibundanya sudah melakukan proses madwijati keorabon. Wira Bima mengatakan, keseluruhan prosesi tersebut sudah dipersiapkan diawali dengan ritual nyiramang layon pada Saniscara Wage Kulantir, Sabtu (10/11), disusul ritual nunas tirta, ngaskara pengajum, munggah upacara, dan panebusan pada Radite Kliwon Tolu, Minggu (11/11). "Saat ini, puncak prosesi palebon seperti yang kita lihat ada ribuan krama mengiringi sampai di Setra Badung,” jelas Wira Bima.

Dampati Ida Anak Agung Ayu Oka Pemecutan sendiri lebar (meninggal) dalam perawatan di RS Puri Raharja, Denpasar, 17 Oktober 2018 lalu. Permaisuri Raja Denpasar IX ini menghembuskan apas terakhir setelah selam 3 hari dirawat di RS akibat penyakit diabetes militus.

Almarhum yang pensiunan guru SMKN 3 Denpasar ini berpulang buat selamanya dengan meninggalkan suami tercinta Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemectan serta 5 orang anak: AA Ngurah Agung Wira Bima Wikrama, 53, AA Sagung Istri Ratih Isyana Dewi, 51, AA Ngurah Agung Astika Ningrat, 49, AA Ngurah Mayun Wira Ningrat, 46, dan AA Ngurah Alit, 36.

"Beliau memang menderita diabetes militus sejak beberapa tahun lalu. Bahkan sudah bolak balik ke rumah sakit, sampai akhirnya meninggal di RS Puri Raharja,” ujar Wira Bima. Disebutkan, pihak keluarga sudah mengiklaskan kepergian almarhum. “Sakit yang selama ini dideritanya membuat beliau harus terbaring dan merasakan kesakitan,” tandas mantan anggota Fraksi Demokrat DPRD Denpasar ini. *mi

Komentar