nusabali

Sejumlah Remaja Ditangkap di Pantura

  • www.nusabali.com-sejumlah-remaja-ditangkap-di-pantura

Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah menangkap sejumlah remaja yang tengah mabuk rebusan pembalut di wilayah Pantura di Kudus, Jawa Tengah.

Mabuk Rebusan Pembalut

KUDUS, NusaBali
"Iya benar, beberapa remaja yang mabuk rebusan pembalut tertangkap BNNP Jateng di Kudus. Namun mereka tercatat sebagai warga Purwodadi, Grobogan," kata Kepala Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Kudus, Jawa Tengah, AKP Sukadi saat dikonfirmasi, Jumat (9/11).

Sukadi menuturkan, para pelaku yang tertangkap merupakan anak jalanan yang dalam keseharian menjalankan rutinitas di jalanan Pantura. "Anak-anak jalanan lebih rentan melakukan aktivitas yang tidak mendidik," ujarnya.

Fenomena mabuk menggunakan rebusan pembalut yang ramai jadi perbincangan akhir-akhir ini, lanjut dia, adalah kasus terbaru yang belum pernah ditemukan oleh polisi di Kudus. Oleh karena itu, Polres Kudus akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi di wilayah hukumnya.

"Selama ini tidak ada kasus nge-fly rebusan pembalut di Kudus. Kemungkinan yang tertangkap, mabuknya di daerah lain, namun tertangkap di Kudus. Kami akan terus gencarkan sosialisasi kepada masyarakat dan sekolahan. Untuk anak jalanan, Sat Sabhara diimbau rutin berpatroli dan bersosialisasi," pungkas Sukadi.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kabupaten Kudus, Lutful, mengatakan, kasus remaja yang teler dengan menyalahgunakan rebusan pembalut merupakan kasus yang baru di Kudus.

Sebagai instansi pemerintah yang bertugas mengurus anak jalanan, pihaknya belum pernah sekalipun menemui kasus tersebut di Kudus.

"Sungguh ironis. Kami terkejut karena kasus ini tergolong baru bagi kami. Sampai saat ini, belum ada temuan dari kami," kata Lutful. Untuk mengetahui detail temuan kasus yang tak lazim itu, pihaknya akan segera menerjunkan tim internal untuk mencari informasi.

"Selama kami melakukan razia anak jalanan, sangat jarang mereka ditemukan dalam keadaanmabuk," katanya.

Selebihnya, mereka yang terjaring razia langsung ditempatkan di rumah singgah tanpa ada interogasi mendalam terkait aktivitasnya. Di dalam rumah singgah, mereka akan didata lalu dipulangkan ke rumah mereka masing-masing.

"Anak jalanan yang asli Kudus langsung saya kontak ke kepala desanya untuk dijemput. Untuk yang luar kudus, keesokan hari dipulangkan," kata Lutful.

Baginya, temuan kasus mabuk dengan air rebusan pembalut cukup aneh. Menurut Lutful, selama ini kenekatan anak jalanan yang pernah ditemui yaitu mengonsumsi obat batuk melebihi dosis, menghirup lem atau mengoplos miras dengan losion anti nyamuk. "Kami akan berupaya semaksimal mungkin melakukan sosialisasi kepada para anak jalanan," ungkapnya. *

Komentar