nusabali

Terancam Tak Bisa Dilaunching saat Puncak HUT Mangupura

  • www.nusabali.com-terancam-tak-bisa-dilaunching-saat-puncak-hut-mangupura

Perangkat di Badung Command Center Kena Air Hujan 

MANGUPURA, NusaBali
Jaringan internet di lingkungan kantor pemerintahan se-Kabupaten Badung mengalami mati total. Penyebabnya, perangkat yang ada di gedung Badung Command Center (BCC) mengalami masalah teknis karena rembesan air hujan yang mengguyur, Rabu (7/11). Akibat rembesan itu, plafon gipsum gedung BCC yang rencana bakal dilaunching saat puncak HUT ke–9 Mangupura pada 16 November 2018 ikut jebol.

Plafon yang mengalami kerusakan parah berada di lantai tiga gedung tersebut. Akibatnya, lantai pun basah dan air menggenang di mana-mana. Ironisnya, plafon yang jebol akibat rembesan air itu juga membuat hyperflex atau alat bantu penyebaran application server command center yang juga berada di lantai tiga terkena dampak langsung rembesan air. Tak hanya itu, beberapa server milik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) juga terkena rembesan air.

Staf di Diskominfo sudah melakukan pengeringan dengan menggunakan hairdryer, namun belum bisa dipastikan apakah peralatan dimaksud mengalami kerusakan atau tidak. Sebab, masih menunggu tim teknisi untuk melakukan pengecekan.

Akibat hal tersebut seluruh jaringan internet di pusat pemerintahan (Puspem) Badung mati total. Belum bisa dipastikan kapan jaringan internet ini akan kembali normal. Pihak Diskominfo pun telah melayangkan pemberitahuan dan permakluman kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) karena terputusnya jaringan internet.

Kepala Diskominfo Badung I Wayan Weda Darmaja hanya bisa geleng-geleng kepala atas apa yang terjadi. Terlebih, peralatan yang tengah dalam tahap penataan ini disiapkan untuk dilaunching pada puncak HUT ke–9  Mangupura pada 16 November 2018 mendatang.

“Kalau atap yang jebol itu masalah ringan, tapi ini (hyperflex dan server, Red) juga kena. Kami tidak berani memastikan apakah ini rusak atau tidak, yang jelas tadi kena air hujan. Kami belum berani mencoba,” jelasnya.

Yang membuat Weda Darmaja semakin khawatir, hyperflex alat penyimpan data dan server itu didatangkan khusus dari luar negeri. Kalau ternyata alat tersebut rusak, tentu akan butuh waktu lama dalam proses pengadaan kembali. “Ini saja kurang lebih dua bulan pengadaan,” kata birokrat asal Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, itu.

“Sebenarnya kalau yang kami terima kondisinya rusak masih bisa diganti. Tapi ini karena gedung kami yang bocor dan hyperflex jadi kena air, saya masih belum tahu bagaimana nantinya,” tutur Weda Darmaja. Dia akan melaporkan hal ini kepada pimpinan dan secepatnya berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung selaku leading sector untuk cepat memperbaiki kerusakan bangunan.

Secara terpisah, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Badung Ida Bagus Surya Suamba mengakui jebolnya plafon dikarenakan lubang talang air tertutup kotoran, sehingga air meluap ke mana-mana. “Plafon jebol karena airnya pada talang meluap. Saat kami periksa semua inlet tersumbat, sehingga air meluap,” jelasnya.

“Tapi saat ini (kemarin) sudah langsung kami perbaiki. Kami juga lakukan evaluasi supaya tidak terulang kembali kejadian ini,” katanya. Menurutnya gedung BCC masih dalam proses pemeliharaan rekanan sampai Januari 2020. *asa

Komentar