nusabali

Film 'Laut Bercerita' Buat Penonton Haru di UWRF 2018

  • www.nusabali.com-film-laut-bercerita-buat-penonton-haru-di-uwrf-2018

 Film adaptasi novel karya Leila S. Chudori ini mengangkat tema era pemerintahan 1998 dan rasa kehilangan.

GIANYAR, NusaBali

Film ‘Laut Bercerita’ (The Sea Speaks His Name) (2017) adaptasi dari novel Leila S. Chudori, untuk pertama kalinya diputar di Ubud Writers and Readers Festival 2018, pada Jumat (26/10) dengan mengambil tempat di Taman Baca, Jalan Raya Sanggingan, Ubud, Gianyar. Pemutaran film tersebut juga diisi dengan sesi diskusi dan tanya jawab seputar film antara pengunjung dengan penulis, sutradara, dan produser film.

Dalam pemutaran film berdurasi 30 menit dan diimbangi dengan tayangan behind the scene 7 menit tersebut, turut juga hadir sang Penulis novel, Leila S. Chudori, Sutradara, Pritagita Arianegara, dan para Produser yang tergabung dalam Dian Sastrowardoyo Foundation dan Sineria Film, Wisnu Darmawan dan Gita Fara.

Menurut PritaGita selaku Sutradara film Laut Bercerita, dirinya tidak hanya mengambil isu tahun 98 yang penuh dengan tragedy, namun juga mengambil sisi lain dari isu tersebut, yakni rasa kehilangan dan kesedihan.

“Isunya sendiri itu tidak hanya perisriwa 98, tapi juga tentang kehilangan dan kesedihan, dan kehilangan itu universal. Jadi saya melihat itu dari perspektif visual,” tutur Pritagita.

Film yang telah diputar di beberapa universita ini pun telah melalui riset yang cukup dalam, terbukti dengan 5 tahun proses pembuatan novelnya sendiri oleh Leila S. Chudori. Ia sampai melakukan sesi wawancara dengan para korban selamat serta keluarga korban yang tentu tidak mudah karena harus mengungkit masa lalu mereka yang cukup kelam. Dalam menggarap film ini pula, mereka dibantu oleh KONTRAS (Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) Surabaya dan IKOHI (Ikatan Keluarga Orang Hilang).

Film yang dibintangi oleh Reza Rahadian (Laut Biru) dan Dian Sastrowardoyo (Anjani) tersebut sedikit banyaknya bercerita tentang Biru Laut, seorang aktivis mahasiswa yang harus rela meregang nyawa di tangan orang-orang suruhan yang menculiknya, lantaran ia selalu mengkritisi pemerintahan pada zaman tersebut melalui diskusi buku terlarang. Anjani yang juga kekasih dari Biru Laut juga salah satu dari mahasiswa tersebut, namun dirinya tidak ikut diculik.

Di isi lain, Biru Laut memiliki keluarga yang sangat menyayanginya. Mereka selalu punya ritual makan bersama di sebuah ruang makan. Ada ibu, ayah, dan adik perempuan Biru Laut. Ketika Biru Laut tidak hadir lagi di meja itu, keluarganya tetap menunggu kedatangannya. Ternyata, Biru Laut tidak pernah datang. Ia hanya datang sebagai kenangan, begitu pun Biru Laut yang selalu mengenang keluarganya entah di mana. *ph

Komentar