nusabali

Siapkan Beasiswa, Gandeng Unud

  • www.nusabali.com-siapkan-beasiswa-gandeng-unud

Sulitnya ‘merayu’ dokter spesialis mengabdi di Buleleng membuat Pemkab memilih ‘menyekolahkan’ lulusan  S1 Kedokteran menjadi spesialis.

Atasi Kelangkaan Dokter Spesialis di Buleleng


SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng serius membiayai dokter umum yang ingin mencari spesialis, sebagai langkah mengatasi kelangkaan dokter spsialis. Hal ini ditandai dengan kesiapan mengalokasikan dana beasiswa bagi dokter umum pada APBD Induk 2019. Rencananya, Pemkab Buleleng akan bekerjasama dengan Universitas Udayana (Unud) dalam perekrutan dokter umum yang siap dibiayai melanjutkan sekolah spesialis.

Hal itu disampaikan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, saat dikonfirmasi tidak terisinya formasi doktes spesialis dalam perimaan CPNS tahun 2018, Rabu (14/11). Dikatakan, dirinya sudah memerintahkan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk mengalokasikan dana beasiswa dokter umum mencari spesialis pada APBD Induk 2019.

“APBD tahun 2019 saya sendiri yang langsung turun tangan. Saya sudah minta agar ada dana beasiswa dokter umum. Sekarang sedang disusun oleh BKD (Badan Keuangan Daerah),” katanya.

Masih kata Bupati, dalam perekerutannya nanti, pihaknya akan bekerjasama dengan Unud. Harapannya, agar lulusan dokter umum dari Unud, bisa disekolahkan lagi mencari spesialis dengan biaya dari Pemkab Buleleng. Syaratnya, dokter tersebut siap bekerja di Buleleng. “Saya akan koordinasikan nanti dengan pihak Unud dulu. Misalnya kita setiap tahun diberikan lima orang dokter umum yang bisa dikita biayai mencari spesialis. Begitu tamat spesialis, yang bersangkutan bekerja di Buleleng. Kalau tidak seperti itu, selamanya nanti kita mengalami kelangkaan dokter spesialis,” terangnya.

Lebih lanjut dikatakan, keberadaan dokter spesialis terutama di kota-kota kecil seperti Buleleng, sangat terbatas. Ini terjadi karena umumnya dokter-dokter spesialis itu memilih membuka praktik di kota-kota besar, termasuk memilih bekerja di RS swasta.”Mungkin ini jalan keluar terbaik yang bisa kami lakukan atasi kelangkaan dokter spesialis,” ujarnya.

Buleleng sendiri masih sangat membutuhkan dokter spesialis. Karena dua RS Pratama yakni di Desa Tanguwisia, Kecamatan Seririt dan di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, belum juga memiliki dokter spesialis. Kerena itu, RS Pratama belum bisa dijadikan rujukan online berjenjang dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Sebelumnya, Buleleng mendapat jatah formasi dua dokter spesialis dalam penerimaan CPNS tahun 2018. Namun dari 5.607 berkas lamaran yang masuk, satupun tidak ada melamar dua posisi tersebut. Kepala BKPSDM Kabupaten Buleleng, Gede Winsawa, dalam keterangan persnya, mengatakan, dua formasi yang kosong tersebut akibat tidak ada pelamar sama sekali. “Formasi ini sejak awal pendaftaran dibuka, memang tidak ada pelamarnya. Kemungkinan, karena memang jumlah dokter untuk dua spesialis itu sangat kurang,” katanya. *k19

Komentar