nusabali

Diguyur Hujan, Tembok Panyengker Ambruk

  • www.nusabali.com-diguyur-hujan-tembok-panyengker-ambruk

Tembok panyengker Balai Lingkungan Jineng Agung Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, ambruk akibat diguyur hujan.

NEGARA, NusaBali
Hujan di wilayah Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa (6/11) dini hari, membawa bencana tembok panyengker Balai Lingkungan Jineng Agung ambruk. Tembok payengker menggunakan batako itu ambruk sepanjang 6 meter bersama bagian pondasinya, karena diduga tidak kuat menahan guyuran hujan yang cukup deras.

Kepala Lingkungan (Kaling) Jineng Agung Gede Yasa yang tinggal di sebelah Balai Lingkungan Jineng Agung, Selasa kemarin, mengatakan  hujan yang terjadi Selasa dini hari kemarin itu, juga merupakan hujan pertama kali yang mengguyur Gilimanuk. Menurutnya, hujan yang cukup deras itu mulai turun sekitar pukul 01.00 Wita. Sekitar pukul 03.00 Wita hujan masih mengguyur, dia dikagetkan suara gemuruh, dan setelah mengecek ke luar rumah, ditemukan tembok panyengker ambruk. “Saya kira ada mobil kecelakaan. Tetapi setelah keluar, ternyata tembok panyengker roboh,” katanya.

Dari perkiraannya, ambruknya tembok panyengker bersama pondasinya itu, karena tanah urugan di halaman Balai Lingkungan Jineng Agung itu labil. Selain itu, tidak ada pembuangan air pada tembok panyengker tersebut, sehingga air yang terbendung semakin kuat, dan merobohkan pondasi tembok panyengker tersebut. Setelah mengetahui kejadian itu, dia melapor kepada Lurah Gilimanuk, Selasa pagi kemarin, dan diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana.

“Sudah dicek oleh BPBD. Untuk pembersihannya, rencana akan dilakukan gotong royong hari Jumat (9/11) nanti,” ujarnya.

Sementara berdasar informasi di lapangan, selain bencana tembok panyengker Balai Lingkungan Jineng Agung ambruk, hujan yang terjadi Selasa dini hari kemarin, juga membuat ambruk sebuah bangunan dapur di Banjar Danging Pangkung, Desa/Kecamatan Pekutatan, Jembrana. Bangunan dapur itu sudah lama tidak digunakan oleh pemiliknya yang berdomisili di Denpasar, dan sebelumnya memang sudah miring, sehingga ambruk ketika diguyur hujan. “Bangunan dapur, dan sudah belasan tahun tidak digunakan. Yang punya tinggal di Denpasar, katanya memang mau dibongkar, makanya tidak sampai kami laporkan ke BPBD,” ujar Kasi Pelayanan Desa Pekutatan I Nengah Darmayana, Selasa kemarin. *ode

Komentar