nusabali

Jalan Ditutup, 32 KK ‘Terisolir’

  • www.nusabali.com-jalan-ditutup-32-kk-terisolir

Mediasi sudah sering digelar, namun gagal.

BANGLI, NusaBali

Jalan di Banjar Bugbug, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Bangli, ditutup dengan tumpukan batako. Penutupan jalan ini diduga akibat konflik pemilik lahan dengan pemilik rumah makan. Imbasnya, 32 kepala keluarga di sekitar tanah konflik ‘terisolir’. Mereka tidak bisa bepergian dengan kendaraan roda empat untuk menjual hasil tani maupun beli sarana pertanian.

Menurut warga sekitar, I Nyoman Sirat, mengatakan jalan itu ditutup oleh I Nengah Lestrik. Jalan beraspal itu ditutup selebar 2,5 meter menggunakan batako. Dikatakan, warga berupaya berkoordinasi dengan Nengah Lestrik agar jalan tersebut bisa dibuka kembali. Koordinasi yang dimediasi Perbekel Desa Batur Selatan tidak membuahkan hasil. “Mediasi sudah beberapa kali, hanya saja belum ada titik temu,” ungkap Sirat, Minggu (4/11).

Sirat mengungkapkan, jalan itu telah ditutup cukup lama. Akibat penutupan jalan tersebut, sebanyak 32 KK yang ditinggal di jalur tersebut kesulitan menjual hasil pertanian maupun membawa pupuk. “Dulu mobil bisa sampai masuk kebun. Hasil pertanian bisa langsung diangkut, kalau sekarang hasil pertanian harus dipanggul sampai jalan besar,” ungkapnya. Warga yang tinggal di kawasan tersebut merupakan warga campuran dari beberapa desa, ada dari Desa Batur Seletan, Desa Batur Tengah, dan Desa Batur Utara.

Dampak penutupan jalan semakin kompleks. Tak hanya masalah pengangkutan hasil panen yang terganggu. Warga juga kesulitan berobat ke dokter dengan mengendarai mobil. Orangtua Sirat meninggal di rumah akibat tidak bisa diajak berobat ke dokter. “Karena mobil tidak bisa melintas. Kalau pakai sepeda motor tidak memungkinkan. Orangtua saya akhirnya meninggal di rumah,” kenangnya. Warga telah bersurat kepada Bupati, DPRD Bangli, Dinas PU, BPN, dan Polres Bangli. Surat dikirim pada tanggal 29 Oktober 2018. “Kami berharap pemerintah turun tangan agar ada penyelesaian kasus ini,” pintanya.

Sirat mengungkapkan, antara warga 32 KK yang tinggal di lokasi dengan Nengah Lestrik tidak ada masalah. Warga lainnya, Ni Wayan Prami, mengatakan aktivitas warga terganggu dengan penutupan jalan itu. Ia mengungkapkan, Nengah Lestrik ada masalah dengan salah satu pengusaha rumah makan atau restoran di Kintamani. Pengusaha restoran itu memiliki lahan yang lokasinya melalui jalan yang ditutup oleh Nengah Lestrik. “Masalahnya dengan bos restoran, tapi warga yang terdampak. Nengah Lestrik tak ada masalah dengan warga di sini,” beber Wayan Prami yang ada hubungan keluarga dengan Nengah Lestrik.

Status jalan yang ditutup masih dipertanyakan. Informasi di lapangan, jalan itu melalui lahan milik Nengah Lestrik dan sebagian lahan milik pengusaha restoran. Nengah Lestrik berencana mensertifikatkan lahan miliknya, dan beberapa kali sudah melakukan pengukuran. Sayang Nengah Lestrik belum bisa diminta keterangan. Saat dihubungi per telepon tidak tersambung. Anaknya, Puji, mengatakan ayahnya sedang ngayah karena ada karya. Terkait penutupan jalan, Puji mengatakan jalan yang dibatako oleh ayahnya bukanlah jalan umum. Jalan tersebut merupakan lahan milik orangtuanya.

Puji menegaskan, melakukan pengukuran lahan sehingga untuk sementara menutup jalan. “Jalan itu bukan jalan umum. Kalau jalan umum tentu ada tembusannya. Ini jalan buntu,” tegasnya. Dikatakan, lahan itu sudah disertifikatkan tetapi akan dipecah karena akan dibagi. Terkait warga bersurat adanya penutupan jalan ke polisi, belum pula bisa dikonfirmasi. Perbekel Desa Batur Selatan, I Gede Sarjana, juga belum bisa dikonfirmasi per telepon. *es

Komentar