nusabali

Heboh, Remaja Teler Pakai Rebusan Pembalut

  • www.nusabali.com-heboh-remaja-teler-pakai-rebusan-pembalut

Badan Narkotika Nasional (BNN) sedang mendalami kasus remaja mabuk rebusan pembalut.

JAKARTA, NusaBali
Tak hanya di Jawa Tengah, ternyata fenomena itu sedang mewabah di sejumlah wilayah di Jawa tengah, Jawa Barat, termasuk DKI Jakarta. Namun pelaku dalam kasus ini sulit dijerat hukum karena tak ada aturan yang menggolongkan pembalut sebagai salah satu jenis narkotika.

"Kami menerima informasi memang tidak hanya di Jawa Tengah. Tapi di Jawa Barat dan sekitar Jakarta kita juga menemukan. Bahwa ada anak muda kita yang menggunakan kain pembalut wanita yang direbus, kemudian airnya diminum untuk bahan pengganti narkoba," kata Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari di Kantor BNN, Jakarta Timur, Kamis (8/11) seperti dilansir detik.

"Di Karawang, Bekasi dan Jakarta Timur kita dapatkan informasi," tambah Arman lebih rinci. Fenomena ini dilakukan oleh remaja. Arman mengatakan para remaja itu menganggap ada bahan-bahan psikoaktif di dalam pembalut.

"Menurut mereka pembalut wanita di dalamnya, mengandung bahan-bahan psikoaktif mungkin sebagai pengawet atau bahan yang lain. Tapi ini tentu masih diperlukan pendalaman dan pemeriksaan laboratorium," ungkapnya.

Seperti diketahui, pembalut sebenarnya adalah barang yang legal beredar di masyarakat. Oleh sebab itu, BNN masih mengkaji apakah ada aspek pelanggaran hukum di fenomena ini atau masuk kategori ketidaksengajaan.

Dalam proses penyelidikan kasus seperti ini, kata dia, BNN akan mengkaji aturan yang berlaku serta menelusuri alasan pelaku menyalahgunakan produk tersebut.  Pelaku bisa dijerat hukum jika ada unsur kesangajaan penyalahgunaan barang menjadi narkotik. Sebaliknya, BNN akan memberikan perlakuan berbeda jika  penyidik menemukan unsur ketidaksengajaan.

"Kalau misalnya di situ ada pelanggaran hukum atau memang ada ketidaksengajaan memang berbeda cara penanganannya," ujarnya seperti dikutip dari cnnindonesia.

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kasus ini bukan hal baru. Komisioner KPAI bidang kesehatan dan napza, Sitti Hikmawatty, mengungkap perilaku remaja yang mencari alternatif zat untuk nge-fly, tenang, ataupun gembira berawal dari coba-coba. Dari satu bahan, para remaja ini bisa meramu bahan lain demi bisa nge-fly.

"Jadi kalau kita mengenal beberapa golongan psikotropika di luar narkoba, maka beberapa zat 'temuan' para remaja ini termasuk kelompok eksperimen psikotropika. Jumlahnya belum bisa diprediksikan karena ini berkaitan erat dengan jumlah anak serta kreativitas mereka 'meramu' bahan-bahan yang mudah di dapat di pasaran. Minum air rebusan pembalut juga didapat dari coba-coba, selain fenomena lain, seperti ngelem dan lain-lain," paparnya, Kamis (8/11). *

Komentar