nusabali

Kakek Membusuk di Rumah Kosong

  • www.nusabali.com-kakek-membusuk-di-rumah-kosong

Tak keluar rumah selama dua hari, sang kakek diperkirakan sudah meninggal sejak dua hari sebelum jasadnya ditemukan Minggu kemarin

SINGARAJA, NusaBali
Wayan Jenang, 72, warga Banjar Dinas Kawanan, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng ditemukan tewas membusuk dalam rumah kosong, Minggu (28/10) pukul 07.00 WITA  yang berlokasi di Banjar Dinas Belimbing, Desa Penuktukan. Mayat kakek ditemukan anak dan cucunya setelah tiga hari tak terlihat keluar rumah.

Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh Luh Birit, 55 dan Made Siman Prabayoga, 15, yang merupakan anak dan cucu Jenang. Birit yang mengajak anaknya Siman memang sengaja bermaksud menjenguk ayahnya yang sudah sakit-sakitan dan renta, setelah tiga hari tak terlihat di luar rumah. Jenang hingga nafas terakhirnya memang hidup sendiri dan menempati sebuah rumah kosong milik kerabatnya, almarhum Jro Kebayan Melayu.

Kapolsek Tejakula, AKP Wayan Sartika dikonfirmasi Minggu sore kemarin menjelaskan, jika Birit terakhir kali melihat korban Jenang pada Rabu (24/10) lalu. “Korban empat hari lalu memang mengeluh sakit dan anaknya Birit ini sempat memberinya uang Rp 20 ribu,” ungkap AKP Sartika.

Birit pun muali curiga saat ayahnya yang sudah renta dan sakit-sakitan tak pernah ditemui di luar rumah. Ia dan anaknya Siman berinisiatif untuk menjenguk Jenang untuk melihat kondisinya. Namun saat tiba di rumah yang ditempati ayahnya, kecurigaannya pun memuncak saat mencium bau busuk dan pintu kamar dalam kondisi terkunci dari dalam.

Birit dan Siman kemudian membuka secara paksa pintu itu dan langsung mendapati korban dalam keadaan meninggal dengan posisi tidur telungkup kepala menghadap ke Timur. Kondisi mayatnya pun sangat memprihatinkan, karena sudah membusuk hingga mengeluarkan bau menyengat dan belatung. Birit pun kemudian melaporkan hal tersebut kepada aparat desa.

Sementara itu selang beberapa lama, personel Polsek Tejakula dan tim medis Puskesmas Tejakula I dengan dr Soefian Nagoya tiba di lokasi kejadian dan langsung melakukan pemeriksaan luar. Melihat kondisi mayat korban dan dari hasil pengamatan tim medis mengatakan korban diduga sudah meninggal lebih dari dua hari yang lalu. Namun pihaknya mengaku tidak mengatahui pasti penyebab kematian jika tidak dilakukan otopsi.

Hanya saja anjuran tersebut tidak dijalani oleh anak korban Luh Birit, yang mengikhlaskan kematian ayahnya. “Keluarga korban memang menolak dilakukan otopsi dengan membuat surat pernyataan,” imbuh Kapolsek Sartika. Jenazah korban kemudian langsung dimakamkan pada Redite Umanis Ukir, Selasa (30/10) di setra Desa Pakraman Penuktukan. *k23

Komentar