nusabali

Kartu Sakti FAO untuk Bupati dan Ketua Dewan

  • www.nusabali.com-kartu-sakti-fao-untuk-bupati-dan-ketua-dewan

Rombongan FAO (Food Agriculture Organization) menyematkan kartu sakti FAO buat Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri dan Ketua DPRD I Nengah Sumardi.

AMLAPURA, NusaBali
Penyematan kartu sakti itu menandakan Karangasem telah menjadi anggota FAO. Penyematan kartu sakti saat FAO survei terkait usulan tanaman salak masuk program GIAHS  (Globally Important Agricultural  Heritage System) sebagai warisan budaya dunia di Banjar Dukuh, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Sabtu (3/11).

FAO Representative for Indonesia and Timur Leste, Stephen Rudgard, menjelaskan kartu sakti berupa chip digunakan dengan cara menempelkan di komputer yang telah terpasang perangkat internet. Nantinya akan muncul aplikasi-aplikasi berupa informasi tentang FAO. Sehingga dengan mudah mengenal program kerja FAO dan program kerja yang telah berjalan. “Chip ini sangat mudah dibawa, tetapi tidak mudah didapatkan, kecuali untuk kepala daerah dan di daerahnya masuk usulan jadi warisan budaya dunia,” katanya.

Stephen Rudgard mengingatkan agar nama buah salak tidak diganti dengan snake fruit. “Ternyata buah salak banyak macamnya dan namanya jangan diganti, biarkan saja bernama buah salak,” pintanya. Sementara Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri mengatakan, dengan mendapatkan chip itu setidaknya dengan mudah mengikuti perkembangan FAO. Termasuk mencari informasi terkait pertanian kebun salak diusulkan jadi Warisan Budaya Dunia. Proposal telah diajukan dan ditindaklanjuti survei lapangan.

Dikatakan, tanaman kebun salak di Desa Sibetan memiliki sejarah panjang sejak abad XIV diawali keberadaan Ki Dukuh Sakti dibuktikan dengan ditemukannya Pura Batur Dukuh Sakti di Banjar Dukuh, Desa Sibetan. Dalam lontar Ki Dukuh Sakti, termuat tanaman salak merupakan tanaman salak pertama di Bali. Kemudian berkembang menjadi 14 varietas sesuai SK Menteri Pertanian No 584/Kpts/TP.240/7/1994 per 23 Juli 1994 yakni salak putih, nangka, gondok, gula pasir, embadan, nenas, maong, getih, nyuh, bekung, pade, sepet, cengkih, dan injin.

Lahan kebun salak di Karangasem 4.123 hektare dengan 8.401.174 pohon, produksinya 281.566,40 kwintal per tahun. “Kami antarkan rombongan FAO mengecek kebun salak dan keberadaan Pura Ki Dukuh Sakti sesuai yang tertuang dalam proposal,” ungkap Bupati Mas Sumatri. *k16

Komentar